Senin, 23 Januari 2017

KPK Kejar Koruptor Hingga ke Mancanegara




Kumpulnya “jogoan-jagoan” anti korupsi yang diwadahi oleh lembaga legal Negara yang didirikan pada tahun 2002, dimana KPK ini didirikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, dengan problematika penegakkan hukum yang terbilang kotor akhirnya dibentuklah KPK.

Sebenarnya ide lembaga tersebut sudah ada sejak era Presiden BJ Habibie yang mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN. Resmi berkibar bendera lembaga anti korupsi ini 2002, semenjak itu sudah tak terhitung gelombang dahsyat yang menerpa lembaga ini.

Kehadiran lembaga ini membuat para koruptor menyerang lembaga ini baik secara individu dan atau kelompok, baik legal atau pun kriminal dilakukan oleh “mereka”, sebut saja bagaimana para anggota DPR yang bersuara lantang menentang lembaga ini agar lembaga ini dibubarkan yang dilontarkan salah satunya oleh Fahri hamzah, dimana menentang dengan berbagai macam alasan dengan “serampangan” melakukan rasionalisasi terhadap argumentasinya, layaknya baru bisa bicara.

Belum lagi bagaimana pemimpin KPK seringkali mengalami kriminalisasi oleh lembaga lain yang “diincar” oleh nya sehingga berdampak dengan dicopotnya jabatan dan harus menjalani sidang peradilan.

Kini lembaga ini kembali menunjukkan peningkatan profesionalitas, dimana melakukan pembongkaran kasus transnasional. Jika dalam bisnis dan perdagangan kita mengenal perdagangan antar negara, multi nasional companyatau global company, kini lembaga anti korupsi kesekian kalinya melakukan langkah-langkah go international nya, dan menuai kesuksesan.

Tidak tanggung-tanggung dimana kasus suap yang menjerat Emirsyah Satar berkaitan dengan pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolly-Royce PRC pada PT. Garuda Indonesia, korupsi yang bersifat personal ini menerima suap dari tersangka SS (Soetikno Soedarjo dalam bentuk uang dan barang yaitu dalam bentuk uang Euro sebesar 1,2 juta Euro dan USD 180 ribu atau setara dengan 20 Milyar.


Kasus ini dibongkar oleh KPK dengan bekerja sama antar Negara, dengan Singapura (Corrupt Practices Investigation Bureau,CPIB) dan Kerajaan Inggris (Serious Fraud Office, SFO), dengan skema pelacakan keseluruh pihak yang terlibat, follow the money, follow the assets.

Keberhasilan ini mengandung beberapa pesan, bahwa ditengah maraknya pemberantasan korupsi tidak ada pembatasan-pembatasan, baik jabatan, orang “kuat”, para tokoh, bahkan lintas negara pun akan “tertangkap”. Virus kebaikan yang disebarkan oleh KPK untuk meredam korupsi ini disampaikan kemasyarakat, dimana pesan kepada para koruptur bahwa mereka tidak lagi bisa bersembunyi, termasuk juga untuk “mantan” yang pastinya mempunyai jaringan internasional yang tidak kalah hebatnya dibandingkan dengan kasus Emirsyah ini.

Yang sebentar lagi jaringan para mantan yang kini tengah bekerja keras untuk bertahan dan mengambil kembali kekuasaan agar leluasa kembali merampok negara ini, dengan metode mereka memutarbalikkan fakta, menyebarkan berita Hoax (bohong), dimana mereka menjabarkan tanpa menyebutkan sumber dan melakukan analisa “suka-suka” mereka dan dengan kejam melakukan fitnah tanpa segan-segan menyebutkan angka-angka dan tanggal, serta kebohongan lainnya, menyerang orang yang memusuhi korupsi dan memutarbalikkan fakta, jelas orang ini bersih (tolak ukur yang jelas, tidak dipenjara!), namun dituduh dia melakukan korupsi, seperti yang dialami oleh Ahok.

Isu agama, isu penistaan, isu etnis, serta intoleransi yang kini gencar dilakukan oleh gerombolan “koruptor” dan mantan ini diangkat semenjak semakin gencarnya perang terhadap korupsi. Masih segar bagaimana Ahok menyerang lembaga dewan (DPRD DKI), dengan si Lulung, sebagai garda “mereka”, dan tertangkapnya kawanan anggota dewan dan dijatuhi hukuman. Semenjak itu gendering perang semakin gencar melanda Ahok, dan kini Ahok si Pejuang Anti Korupsi berjuang untuk bertahan dan memenangkan pertempuran ini, yakinlah orang baik di negeri ini masih banyak, dan Ahok tidak akan sendirian. Kini kawanan koruptor dewan tersebut sekarang diam dan tertawa kemenangan sebab sudah dapat membuat Ahok cukup kerepotan.

Secara personal, orang-orang baik lainnya akan berdatangan dan bersama-sama Ahok beserta lembaga KPK akan menyingkirkan segala penyakit masyarakat tersebut yaitu korupsi.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon