Senin, 09 Januari 2017

Prabowo Akhirnya "Turun Gunung" untuk Mendongkrak Anies-Sandi Yang Lagi Anjlog


Tentu kita tidak bisa menutup mata, bahwa Pilkada DKI Jakarta adalah Pilkada yang paling “ramai” dan mampu “menidurkan” Pilkada di daerah lain. Wajar saja, karena Jakarta adalah “titik episentrum” politik nasional. Menjadi pemenang dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta menjadi jalan mulus bagi seseorang dan partai politik pendukungnya untuk semakin “mentereng”, bahkan untuk kepentingan yang lebih besar lainnya, seperti hasrat untuk ikut “bertarung” dalam Pilpres selanjutnya, misalnya. Sehingga tidak aneh ketika semua mata tertuju pada Jakarta. Jakarta centris,tetaplah menjadi satu tema yang sulit dihilangkan, dalam banyak hal. 

Seperti yang sempat diumumkan sebelumnya, Prabowo –ketua Umum Gerindra– dan Shohibul Iman –ketua Umum PKS– sebagai dua partai pengusung Anies-Sandi, akan ‘turun gunung’ untuk mendukung dan ikut berkampanye langsung kepada warga. Benar, Prabowo sudah memulainya ketika ikut mendampingi pasangan calon yang diusungnya berkunjung ke kampung Aquarium, Jakarta Utara. Prabowo, yang sejauh ini berada di balik layar, mengambil satu tempatnya di panggung untuk menampilkan perannya secara langsung. 

Secara tegas, dengan gaya komunikasinya yang bernas, Prabowo mengajak warga untuk tidak ragu memilih Anies-Sandi sebagai gubernur DKI Jakarta. Secara tegas, Prabowo mengatakan dan meyakinkan kepada warga, bahwa keduanya berhati baik, bukan maling yang akan merugikan dan menipu rakyat!. 

Pertanyaan selanjutnya yang menarik adalah, akankah ‘turun gunung’nya Prabowo akan mendongkrak elektabilitas Anies-Sandi yang dalam beberapa releasesurvei terakhir selalu berada di urutan paling buncit? Karena tentu saja, Pilkada pada ujungnya akan berbicara soal elektabilitas dan kemungkinan keterpilihan. 

Dalam konteks tertentu ‘turun gunung’nya Prabowo adalah hal yang biasa karena sebagai Ketua Umum partai pengusung utama Anies-Sandi, wajar saja ketika ikut berkampanye dan meminta dukungan warga. Ketua Umum sebuah partai politik, memang meniscayakan ‘turun gunung’ untuk mendukung kuda pacuannya di seluruh daerah yang sedang melaksakakan Pilkada secara serentak, bukan hanya di Jakarta saja. 

Tapi sosok Prabowo adalah sosok istimewa, yang dalam ingatan sebagian rakyat Indonesia tetaplah menjadi idola. Prabowo, bersama Jokowi, sempat menjadi sosok yang paling tersohor, terkenal, dan paling banyak diperbincangkan, pada 2014 silam ketika sedang “bertarung” dalam Pilpres. Prabowo, jelas mempunyai massa yang perlu diperhitungkan. Dan sekarang, bersama dengan Megawati dan SBY, Prabowo menjadi “trio” tokoh bangsa, sekaligus Ketua Umum di partainya masing-masing, yang diperhitungkan dan didengarkan. Satu-satunya kekalahannya adalah belum pernah menjadi Presiden. Itu saja. 

Maka, tentu saja, ‘turun gunung’nya Prabowo untuk Anies-Sandi, secara politis akan menaikkan elektabiltas Anies-Sandi mengingat ketokohan Prabowo yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bukan hanya soal para fanssaja, tapi perlu diingat, bahwa Prabowo juga ikut memenangkan Jokowi-Ahok pada Pilkada sebelumnya. Massa pendukungnya, pada Pilpres 2014 lalu, masih bisa dirasakan hingga saat ini, termasuk di Jakarta. Indonesia Bangkit-nya tetap menjadi tagline patriotik. 

Prabowo bisa menjadi “berkah” yang memungkinkan warga Jakarta pemilih Anies-Sandi semakin yakin akan pilihannya, dan membuat warga yang masih ragu menjadi yakin untuk memilih Anies-Sandi. Terbukti, Prabowo menjadi magnet baru dalam kunjungannya ke Kampung Aquarium yang mampu menarik dan menyedot perhatian warga. Perlu kita tunggu tempat-tempat yang akan dikunjungi selanjutnya, dengan keriuhan yang asli, bukan dipersiapkan untuk melancarkan “politik ramai supaya rakyat ikut-ikutan”!. 

Artinya, peran Prabowo dalam mendongkrak elektabilitas pasangan Anies-Sandi tentu saja tak bisa dikesampingkan, namun apakah itu akan signifikan mengingat pertarungan di Pilkada DKI Jakarta dipenuhi aktor-aktor politik hebat dengan sejuta pengalaman? Untuk menjawab signifikan atau tidaknya, tentu saja tidak mudah. Apalagi kalau dikaitkan dengan elektabilitas Anies-Sandi yang mandeg,di posisi paling akhir. Elektabilitasnya “lesu”. Setuju kalau program Anies-Sandi itu benar-benar luar biasa, tapi masyarakat Jakarta yang tak ingin terlalu “ribet”, akan memilih Agus-Sylvi dengan janji bantuan sosialnya atau Ahok yang harus diakui, dalam beberapa hal sudah terbukti kinerjanya. 

Memang tak mudah untuk mendongkrak elektabilitas Anies-Sandi. Meski ‘turun gunung’nya Prabowo membawa angin segar, tapi Anies-Sandi dan siapapun yang ada di belakangnya harus berjuang lebih keras lagi; “mati-matian”. Batas waktu tinggal sebentar. Bukan hanya Prabowo, tapi Shohibul Iman sebagai Ketua Umum PKS juga diharapkan “taji”nya untuk menghidupkan “ruh” perjuangan di kalangan kader-kader PKS sehingga dapat mendongkrak elektabilitas melalui gerilya asli di lapangan, terutama PKS yang selalu menjadi partai pemenang di ibu kota. 

Masalahnya, bagaimana kalau seandainya Megawati dan SBY juga ikut turun gunung untuk kepentingan politiknya di Jakarta, tidak lagi main kucing-kucingan di balik layar? Menarik untuk kita ikuti kejutan-kejutan selanjutnya.

Sumber

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon