Minggu, 03 Desember 2017

Survei: Jokowi-AHY Unggul Telak dari Prabowo-Anies, Akankah Jadi

Tags






Nama AHY terus dikait-kaitkan dengan Jokowi. Dia dinilai tepat menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019. Berdasarkan hasil survei, elektabilitas Jokowi-AHY mendapatkan raihan tertinggi dibanding jika Jokowi dipasangkan dengan calon lain.

Lembaga survei Indo Barometer mengadakan simulasi survei terhadap beberapa pasangan calon Wakil Presiden untuk mendampingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang. Dalam simulasi tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapatkan posisi teratas untuk bisa mendampingi Jokowi dibanding calon lainnnya.

"Pasangan Jokowi-Agus Harimurti Yudhoyono 48,6 persen pasangan Prabowo- Anies 19,1 persen. Dari simulasi model B juga Jokowi jika berpasangan dengan AHY sebesar 29,4 persen," kata Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari saat memaparkan hasil survei nasional 'Siapa Penantang Potensial Jokowi di 2019' di Jakarta Minggu (3/12).

Persentase Jokowi-AHY tersebut mengalahkan persentase untuk Jokowi-Gatot Nurmatyo sebesar 47,9 persen di posisi kedua. Kemudian jika Jokowi disandingkan dengan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil hanya mendapatkan 46,6 persen.

Sejak Ahok terjerat kasus penodaan agama dan sekarang mendekam di penjara, elektabilitasnya menurun drastis. Dirinya seolah sudah habis sehingga tidak masuk survei. Padahal, sebelum Ahok terkena kasus, Ahok disebut-sebut sebagai pasangan paling ideal dalam Pilpres 2019.

Duet maut Jokowi-Ahok disebut-sebut takkan terbendung. Keduanya menjadi harapan masyarakat Indonesia untuk membawa Indonesia melangkah lebih jauh lagi.

Skenario Jokowi-Ahok bisa disebut gagal total. Pihak musuh berhasil menggembosi kekuatan Jokowi sebelum Pilpres 2019 berlangsung. Duet Jokowi-Ahok adalah duet paling menakutkan dan diprediksi akan sulit dikalahkan oleh pasangan manapun.

Ketika skenario A gagal, tentu Jokowi sudah memiliki skenario B yang masih dia sembunyikan dan hanya dia yang tahu. Jokowi harus lebih teliti dan hati-hati dalam bermain politik karena musuh-musushnya semakin licik dan militan dalam menjatuhkannya.

Dimunculkannya nama AHY sebagai calon pendamping Jokowi bisa jadi hanya sebuah cara untuk menjatuhkan Jokowi. Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa jarang sekali ada lembaga survei yang netral. Tidak tanggung-tanggung, lembaga survei mengeluarkan survei yang begitu mengunggulkan AHY.

Jika Prabowo berpasangan dengan Anies, Jokowi memang harus mencari sosok yang muda dan enerjik untuk mengimbangi sosok Anies. Zaman sekarang, orang-orang muda terlihat jauh lebih menarik dibanding orang yang sudah tua.


Kalaupun misalnya Jokowi bisa menang jika berpasangan dengan AHY, yang harus diingat, AHY adalah keluarga dinasti Cikeas yang sepertinya tidak beda jauh dengan SBY. Apalagi sampai sekarang AHY belum terbukti mampu bekerja dengan baik sebagai pejabat pemerintahan. Pada Pilkada DKI saja, penampilan saat debat jauh dari memuaskan. Wajar jika AHY hanya dapat suara 17 persen. Itupun bisa jadi karena faktor dia adalah putra SBY.

Saya harap Jokowi lebih hati-hati. Bukan tidak mungkin jika mendekati Pilpres 2019, AHY akan terus mendekati Jokowi. Mungkin saja tiba-tiba keluarga Cikeas terlihat manis didepan Jokowi dan tidak lagi melontarkan pernyataan miring kepada Jokowi seperti yang sebelumnya terjadi.

Wajar jika setelah presidential threshold 20 persen disahkan, saat Prabowo mengunjungi SBY dengan harapan bisa berkoalisi dengan Demokrat atau meminang AHY sebagai pendamping, respon SBY membuat Prabowo tidak senang. SBY menyatakan bahwa tidak ada koalisi antara Demokrat dengan Gerindra.

Sikap SBY memperkuat dugaan bahwa dirinya sedang mengharapkan tawaran dari capres yang lebih berpeluang menang di Pilpres 2019. Siapa lagi kalau bukan Jokowi. Meskipun Jokowi beberapa kali membuat SBY malu, hal tersebu tidak menyurutkan niat SBY untuk bekerja sama dengan Jokowi asalkan bisa melambungkan putranya.

Jangan kaget kalau tiba-tiba SBY memuji-muji kinerja Jokowi. Jangan kaget juga jika tiba-tiba SBY datang ke istana untuk bersilaturahmi. AHY pun nampaknya antusias mendengar wacana bahwa namanya disebut-sebut berpeluang mendampingi Jokowi.

Sebagai pendukung Jokowi, entah kenapa feeling saya mengatakan tidak setuju jika Jokowi menggandeng AHY sekalipun duet Jokowi-AHY paling berpeluang menang. Sebagai pewaris dinasti Cikeas, saya belum yakin kalau AHY berbeda dengan SBY. Bisa jadi ini adalah langkah awal dari Dinasti Cikeas untuk menancapkan pengaruhnya di Indonesia. Jika nantinya AHY berpasangan dengan Jokowi dan berhasil menang, maka di Pilpres 2024 elektabilitas AHY tak terbendung lagi. Bukan mustahil jika Indonesia akan kembali dikuasai oleh dinasti Cikeas dan kita akan kembali melihat ratusan proyek mangkrak.

Kinerja AHY juga belum terbukti sama sekali. Jadi, saya berharap Jokowi menggandeng calon yang benar-benar berkompeten dan seiya sekata dengan Jokowi.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon