Kamis, 19 Januari 2017

HEBOH!!!! Bagi Ormas yang Berani Macam-macam Sama Lambang Negara, Bakal Dimusnahkan!



Konsekuensi orang yang tinggal di Indonesia berarti mau tidak mau harus bersedia dengan peraturan yang ada. Ia harus lapang dada terikat dengan kebijakan-kebijakan yang ada di negeri ini. Jika saja ada orang atau sekelompok orang yang ingin hidup otoriter dan semau kehendaknya sendiri, tanpa mau mematuhi aturan yang ada, maka kita persilakan padanya agar angkat koper saja dan pergi dari Indonesia. Silakan hidup di negera lain jika pengen hidup bebas semaunya sendiri, toh lagi pula di mana pun kita berada peraturan akan selalu mengikat kita. Ini sudah pasti!

Saking pengennya hidup bebas, sampai-sampai mereka juga bertindak dengan begitu leluasanya. Ada orang yang lagaknya macam penguasa, seakan ia adalah pemilik negeri ini, sehingga dengan PD-nya ia begitu berani mempermainkan lambang-lambang negara yang dinilai sakral bagi denyut nadi bangsa ini. Iya, mungkin, kabar ini sudah sangat familiar di tengah masyarakat kita, yaitu terkait dengan pelecehan Pancasila yang dilakukan oleh ketua ormas Islam (baca: FPI) yang cukup terkenal di negeri ini, Rizieq Shihab.

Sebelum diketahui banyak orang, pelecehan itu bermula dari sebuah ceramahnya yang berbentuk video yang terjadi beberapa tahun Silam. Kemudian, merasa ada pihak yang tersinggung, maka dilaporkanlah Rizieq Shihab ke kepolisian. Kurang lebih, transkrip dari ceramahnya yang melecehkan Pancasila berbunyi seperti ini, “Pancasila Soekarno ketuhanan ada di pantat, sedangkan Pancasila piagam Jakarta ketuhanan ada di kepala.”

Dan siapa yang melaporkan Rizieq Shihab? Sukmawati Soekarno Putri. Dialah putri dari Soekarno, yang merasa tersinggung atas sikap Imam Besar FPI tersebut kareana dinilai telah melecehakan Pancasila sekaligus Bung Karno yang notabene termasuk dari pembuat Pancasila tersebut. Nah, dari sini tentu bisa kita telisik lebih dalam, mengapa kok dia berani melecehkan Pancasila yang merupakan lambang negara, bahkan prinsip bagi bangsa Indonesia?


Mungkin, analisa yang bisa menjawabnya ialah, bahwa Rizieq tidak bisa membedakan antara ber-islam dan bernegara, sehingga apa-apa yang ada di dalam syariat Islam akan selalu dicampuradukkan ke ranah agama, sehingga ia sangat memandang remeh lambang-lambang kenegaraan, padahal ia sendiri hidup di sebuah negara yang bernama Indonesia. Yang terpenting baginya ialah, mematuhi Syariat Islam adalah segala-galanya, sementara mematuhi negara dan lambang-lambangnya tidak terlalu penting baginya. Memang antum hidup di mane, bib?

Nah, itulah sesat pikir yang semakin hari semakin berkembang di tengah masyarakat kita, terutama bagi sebagian umat Islam yang awam akan keislaman dan keindonesiaan. Makanya, jangan heran bila sekarang sering kita temui orang-orang yang anti pancasila dan anti bendera merah putih. Bagi mereka, hormat terhadap sang saka merah putih haram hukumnya. Kelompok-kelompok semacam itu adalah mereka yang berpaham ‘impor’ dari Saudi Arabia yang beraliran Wahabi. Mereka anti Pancasila dan nasionalisme. Dan hal itu bisa kita buktikan betapa semakin banyak orang Muslim yang hendak mendirikan kilafah dan negara Islam (darul Islam) di bumi pertiwi yang kita cintai ini.

Dan penulis sangat mengapresiasi sikap ketua MPR Zulkifli Hasan yang mendukung akan pembubaran ormas-ormas yang pandangannya bertentangan dengan Pancasila dan undang-undang yang berlaku di negeri ini. Tentu, bagi mereka yang menentang pancasila apalagi melecehkannya, mau tidak mau harus berhadapan dengan hukum. Tidak ada istilah kebal hukum. Setiap orang harus melewati jalur hukum jika benar bersalah, meski dari kalangan konglomerat sekalipun. Tidak ada pilih kasih dalam hal itu.

Makanya, bagi mereka yang tinggal di Indonesia, tetapi tidak menghormati lambang-lambang kenegaraan, sama saja mereka seperti seorang munafik, di satu sisi mengejek dan menghina lambang negeri ini, namun di sisi lain ia masih betah tinggal di negeri ini. Aneh sekali bukan?!


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon