Sabtu, 07 Januari 2017

AHY, Prajurit Macam Apa yang Takut Debat??




Agus oh Agus, kok prajurit bisa setakut ini. “Saya pikir (tiga kali debat) cukup (sosialisasikan program),” kata Agus di Is Plaza, Jakarta Timur. Jarang sekali kita temui ada calon debat yang sangat takut debat seperti ini. Debat saja takut, apalagi saat memerintah. Papanya saja meski hanya bisa prihatin tetapi masih pandai bicara dan berani debat…….tunggu dulu bukankah SBY pernah batal ikut wawancara Kick Andy karena tidak mendapat bocoran pertanyaan. Penulis tarik kembali ucapan tadi, tidak baik memfitnah toh?

Like Father Like Son


Agus merupakan anak papanya SBY. Hanya itu, tidak ada kualitas, emosi, prinsip, atau apapun yang menunjukkan bahwa beliau merupakan orang yang mampu mandiri. Sulit melihat seorang Agus sebagai laki-laki yang mandiri bila setiap kata-katanya seperti sudah dilatih oleh sang papa. Wakil Calon Gubernurnya saja penulis lebih hormat.

Sylviana Murni merupakan walikota perempuan pertama si Jakarta.Beliau memiliki pengalaman dan juga pernah dipercaya Ahok untuk mengutus Jakarta Pusat. Apa yang dikatakan oleh beliau juga lebih realistis, berani mengatakan bahwa penggusuran memang perlu bila ingin ditata, tidak seperti Agus yang memvisikan kota apung nan futuristik. Lebih percaya penulis kepada Sylviana Murni dibanding Agus.

Menjadi Gubernur itu sangat sulit, menjadi calonnya saja sudah sulit. Namun bila sudah terlanjur masuk, setidaknya jalankanlah dengan serius. Agus tidak seperti itu, gayanya kikuk dan terkesan tidak rela berada disana. Progam-progamnya menjanjikan Jakarta Baru, tetapi sangat jelas bahwa Jakarta yang ingin ditujunya adalah Jakarta jaman sebelum Jokowi. Tidak ada progam yang jelas dan bermanfaat, penangulangan korupsi merupakan urutan kesembilan, tidak memberikan solusi. Bila ditanya apa solusi banjir dan dijawabnya kota apung maka sudah jelas beliau tidak menguasai masalah. Tinggal menjawab membersihkan sungai saja kok susah?

Anak Papa


Tidak baik merendahkan ataupun mengejek seseorang tanpa alasan yang jelas. Bila yang diejek jokowi wajahnya kok tidak ganteng mungkin saja masih bisa diterima. Kalau Agus beda, tindakannya sangat mengundang ejekan. Saat wawancara dengan Mata Najwa beliau langsung babak belur, padahal yang dilawannya hanya rakyat sipil, bukan prajurit musuh. Lebih parah, bukannya memperbaiki diri dan menantang Mata Najwa untuk mewawancaranya lagi, beliau malah mangkir dari semua debat. Ini laki-laki atau bukan? Prajurit kok setakut ini? Ngapain saja selama di militer? Bisa-bisa Najwa Shihab dicap lebih jantan dibanding Agus.


Tidak ada kualitas yang dapat dengan gamblang menyatakan ‘Saya ini Agus Harimurti Yudhoyono, Calon Gubernur Jakarta’ Yang terlihat hanya anak SBY yang dipaksakan ikut pilkada demi nafsu politik papanya. Cara bicara disamakan, progam kerja sama rasa SBY, pengalaman tidak ada. Masyarakat mana yang mau memilih pemimpin seperti ini? Orang-orang bermasalah mendukung dia, FPI mendukung dia, apa kita bisa yakin sang anak SBY ini bisa memerintah dengan baik?

Debat, Momok Bagi Agus

Sudah jelas, Agus takut dengan debat. Yang dilawannya merupakan mantan menteri dan Gubernur non-aktif. Sebagai anak kacang, pasti Agus akan dibantai habis-habisan. Ahok tinggal bilang ‘Akhirnya semuanya hadir’ maka Agus sudah kehilangan mukanya. Anies tinggal bilang ‘Sebagai Akademisi, saya tertarik dengan konsep kota apung anda. Bisa tolong ajari saya?’ maka Agus mungkin mulai berderai air mata. Malunya itu lho! Semua serangan ke Agus akan tepat sasaran secara Terstruktur, Sistematis dan Masif.

Akan ada 3 debat yang diselenggarakan KPU Jakarta. Dijamin tiga-tiganya Agus akan dibantai. Oleh karena itu Agus bilang, cukup tiga kali saja. Apapun alasannya sudah terlihat Agus ini tidak kuat dan takut dengan momok bernama debat ini. Malam sebelum debat pasti tidak bisa tidur, kalau tidur pun mimpi buruk, debat dengan paslon yang lain. Agus mengaku tidak memiliki persiapan khusus, tetapi pasti berlatih habis-habisan. Minimal tidak dibantai 10-0, kalau bisa dapat satu poin.

Agus merupakan contoh orang yang salah di tempat yang salah dan pada waktu yang salah. Ambisi papanya sudah menghancurkan masa depan Agus. Nama baik Agus sebagai prajurit berprestasi pun sudah hilang, tinggal anak SBY yang dipaksa menjadi Gubernur. Menjadi pelawak karena membuat kita semua tertawa. Sungguh tragis nasib Agus ini. Entah apa yang ada di benak SBY hingga tega mengorbankan anaknya seperti ini. (06/01/2017).



Artikel Terkait


EmoticonEmoticon