Selasa, 10 Januari 2017

Jokowi – Habib Lutfi bin Yahya, Simbol Persatuan Ulama dan Pemerintah



Pada tanggal 8 Januari 2017, Habib Lutfi mengadakan Maulid Nabi Muhammad di kediamannya di Pekalongan. Presiden Jokowi turut menghadiri perayaan itu, bahkan Kapolri Tito Karnavian serta Panglima TNI Gatot, menghadiri juga acara tersebut. Banyak juga kalangan dari non Muslim hadir untuk sekedar silaturahim kepada Ulama dan pemerintah.

Tampak di foto, Habib Lutfi dan Jokowi bergandeng tangan dengan mesra, bagaikan saudara kembar yang saling menyayangi. Di tengah-tengah isu bahwa pemerintah Jokowi melakukan kerugian kepada umat Islam bahkan memusuhi umat Islam, hal ini di tangkis dengan cara bergandengan tangan dengan Ulama. Tak tanggung-tanggung, yang di gandeng adalah Rais Am Tarekat NU, yaitu Habib Lutfi bin Yahya.

Bahkan, semua elemen pemerintah dan masyarakat bersatu untuk sama-sama memperingati Maulid Nabi Muhammad, sekaligus untuk menyatakan bela negara dari terorisme dan radikalisme. Inilah simbol, bahwa pemerintah Jokowi tidak anti Islam, Jokowi bukanlah orang yang mempunyai agenda untuk menghancurkan Islam, begitu juga dengan Habib Lutfi bin Yahya, dia bukanlah Habib yang meneriakan revolusi, bukan Ulama yang mendukung terorisme, bukan Ulama yang mencaci maki pemerintah, bukan Ulama yang selalu menghina keyakinan orang lain, sehingga Jokowi dan Habib Lutfi adalah simbol bahwa umat Islam bersatu dengan pemerintah, umat Islam, Ulama dan pemerintah sama-sama mempunyai misi mempertahankan Pancasila dan NKRI.

Isu yang menimpa Jokowi sebenarnya isu basi. Bagaikan makanan, biarpun basi jika dihangatin terus menerus ada yang makan juga. Sebelum Jokowi di fitnah membenci umat Islam, Presiden Suriah, Basar Asad terlebih dahulu di fitnah. Dia bahkan di fitnah mengaku Tuhan, memusuhi Ulama, membunuh umat Islam, sehingga banyak yang terpropaganda yang membuat Suriah menjadi hancur berkeping-keping, padahal Basar Asad bersatu bersama Ulama seperti Syaikh Ramdhan Al-Buty dan Syaikh Badroddin Hason. Jokowi pun sama, di tuduh anti Islam, Komunis, bukan anak kandung dari ibunya, akan menghancurkan Islam, tetapi ternyata itu di bantah dengan menggandeng Ulama yang keilmuwannya diakui di dunia.

Mereka sengaja melakukan propaganda tersebut agar mampu menarik simpati sebagian umat Islam di Indonesia untuk melakukan revolusi. Indonesia mayoritas Muslim, ini menjadi ladang yang segar untuk menghembuskan isu agama, apalagi menyangkut pemerintah. Sehingga yang diharapkan adalah Jokowi lengser dan negara Indonesia bisa menjadi negara “Islam” versi mereka.

Bahkan tak segan-segan umat non Muslim hadir untuk mendengarkan sambutan Jokowi dan ceramah Habib Lutfi bin Yahya. Non Muslim yang hadir tidak merasa takut apalagi risih, sebagaimana kita ketahui, Jokowi dan Habib Lutfi sama-sama orang NU. Sejak dulu, dakwah orang NU tidak pernah memukul, mencaci, memfitnah, menghasut, membunuh, apalagi untuk menggulingkan negara. NU memegang prinsip jika berdakwah dengan bahasa yang alus, sopan, penuh kedamaian, dan setia kepada NKRI. Hal ini tertuang dalam slogan Islam Nusantara, Islam yang merangkul bukan memukul, Islam yang lembut, dan Islam yang santun.

Dengan simbol persatuan ini, diharapkan Indonesia mampu menjadi negara besar, tidak mudah dihasut untuk melakukan revolusi, karena mendirikan dan memerdekakan bangsa ini itu sulit, sudah banyak nyawa yang melayang, sudah habis darah yang dikeluarkan, jangan sampai Indonesia terpecah ke dalam isu sektarian. Habib Lutfi selalu berpesan bahwa NKRI harga mati, membela bangsa dan negara hukumnya wajib, mempertahankan negara dari paham terorisme dan radikalisme hukumnya wajib, Indonesia adalah negara Pancasila, apapun agama dan sukunya berhak di Indonesia tanpa ada status pembeda.




Artikel Terkait

1 komentar so far

Hukum merupakan wajah penjelmaan Allah Swt

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarkatuh
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman, demikian pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka ingin berhukum kepada thaghut padahal mereka telah diperintahkan utk mengingkari thaghut itu. Dan syaitan ingin menyesatkan mereka dgn penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka ‘Marilah kamu tunduk kepada yang Allah turunkan dan kepada Rasul’ niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi dari kamu dengan sekuat-kuatnya...” (QS.An-Nisa’:60-61)

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada [hukum] Allah bagi orang-orang yang yakin.” (QS. Al-Ma’idah: 50)

Allah Subhanahuwata’ala berfirman yang artinya: “Mereka tuli, bisu dan buta sehingga tidak dapat kembali” (Al Baqarah : 18)

Kaum Sekuler Anti Syariat Islam, Telinganya pekak dari mendengar kebenaran Alquran. Bisu mulutnya untuk menyatakan kepastian hukum Alquran dan buta matanya tidak melihat mu’jizat Alquran.

“Diantara manusia ada yang membantah Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu). Sambil memalingkan lambungnya (dengan congkak) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Dia mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat akan Kami berikan kepadanya azab yang membakar” (Al Hajj : 8-9)

Hukum merupakan wajah penjelmaan Allah Swt. Maka orang, kelompok, golongan masyarakat yang berhukum dengan hukum Allah, mereka adalah penyembah - penyembah Allah.

Adapun orang, kelompok, golongan, masyarakat yang berhukum dengan KUHP dan Undang – undang sekuler lainnya, mereka adalah penyembah-penyembah pembuat hukum dan hawa nafsu.

Sebagaimana disebut dalam Alquran :
“Belum kamu lihat orang-orang yang bertuhankan hawa nafsunya, apakah engkau menjadi pelindungnya ?” (Al Furqan 25 : 43)

“Maka demi Rabmu, mereka tidak beriman sebelum menjadikan engkau (Muhammad) sebagai HAKIM dalam perkara yang mereka perselisihkan (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Annisa : 65)

Pada ayat ini Allah bersumpah menyatakan tidak beriman orang – orang yang berhukum dengan hukum diluar syariat yang dibawa Muhammad Saw.

Karenanya segenap kaum muslimin yang ingin berjumpa dengan Allah Swt, dia ridho kepada Allah, Allah pun ridho kepadanya.

Dan kewajiban bagi setiap yang mengaku ummat Muhammad Saw untuk memperjuangkan tegaknya hukum yang dibawa Muhammad Saw di negeri ini. Wallahu a’lam bisshawab, Billahi fie sabilil haq.


EmoticonEmoticon