Selasa, 31 Januari 2017

Akhirnya Rizieq Syihab Buka Suara terkait Chat Sex dengan Firza Husein




Setelah ditunggu-tunggu akhirnya Rizieq Syihab mau membuka suara terkait isu miring dengan Firza Huesin. Dan seperti yang saya duga, Rizieq Syihab menyatakan itu fitnah.

Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab bicara soal keberadaan percakapan WhatsApp yang disebut antara dirinya dan Firza Husein yang tersebar melalui situs baladacintarizieq. Rizieq menegaskan hal itu merupakan fitnah.

“Baik, tentang beredarnya ada rekaman fitnah yang mengatasnamakan Firza Husein, juga saya sekali lagi saya katakan itu semua adalah fitnah,” kata Rizieq di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2017).

Menurut Rizieq, Firza Husein juga telah menyampaikan bantahan melalui juru bicara. Pihak Firza, dikatakan Rizieq, membantah semua, seperti foto dan rekaman suara.

“Kita tahu alhamdulillah kemarin bahwa Firza Husein juga sudah menyampaikan bantahan melalui juru bicaranya, yaitu kalau tidak salah Yakub Arupalaka yang mana Firza Husein menolak bahwa rekaman suara, foto ataupun chat yang ada sama sekali beliau tidak bertanggung jawab dan tidak tahu-menahu,” ujar Rizieq.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-3410772/soal-baladacintarizieq-habib-rizieq-itu-fitnah.



Ada beberapa hal yang tidak biasa dari seorang Rizieq Syihab. Dia biasanya sangat sensitif dan reaktif. Sebelumnya, jika ada tuduhan yang mengarah kepadanya, dia akan langsung bersuara lantang dan segera melakukan tindakan-tindakan. Namun kali ini suaranya tidak selantang biasanya. Dia juga belum mengajak FPI untuk melakukan aksi untuk menolak tuduhan yang dilayangkan kepada Rizieq Syihab. Dia seperti tidak ingin isu ini akan terus berkembang, Dia seperti ingin agar orang-orang cepat melupakannya.

Sekarang kita simak bantahan dari pihak Firza Husein:
Memang benar bahwa pihak Firza Hesein, Yakub Arupalaka telah menyampaikan bantahan terkait isu miring tersebut. Yakub Arupalaka langsung membeberkan sejumlah alasan untuk menyatakan rekaman tersebut merupakan rekayasa. Dia mengklarifikasi bahwa Foto beserta Chatting dan video yang tersebar di media itu kami tidak benar adanya. Dia sudah ke Mega Mendung semalam, jam satu malam bertemu dengan Ahmad Dhani bahwa semua itu direkayasa.

Yakub menjelaskan, percakapan itu hanya rekayasa karena handphone milik Firza Husein hingga saat ini belum kembali sejak ditangkap polisi karena diduga terlibat makar menjelang aksi 212. Firza Husein membiayai aksi makar yang dilakukan sejumlah aktivis.


“Ibu Firza Husein itu sama sekali tidak memegang HP sampai sekarang, dia itu HP-nya masih di Polisi sampai sekarang belum dikembalikan,” kata Yakub.

Sumber : http://news.liputan6.com/read/2841843/alasan-loyalis-nyatakan-skandal-rizieq-firza-husein-rekayasa

Saya tidak akan membahas tentang kebenaran berita skandal Rizieq Syihab dan Firza Husein. Saya hanya akan sedikit membahas bantahan Rizieq Syihab serta pihak Firza Husein yang saya rasa masih belum menjawab rasa penasaran umat. Sebaliknya, justru membuat umat semakin bertanya-tanya. Ada rahasia apa antara Rizieq Syihab dan Firza Husein? Seperti ada yang sedang ditutup-tutupi oleh mereka.

Bantahan yang dikeluarkan oleh pihak Firza ternyata identik dengan bantahan yang dikeluarkan oleh tim kuasa hukum Rizieq Syihab. Jika Rizieq Syihab dikatakan tidak memegang Hp karena dipegang oleh istrinya, sedangkan Firza Husein dikatakan hpnya telah disita oleh pihak kepolisian.

Saya heran, zaman serba modern seperti ini ternyata masih ada yang mampu tidak memegang Hp. Apa benar Rizieq Syihab tidak memegang Hp karena Hpnya diserahkan kepada istrinya? Apa mungkin dia hanya punya Hp satu? Apa benar setelah Hpnya disita polisi Firza Husein tidak memegang Hp sama sekali? Silahkan pembaca seword.com mengira-ngira sendiri.

Sepengamatan saya, zaman sekarang umumnya selalu bersama Hp di setiap aktivitasnya. Jarang ada yang mampu menahan diri untuk tidak membawa Hp dalam waktu yang lama. Kalau memang mereka berdua sanggup tidak memegang Hp, sungguh hebat. Mereka menjadi makhluk langka di dunia yang serba modern ini.

Bantahan bahwa mereka berdua sudah lama tidak memegang Hp tidak ada faidahnya sama sekali. Mereka mengatakan bahwa sejak aksi bela Islam tidak memgang Hp. Ini jelas tidak mampu membantah dugaan, karena chat itu terjadi di bulan Agustus. Logikanya, pada saat bulan Agustus mereka masih memegang Hp. Mereka mungkin kurang teliti dalam membuat bantahan.hee

Selanjutnya, dengan mengatakan bahwa ada yang telah merekayasa Hp Firza Husein setelah hpnya disita polisi. Kalau memang Hpnya telah direkayasa, kalau begitu siapa yang merekaya Hpnya? Apa ada pihak lain yang memegang Hp Firza Husein selain polisi? Secara tidak langsung, bantahan ini justru telah menjudge polisi lah yang telah melakukan rekayasa. Karena barang sitaan polisi tentu sangat dijaga dan tidak mungkin sembarang orang mampu menguasasinya kecuali polisi.

Sebenarnya jika mereka memang tidak bersalah, lakukan konferensi pers duduk bersama mengundang wartawan untuk meliput. Bantah tuduhan itu dengan bukti-bukti yang kuat dan empiris. Kalau hanya bilang itu fitnah, saya rasa setiap pelaku kejahatan juga akan mengatakan hal yang sama ketika dituduh melakukan kejahatan. Tidak ada pelaku kejahatan yang mau mengakui kejahatannya.

Mungkin seperti itu….


MENGEJUTKAN!!! Anonymous Berhadapan Dengan Muslim Cyber Army (FPI)




Belum lama ini, netizen Indonesia dibuat heboh dengan beredarnya percakapan mesum antara Ketua Umum Front Pembela Islam, Rizieq Shihab dengan Firza Husein. Banyak yang bertanya-tanya tentang keaslian percakapan itu. Namun diluar asli atau hoaxnya berita itu, ada desas-desus mengatakan bahwa Anonymous adalah aktor yang membocorkan percakapan Rizieq Shihab dengan Firza Husein.

Berita ini membuat saya langsung cepat bergerak untuk mengetahui siapa Anonymous yang hebat itu. Dan hasilnya membuat saya tercengang.!

Anonymous adalah organisasi sekelompok hacker yang sangat hebat,bahkan sangat terjaga kerahasiaan organisasinya yang dibentuk pada tahun 2003, sumber.
Para anggota Anonymous dapat dikenali di depan publik dengan mengenakan topeng Guy Fawkes atau yang biasa dikenal V for Vendetta. Berikut ciri dari topeng Anonymous:

*Topeng wajah tersenyum dan ceria
*Memiliki jenggot & kumis
*Memiliki pipi merah seperti orang pemalu




Seperti organisasi lainnya yang ada di dunia, Anonymous memliki motto


We are Anonymous. We are Legion. We do not forgive. We do not forget. Expect us !

Tahun 2016 yang lalu, Anonymous mengincar Donald Trump sebagai target serangan, yang berencana membongkar kampanye dan mengekspos rahasia bakal calon Presiden Amerika Serikat pada saat itu. Dalam videonya, Anonymous berencana mematikan situs properti Trump.
“Kami telah memperhatikan Anda (Trump) sejak lama dan hal itu membuat kami terganggu. Anda tidak berjuang untuk siap-siapa, hanya demi kerakusan dan kekuatan Anda.”

Anonymous memiliki rekam jejak didunia hacker, dan mereka memiliki pesan yang sangat menggetarkan.!



“Waktunya telah tiba bagi orang-orang di dunia untuk bersatu. Anda tidak dapat menunggu untuk sebuah Revolusi, anda adalah revolusi itu sendiri, kami adalah revolusi, kekuatan kami adalah pada jumlah.”

“Anonymous memerlukan bantuan anda, orang-orang di seluruh dunia meminta bantuan anda!”

“Kami melakukannya karena kami bisa! Kami melakukannya untuk masa depan anak-anak kami dan semua kehidupan di planet ini. Kami melakukannya karena kami melihat kebohongan dan tipuan. Anonymous adalah semua orang. Semua orang adalah Anonymous. Sekarang! anda juga bisa menjadi Anonymous. Bergabunglah dengan kami, Anonymous!”

Anonymous memiliki prinsip untuk meretas situs-situs yang dianggap berbahaya dan mengancam kehidupan manusia melalui situs internet.
Tujuan Anonymous ini adalah agar semua bisa bebas berekspresi di internet. Mereka tidak suka tindakan pemerintah yang melakukan sensor atau pemblokiran secara sepihak dan mereka siap memeranginya dengan ‘senjata’ yang luar biasa. Sumber

Para Anonymous selalu mengenakan pakaian yang gelap, sesuai dengan cara mereka bekerja, senyap tak terdekteksi. Anonymous memberi nama TUXEDO untuk pakaiannya, walaupun terlihat sama dengan pakaian yang serupa namun hanya Anonymous yang mengetahui perbedaannya pakaian mereka.

Dari beberapa sumber yang saya dapat, inilah sebagian kecil hasil kerja Anonymous yang sangat menakutkan:
1.Menyerang situs di Israel dengan jumlah sekitar 10.000, sungguh angka yang menakjubkan
2.Menyerang ratusan situs di Cina
3.Menyerang ribuan situs di India

Kehebatan Anonymous jauh meninggalkan Muslim Cyber Army ala FPI, yang katanya melindungi situs-situs FPI dan para petinggi ormas itu. Namun nyatanya, Pimpinan FPI, Rizieq Shihab kecolongan tak berkutik menghentikan Anonymous. Terlepas apakah percakapan mesum itu asli atau bukan, yang jelas FPI-Muslim Cyber Army tak berkutik.

Jika saya ibaratkan Muslim Cyber Army (FPI) ibarat kutu jika dibandingkan Anonymous yang memiliki jaringan organisasi yang tersebar diseluruh dunia.
Pada tahun 2011, Majalah Times memasukkan nama “Anonymous” sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia. Sumber:wikipedia

Jadi, sampai disini yakin Muslim Cyber Army mau melawan Anonymous.? Saya ga yakin

Salam Seword..!

Cara Lucu Nan Cerdas Ahok Sindir Agus Dan Anies




Masih ingat dengan tekad dan kengototan Anies memulangkan Ahok ke kampung halaman? Menurutnya kinerja pemprov DKI Jakarta semasa Ahok mendapat rapor merah. Baca ini dulu biar mengerti.

https://seword.com/politik/pak-anies-berkacalah-sebelum-pulangkan-ahok-ke-kampung-halaman/

Sejauh pengamatan saya, pasangan nomor 1 dan 3 makin terang-terangan menyudutkan Ahok baik dengan cara nyinyir, menyindir bahkan frontal. Apalagi Anies yang kian hari mulutnya kian jauh dari kata santun terutama yang menyangkut Ahok.

Ahok sendiri juga tidak lepas dari menyindir, meskipun tidak sekeras paslon lain. Dia menggunakan cara yan berbeda dalam memberikan sindiran. Lebih halus tapi kalau dipikir-pikir sindirannya lucu, dalem dan cukup menohok. Dan yang terpenting tidak emosian dan kalap.

Menjawab pernyataan Anies, Ahok membalasnya dengan candaan. Ahok mengatakan pjika Anies berniat memulangkannya ke Belitung Timur, maka tunggu momen lebaran sekaligus tiket pulangnya.

“Atau kalau mau pulangin saya boleh lah. Tunggu Lebaran beliin tiket boleh lah. Tapi nanti gratifikasi lagi,” kata Ahok sambil terbahak. Mengikuti gaya candaan Ahok, saya mau tanya, lebaran apa dulu nih? Lebaran yang biasa atau yang titik-titik? Hahahahaha.

Jawaban berisi canda namun cukup untuk membuat Anies tersenyum kecut sekaligus kesal bukan main. Karena saya tahu membalas sindiran dengan candaan adalah cara ampuh untuk membuat orang makin kesal. Sekaligus cerdas karena kalau Anies terpancing, maka sifat buruknya akan keluar dan akhirnya malah bikin malu. Sungguh sebuah serangan cerdas.

Bagaimana dengan Agus-Sylvi?

Ada kejadian lucu ketika Ahok blusukan di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu kemarin. Tidak afdol jika tidak berfoto. Saat itu Ahok hendak berfoto dengan warga setempat. Tapi spanduk Ahok-Djarot rusak dihempas angin. Sebagai gantinya Ahok malah memilih background kandidat Agus-Sylvi. Lihat fotonya di awal artikel.


Spanduk Agus-Sylvi yang masih utuh ketika itu menjadi sasaran Ahok bersama pendukungnya untuk dijadikan latar foto. “Foto di sini dong. Jadi ini namanya numpang spanduk,” ajak Ahok. Sambil mengacungkan salam dua jari, mereka berfoto berfoto ria.

Hahahahaha. Bisa saja Pak Ahok bercanda. Biasanya paslon lain pasti ogah berfoto dengan latar belakang bukan dirinya. Sebisa mungkin apa pun yang berhubungan dengan paslon lain dihindari saat diliput media. Nggak mungkin dong ingin kampanye tapi malah mempromosikan paslon lain. Tapi yang dilakukan Ahok malah sengaja meminjam Agus-Sylvi saat berfoto.

Ini juga menurut saya menyindir Agus-Sylvi karena bisa saja berfoto tanpa latar belakang spanduk paslon lain. Aneh tapi lucu sih, karena ini benar-benar lain dari yang lain. Kalau pembaca ikut pilkada tentunya tidak sudi melakukan seperti itu. Tapi Ahok bersikap santai dan menganggap ini bukan hal besar. Tapi saya yakin Agus-Sylvi pasti bereaksi melihat ini, hahahaha. Lagi-lagi sebuah kode dari Ahok pada Agus dan Anies, tapi dengan cara yang lebih cerdas, diselipin humor namun mematikan, ibarat uppercut yang sekali kena langsung puyeng.

Memang saling sindir pernah dilakukan semua paslon terutama dalam debat cukup terlihat jelas, tapi kebanyakan Agus dan Anies yang memulai duluan, terutama Anies. Bahkan terkesan mereka memancing dan ingin memperpanas suasana supaya lebih seru.

Tapi sayang sindiran Ahok lebih ngena dan cerdas, pintar namun bikin kesel, halus namun bikin geram. Pokoknya ngakak deh, karena kalau tidak salah dia pernah ber-stand up comedy, cek deh di youtube.

Tidak heran Ahok jago menutupi sindirannya dengan lawakan. Anies? Lebih cocok jadi peran antagonis, nggak akan bisa ngelawak.

Agus? Terus terang, Agus lebih jago ngelawak. Lihat saja di mata Najwa dan program apung-apungan yang maha ngakak. Ahok masih harus berguru pada Agus.

Bagaimana menurut Anda?


LUAR BIASA!!! AHY Kembali Menjadi Penakut Dan Tak Mau Hadir Di Acara MATA NAJWA


Saat melihat tweet Mata Najwa, jujur saya jadi kecewa. Bagaimana tidak? Setelah dua minggu yang lalu saya datang ke studio Metro TV untuk menonton secara langsung wawancara live Mbak Nana dengan Pak Ahok dan Pak Djarot, dan seharusnya digilir setiap minggu untuk setiap pasangan calon, eh, giliran Agus, malah W.O. (Walk Out):







Padahal, acara Mata Najwa ini kalau dipergunakan dengan sebaik – baiknya bisa menjadi alat kampanye yang luar biasa efektif lho. Lihat saja, bagaimana pasangan calon nomor dua begitu menikmati 7 segmen di acara tersebut untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tajam dari Mbak Nana yang kadang diselipkan isu liar di luaran sana. Justru, di acara itu merupakan ajang klarifikasi dan merebut hati para calon pemilih lho. Lihat saja, setelah acara Mata Najwa, kampanye Pak Ahok dan Pak Djarot semakin meriah, dan warga sudah tidak malu – malu lagi mendukung mereka. Yang terbaru ya, yang di Kepulauan Seribu kemarin. Kalau begini kan jadinya Pak Ahok menang banyak alias udah jadi winner di hati warga.

Tapi, kalau tidak hati–hati bisa juga jadi ajang bunuh diri seperti yang terjadi kepada Pak Anies minggu yang lalu. Seperti yang sudah dibahas oleh para penulis Seword. Dianggap K.O. karena banyak sekali mengeluarkan pernyataan dan jawaban blunder saat diberikan pertanyaan tajam ala Mbak Nana. Contohnya tentang Alexis, Reklamasi, dan masih banyak lagi.

Sekarang kita kembali kepada Mas Agus yang itu. Dengan semakin mendekatnya waktu pencoblosan dan semakin bertubi – tubinya masalah yang dihadapi oleh pasangan ini seperti dugaan keterlibatan suami Mpok Sylvi dalam mendanai salah satu tersangka makar, dugaan korupsi pembangunan mesjid saat Mpok Sylvi menjabat sebagai walikota dan yang terbaru dugaan penyelewengan dana bansos pramuka. Bukankah hadir di Mata Najwa akan sangat menguntungkan supaya bisa klarifikasi seperti pasangan Ahok – Djarot 2 minggu yang lalu yang mengklarifikasi fitnah video dengan Ariesman.


Jangan lupakan juga saksi – saksi dalam persidangan Ahok yang bermasalah dan terafiliasi dengan pasangan calon nomor satu. Yang terbaru tentu saja kesaksian dari K.H. Ma’ruf Amin. Seharusnya besok itu merupakan kesempatan emas Mas Agus untuk klarifikasi semuanya lho. Sehingga terang benderang dan siapa tahu, bisa mengambil hati para pemilih swing voters.

Tetapi harus diingat juga Mas, kalau Mbak Nana itu tidak seperti jurnalis lain. Beliau suka mencecar kalau merasa pertanyaannya belum terjawab. Waktu mewawancara Pak Ahok saja, beliau tidak segan – segan mencecar waktu penjelasan Pak Ahok mulai agak out of topic. Apalagi kalau Mas Agus mulai kumat gaya mengapungnya, bisa – bisa ditusuk seperti balon hijau dor! Nanti hatinya jadi sangat kacau 


 

Hahaha…

Karena Mas Agus bersikeras tidak mau datang ke acaranya Mbak Nana, publik malah jadi curiga Mas, jangan – jangan Mas trauma ya? Karena pengalaman pertama dengan Mbak Nana bukannya begitu menggoda, malah begitu nelangsa, sampai habis berapa gelas tuh Mas kopinya… Mungkin, kalau misalnya besok Mas Agus datang lagi, bukan hanya minum kopi, bisa – bisa tertelan dengan gelas – gelasnya ya Mas? Karena kasus dan isu yang muncul malah semakin banyak.

Entah siapa yang harus disalahkan, mungkin semuanya salah Pepo, Mas, yang membuat karir Mas Agus terhenti prematur dan jadi banyak disangkutpautkan dengan semua masalah… Karena pepo nya Mas Agus sepertinya suka memelihara masalah dan orang – orang bermasalah, sehingga merepotkan mereka yang meneruskannya.

Semoga dengan W.O. nya Mas Agus dari acara Mata Najwa ini, menjadi pertanda kekalahan di Pilkada mendatang ya Mas. Karena banyak pertanyaan tak terjawab dari masyarakat dan warga Jakarta. Ingat Mas, warga sekarang banyak yang kepo, kalau tidak dipenuhi, bisa – bisa mereka kecewa dan balik badan. Lihat saja buktinya di Kepulauan Seribu kemarin, banyak yang pakai kaos pemberian timses nya Mas Agus, eh pas foto posenya malah nomor dua. Sakit ga Mas? Sakitnya tuh di mana ya kalau kaya gitu? Hahaha…

Ya sudah, terakhir saya doakan saja, semoga kekalahannya dilancarkan ya Mas. Semoga warga Jakarta tidak mau dibodohi dengan kata – kata mengapung dan menggeser (padahal) menggusur.

Salam W.O.


Air Bersih Di Jakarta Dikuasai Swasta, Salah Satunya Milik Paslon Pilgub DKI Sandiaga Uno




Saat debat calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diadakan KPU DKI Jakarta pada Jumat (27/1/2017), cagub Anies Baswedan mengkritik pemasokan Air Bersih di DKI dan mengatakan saat ini ada 5 juta warga Jakarta belum mendapatkan air PAM. Menjawab permasalahan tersebut, Anies menjamin akan membenahi hal tersebut dan akan meningkatkan penyediaan air bersih ke kampung-kampung.

“Pipanisasi nol rupiah,” kata Anies di Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Ahok sendiri yang adalah petahana mengungkapkan bahwa pasokan air bersih di Jakarta dikuasai oleh swasta. Sudah pernah ingin menguasai kembali tetapi swasta tersebut tidak mau menjualnya. Hal inilah yang menjadi kendala Pemprov dalam pemasokan air bersih.

Meski terkendala, Ahok tiak tinggal diam dan segera melakukan tindakan untuk tetap mampu menyediakan Air Bersih ke warga. Subsidi pemasangan pipa dilakukan oleh Pemprov dengan melakukan renegoisasi dengan Perusahaan swasta tersebut.

“Ketika kami masuk, kami sadar, air minum itu swasta. Tapi kita hargai ada investor. Caranya renegosiasi. Kami bangun sendiri penggabungan manajemen, sedang disiapkan perdanya,” ucap Ahok di arena debat di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).

“Ketika ada masyarakat yang tak mampu membayar, kami yang membayar dengan selisih dari warga yang mampu membayar,” jelas Ahok.

Belum terpasoknya air bersih ke rumah warga, selain karena biaya pemasangan yang mahal, disinyalir juga karena buruknya kinerja Perusahaan Swasta tersebut. Ada dua Perusahaan Swasta yang mengelola Air Bersih di Jakarta. yakni Palyja yang melayani daerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan sebagian Jakarta Pusat; dan Aetra yang melayani Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Pusat.

Untuk itulah, Ahok mengingatkan agar Perusahaan Swasta tersebut memperbaiki diri. Kalau tidak sanggup, maka Ahok akan mengambil alih pengelolaan tersebut. Ahok berjanji akan membangun sendiri pengolahan air.

“Saya ingin seluruh pemegang saham Aetra dan pemilik agar komitmen dalam memegang sisi timur, karena kalau enggak saya akan ambil alih demi kepentingan banyak,” katanya.

Ya, Aetra dalah Perusahaan Air Bersih yang pemasangan instalasi Air Bersihnya paling rendah. Jika Palyja menyebutkan per Oktober 2016, jumlah pelanggannya sudah melayani lebih dari 3 juta pelanggan, maka Aetra menyebutkan, sampai dengan per November 2015 jumlah pelangganya sudah mencapai 420.233 pelanggan. Sangat jauh target yang dipenuhi Aetra.


Selidik punya sekidik, ternyata Aetra adalah Perusahaan yang dimiliki Sebuah Grup Perusahaan Recapital Acuatico. Dimana Perusahaan yang bergerak pada bidang pemasangan dan pengelolaan air ini di kawasan Asia Tenggara, Aetra Jakarta adalah salah satu perusahaannya selain juga beberapa perusahaan lain yang ada di daerah dan negara lain, seperti Aetra Tangeran dan Acuatico Hanoi.

Nah, lalu apa hubungannya Recapital dengan salah satu paslon Pilgub DKI. Inilah dia hubungannya.



Dalam situs resmi Recapital, kita dapat menemukan bahwa Sandiaga terkait dengan Perusahaan Aetra. Perusahaan yang paling sedikit memasang instalasi air bersih ke rumah-rumah. Mungkin karena hal inilah Sandiaga tidak bicara mengenai pasokan Air Bersih. Kalau Sandiaga bicara, bisa saja Ahok akan bukakan siapa dalang minimnya pemasokan Air Bersih ke warga Jakarta.

Itulah mengapa juga Sandiaga dengan percaya diri menyatakan akan membangun Jaringan air bersih katanya akan dibangun agar permukiman padat warga, bantaran kali ataupun wilayah pinggir kota tetap dapat memanfaatkan air bersih.

“Kita sudah programkan ketersediaan air bersih, jadi saya janji, nggak ada lagi warga yang harus beli air lagi, semuanya bisa ambil air cukup buka kran aja, semuanya juga disubsidi mulai dari pemasangan sampai pemakaian, masyarakat cuma cukup bayar 50 persen saja untuk perawatan,” ungkapnya.

Sandiaga wajar saja berani menjamin hal tersebut. Wong dia punya saham di perusahaan tersebut. Tetapi yang menjadi pertanyaan penting, mengapa ketika jadi Wakl Gubernur nanti akan menyediakan hal tersebut bagi warga?? Kenapa tidak dari kemarin-kemarin??

Pilkada memang bisa membuat seorang yang dulunya sulit melakukan sesuatu untuk warga dalam waktu singkat menjanjikan akan berbuat untuk warga. Padahal semua masalah Air Bersih di Jakarta ini adalah akibat dari buruknya kinerja Aetra. Itulah mengapa akhirnya Ahok ingin membuat sendiri pengelolaan air bersih dan sedang menyiapkan Perdanya.

Semoga saja, majunya Sandiaga ini bukan karena ada motif bisnis di dalamnya. Apalagi dalam beberapa kali kampanyenya Sandiaga juga ikut menekankan masalah pembelian mobil mewah dan tidak ada menyinggung masalah mobil LCGC yang banyak berseliweran di Ibukota dan membuat macet. Bisa saja Aetra jadi salah satu motifnya.

Saya berharap warga Jakarta bisa bijak memilih. Jangan sampai seorang yang mengaku peduli sama warga padahal ada motif bisnis di dalamnya. Sandiaga menurut saya terdeteksi memiliki motif tersebut. Sekarang tinggal warga memilih, mau tetap pilih Anies-Sandiaga?? Saya harap tidak.

Salam Air Bersih.


Diduga Ada Telepon dari SBY ke Ketua MUI tentang Fatwa Penistaan Agama






Semakin panas saja! Luar biasa kesaksian Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin pada sidang ke-8 kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hari ini 31 Januari 2017. Tentu saja dari awal kita sudah memprediksikan bahwa MUI tidak mungkin menjilat ludahnya sendiri, dan pastilah hari ini kesaksiannya akan merugikan Ahok. Ternyata memang benar. (Baca juga: Dilihat dari Daftar Saksi, Sidang Pekan Ini Krusial untuk Ahok)

Setelah menjelaskan latar belakang keluarnya sikap keagamaan dari MUI tentang kasus Ahok dan membantah tuduhan keberpihakannya kepada pasangan calon nomor urut 1 Agus/Sylvi, ternyata perdebatan kuasa hukum Ahok dengan saksi dilanjutkan pada terungkapnya dugaan telepon dari Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono kepada Ma’ruf Amin.

Entah benar atau tidak, tapi tim kuasa hukum Ahok mengaku memiliki bukti telepon tersebut. Berikut pernyataan Ahok, tim kuasa hukumnya dan jawaban Ketua MUI pada persidangan hari ini.


“Apakah pada hari Kamis, sebelum bertemu paslon (pasangan calon) nomor satu pada hari Jumat, ada telepon dari Pak SBY pukul 10.16 WIB yang menyatakan, pertama mohon diatur pertemuan dengan Agus dan Sylvi bisa diterima di kantor PBNU, kedua minta segera dikeluarkan fatwa tentang penistaan agama?” kata Humphrey (kuasa hukum Ahok) kepada Ma’ruf yang kemudian dibantah.

“Saudara tahu konsekuensinya jika memberikan keterangan palsu, siapa pun itu,” kata Humphrey yang dapat ditemukan disini.

“Untuk itu, kami akan berikan dukungannya (buktinya),” kata Humphrey.

“Saya berterima kasih, saudara saksi ngotot di depan hakim bahwa saksi tidak berbohong, kami akan proses secara hukum saksi untuk membuktikan bahwa kami memiliki data yang sangat lengkap,” kata Ahok dalam persidangan itu yang dapat ditemukan disini.

Dugaan Telepon dari SBY Mendorong Dikeluarkan Fatwa

Seperti yang kita ketahui, SBY adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang mengusung anaknya sendiri Agus Harimurti Yudhoyono menjadi calon gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Tentu saja seorang SBY pastilah berpihak kepada kepentingan anaknya, dan ini kita maklumi saja lah ya, namanya juga bapak ya sayang sama anaknya. Tapi yang menjadi tidak benar adalah jika menghalalkan segala cara untuk memenangkan sang anak.

Kita juga tahu bahwa ada pertemuan antara pasangan nomor urut 1 dengan beberapa ulama di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 7 Oktober 2016 lalu. Pada pertemuan itu Ketua MUI ini mengatakan bahwa warga NU siap mendukung Agus/Sylvi.







“Pak SBY telepon saya waktu beliau jadi presiden, saya dulu yang ditampilkan Pak SBY di Senayan (waktu kampanye pilpres). Saya juga yakin bahwa PBNU suka yang santun, bersahaja, baik, pintar. Dan itu ada di Agus-Sylvi,” kata Kyai Ma’aruf Amin.


“Saya yakin pula bahwa warga NU siap mendukung Agus-Sylvi di pilgub DKI. Meski kita bukan parpol namun kami juga bisa mendukung dengan cara mendoakan,” lanjutnya yang dapat ditemukan disini.

Jika benar ada telepon dari SBY pada 6 Oktober 2016 pagi hari itu, bagi saya benar-benar licik kubu Cikeas ini. Apa pentingnya seorang mantan presiden mendorong-dorong pengeluaran fatwa penistaan agama jika ia adalah seorang negarawan yang mencintai kerukunan dan ketenteraman negeri ini?

Jika benar ada permintaan demikian, berarti semakin terang benderanglah arti dari lebaran kuda yang SBY ucapkan pada 2 November 2016 lalu. Sudah jelas ini adalah upaya untuk memprovokasi masyarakat, karena kepentingan politiknya sudah jelas terbukti dari adanya telepon ke Ketua MUI pada 6 Oktober 2016 itu.

Jika benar ada dorongan seperti ini, kubu Cikeas bisa-bisa ‘habis’. Habis kewibawaannya sebagai kubu yang berkuasa selama 10 tahun memimpin negeri ini, habis peluangnya sebagai calon nomor urut 1 untuk memenangkan Pilkada DKI 2017, dan habis juga kepercayaan rakyat kepada mereka beserta orang-orang di sekitarnya. Habislah!

Serangan Balik yang Cantik dari Ahok

Terungkapnya dugaan telepon ini sungguh adalah bukti kecerdasan kubu Ahok, tentunya terutama tim penasehat hukumnya. Entah bersumber dari mana, tindakan membuktikan adanya telepon dari orang yang mempunyai kepentingan politik untuk mendorong pengeluaran fatwa penistaan agama terhadap lawan politiknya adalah serangan yang sangat cantik dari kubu terdakwa.

Meskipun tidak diakui oleh saksi (Ketua MUI), pihak Ahok ternyata memiliki buktinya. Jadi saya yakini ini bukanlah tuduhan ataupun fitnah belaka yang sebenarnya kerap dilakukan oleh kubu yang berseberangan dengan Ahok dalam kasus ini.

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali berhasil membuktikan adanya telepon dorongan dari SBY tersebut, maka otomatis akan menghancurkan obyektivitas dari fatwa ataupun sikap keagamaan MUI dan sekaligus memukul balik kubu MUI yang memang memiliki peran yang besar dalam bergulirnya kasus ini sampai ke pengadilan. Saya dukung Ahok untuk melaporkan hal ini ke polisi atas dugaan pemberian keterangan palsu di persidangan.

Ahok mengungkapkan bahwa Ma’ruf tidak pantas untuk menjadi saksi karena tidak objektif. Dan kita ketahui juga bahwa saksi itu hanya boleh mengungkapkan fakta dan tidak boleh mengeluarkan opininya (berdasarkan penjelasan Asep Iriawan di Kompas TV). Jika sudah begini, maka bagi saya sudah selayaknya kesaksian ketua MUI beserta sikap keagamaannya ini dikesampingkan oleh Majelis Hakim dalam memberikan keputusannya nanti. Kata penutup Ahok atas keberatannya terhadap kesaksian ketua MUI ini juga sangat menggetarkan hati saya.


“Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Mahakuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu per satu dipermalukan. Terima kasih,” ujar Ahok yang dilansir disini.

Penutup

Satu lagi aib terbongkar di persidangan Ahok ini. Benar-benar dampak sidang ini begitu besar terhadap kejernihan kasus ini, memang benar keputusan Ahok untuk menjalani persidangan ini. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Memang sakit dan lelah rasanya harus mengikuti persidangan ini, namun hingga saat ini dampak positifnya terhadap kecerdasan warga dan masa depan bangsa ini tidaklah sedikit.

Entah apakah SBY akan dipanggil menjadi saksi dalam persidangan ini untuk membuktikan kesaksian Ketua MUI hari ini yang menyatakan tidak ada telepon darinya pada hari itu. Kalau sampai terjadi, seram juga ya…… Kubu Cikeas pasti tidak akan terima dan jangan sampai ada permainan apa lagi di belakang….

Semakin terang benderang kasus ini, kita harapkan para hakim pada akhirnya dapat memberikan sepotong keadilan kepada Ahok dan secercah cahaya terang kepada negeri yang kita cintai ini.

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan………


5 Pengakuan Mengejutkan Ma’ruf Amin dalam Sidang Ahok ke-8






Selasa, 31 Januari 2017 sangat krusial bagi Ahok. Mengapa, karena saksi pelapor Ketua MUI, Ma’ruf Amin datang memberi kesaksian. Tak heran jika para pengacara Ahok akan mendalami setiap kata, kalimat dan arah kesaksian Ma’ruf seputar fatwa yang dikeluarkan oleh MUI.

Dari fakta-fakta persidangan yang sedang berlangsung, ada beberapa pengakuan Ma’ruf yang langsung membuat kening saya berdenyut-denyut. Pengakuan Ma’ruf itu cukup mengejutkan saya karena dilontarkan dalam persidangan di bawah sumpah. Apa saja pengakuan Ma’ruf itu?

Pertama, Ma’ruf mengakui bahwa ia tidak menonton video Ahok. Ia menyebut video Ahok itu dicek oleh tim MUI yang melakukan kajian. Ma’ruf hanya melihat tulisannya saja. “Saya kira yang mengecek itu tim. Saya lihat tulisannya saja. Video tim,” kata Ma’ruf.

Bagi saya ini pertanyaan besar. Mengapa Ma’ruf tidak menonton langsung video Ahok itu? Mengapa ia percayakan kepada tim? Sebagai seorang Ketua MUI, Ma’ruf sejatinya meluangkan waktu menonton video Ahok yang berdurasi lebih satu jam itu. Ada harapan, jika Ma’ruf menonton video Ahok secara langsung, maka ia sendiri bisa memberi penilaian secara obyektif.

Kedua, ma’ruf mengakui bahwa ia dan tim pengkajian tidak bertemu Ahok soal video itu. Menurutnya, ucapan Ahok saja sudah dianggap cukup. Malah tim pengkajian lebih memilih mendatangi lokasi kunjungan Ahok di Pulau Pramuka ketimbang bertemu dengan Ahok sendiri.

“Ke Pulau Seribu, komisi pengkajian. Tidak mendatangi terdakwa karena dianggap cukup ucapannya saja. Alasannya kita sudah melakukan verifikasi ucapannya benar,” kata Ma’ruf.

Bagi saya pengakuan Ma’ruf ini cukup mengejutkan. Bagaimana mungkin seseorang dicap telah menghina agama tanpa memanggilnya terlebih dahulu? Bukankah prosedur MUI sebelum mengeluarkan fatwa, terlebih dahulu wajib memanggil pihak-pihak yang terkait langsung? Polisi sendiri wajib memanggil seseorang terlapor sebelum dijadikan sebagai terdakwa. Bisa jadi jika tim kajian MUI dan Ma’ruf sendiri bertemu dengan Ahok, maka fatwa yang menghebohkan itu tidak keluar. Bila dipertemukan dengan MUI, Ahok akan menjelaskan duduk permasalahannya.


Ketiga, Ma’ruf mengatakan bahwa Ahok tidak patut membahas Al Maidah karena ia bukan Muslim. Kata yang perlu digaris-bawahi di situ adalah ‘tidak patut membahas’. “Tidak patut membahas Al Maidah karena dia (Ahok) bukan muslim. Tidak proporsional, makanya kita anggap tidak etis,” ucap Ma’ruf.

Pengakuan Ma’ruf ini juga mengaduk-aduk nalar saya. Kalimat ‘tidak patut membahas’ adalah kesimpulan yang diambil Ma’ruf. Video Ahok di Kepulauan Seribu itu sama sekali tidak membahas Al Maidah. Ahok hanya menyebut sebaris kalimat yang menyinggung Al Maidah. Ahok sama sekali tidak membahas Al Maidah apalagi menafsirkan isinya. Apakah seseorang yang bukan muslim tidak boleh menyebut Surat Al Maidah ayat 51?

Keempat, terkait dengan demo, Ma’ruf menyebut bahwa MUI tidak berhubungan dengan adanya gerakan protes kelompok masyarakat. “Tidak ada (kaitan red), diproses saja secara hukum. Tidak ada hubungan dengan gerakan-gerakan itu,” tegas Ma’ruf.

Jika Ma’ruf mengaku bahwa tidak ada ada hubungan dengan gerakan demo, mengapa MUI membiarkan adanya Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI? Mengapa MUI setengah hati melarang GNPF mendompleng nama MUI? Jawaban Ma’ruf itu lagi-lagi mengejutkan saya. Bukankah terjadinya demo berdasarkan fatwa MUI itu?

Kelima, Ma’ruf mengakui bahwa ia dan tim kajian MUI tidak membahas tafsiran Al-Maidah ayat 51 itu. Ma’ruf mengatakan bahwa pihaknya hanya membahas kata per kata yang disampaikan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), bukan tafsir atau terjemahan. “Kami tidak membahas tafsir atau isinya. Kami membahas kata-katanya,” ujar Ma’ruf dalam kesaksiannya.

Pertanyaannya adalah mengapa tim kajian tidak membahas tafsir atau isinya? Bukankah membahas tafsir atau isi Al-Maidah itu sangat relevan dengan kata-kata Ahok? Saya yakin Ma’ruf tidak membahas isi dan tafsir ayat itu karena masih polemik. MUI jelas takut memberi tafsir karena ada banyak ahli yang lain yang tidak sependapat dengan satu tafsiran.

Dari lima pengakuan Ma’ruf di atas, saya mengambil kesimpulan bahwa fatwa MUI yang mencap Ahok telah menista agama Islam dan ulama adalah kesimpulan yang tergesa-gesa. Kajian yang dilakukan MUI tidak dilakukan secara komprehensif. Ada indikasi bahwa keluarnya fatwa itu karena desakan kuat dari pihak lain. Jadi bukan murni lahir dari keikhlasan membela agama. Begitulah kura-kura.

Salam Seword,



Besok Rizieq dan Ketua GNPF-MUI Diperiksa Polda Metro





jpnn.com - Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab akan diperiksa terkait kasus dugaan makar di Polda Metro Jaya, besok, Rabu (1/2).

Tak hanya Rizieq, Ketua GNPF-MUI, Ustadz Bachtiar Nasir, dan Munarman juga dijadwalkan akan diperiksa penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Sekjen DPD FPI DKI Jakarta, Habib Novel belum memastikan apakah FPI akan mengawal pemeriksaan Habib Rizieq, UBN, dan Munarman.

"Habib, UBN sama Munarman dijadwalkan akan diperiksa besok jam 10.00 WIB. Terkait pengawalan dari massa FPI dan GNPF seperti pemeriksaan minggu lalu, silahkan tanya jubir DPP FPI," ujar Habib Novel saat dihubungi JPNN, Selasa (31/1).

Hingga saat ini Jubir DPP FPI, Slamet Maarif belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan terkait pengawalan pemeriksaan Habib Rizieq.

Seperti biasa, ribuan massa GNPF selalu hadir untuk mengawal setiap pemeriksaan kasus yang menjerat Habib Rizieq.

Sebelumnya, aparat kepolisian mengimbau agar massa FPI tidak mengerahkan massa saat pemeriksaan besok.

Namun, jika mereka tetap membawa massa polisi telah menyiapkan langkah pengamanan. (mg5/JPNN)


Sumber

Anies Baswedan dilaporkan ke KPK atas tuduhan gratifikasi




Merdeka.com - Sekelompok orang mengatasnamakan Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) melaporkan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka menuduh Anies diduga menerima gratifikasi atas proyek VSAT (Very Small Aperture Terminal)

"Meminta kepada KPK untuk memeriksa Anies Baswedan yang diduga menerima fee proyek VSAT di Kominfo," ujar koordinator Kamerad, Jeffri Azhar kemarin.

Jeffri menduga rekening adik Anies Baswedan, Abdillah Baswedan, dipakai untuk menerima transfer sebesar Rp 5 miliar dari seseorang terkait proyek tersebut yang akan diberikan ke calon gubernur DKI nomor urut 1 itu. Oleh sebab itu, Jeffri beserta anggota Kamerad lainnya membawa sejumlah berkas ke KPK.

"Hari ini kami serahkan rilis kronologis sekaligus bukti transfernya," tukasnya.

KPK sendiri belum menindak laporan tersebut. Dikatakan Juru Bicara KPK Febri Diansyah, pihaknya terlebih dahulu mengkaji laporan sebelum memutuskan langkah selanjutnya.

"Jika bukti-bukti cukup dan ada kewenangan KPK," ujar Febri.




Rizieq bisa ditahan jika coba melarikan diri atau hilangkan bukti




Merdeka.com - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penghinaan Pancasila dan pencemaran nama baik. Meski menyandang status tersangka, penyidik Polda Jawa Barat belum melakukan penahanan terhadap Rizieq.

Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan menilai penyidik punya alasan subjektif tidak menahan Rizieq. Apa lagi, sejauh ini belum ada indikasi Rizieq bakal menghilangkan barang bukti, melarikan diri atau mengulangi perbuatannya.

"Kan ada syarat subjektif dan syarat objektif, syarat subjektif nya itu misalkan menghilangkan barang bukti, tidak akan melarikan diri, tidak akan melakukan tindak pidana, itu syarat subjektif," kata Anton di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (31/1).

Kendati begitu, jika pentolan FPI itu melanggar syarat tersebut, penyidik Polda Jawa Barat bisa langsung menahan tersangka. "Kalau yang bersangkutan misalnya nanti ada indikasi ke arah itu bisa saja nanti itu kita tangkap dan tahan," ujar Anton.

Anton mengaku sepanjang pemeriksaan Rizieq tidak bersikap kooperatif. Rizieq kerap membantah jika orang dalam video yang dilaporkan putri proklamator Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri adalah dirinya.

"Ya kalau masalah kooperatif atau tidak itu dengan dia tidak mengakui menurut saja tidak kooperatif, karena koeperatif itu kan dengan dia mengakui itu sudah kooperatif," ucap Anton.


Senin, 30 Januari 2017

Sudah Didemo Jutaan Umat Muslim, Ahok Masih Bela Islam di Indonesia




Wawancara Ahok dengan Al-Jazeera

Negeri kita telah melalui masa-masa kritis pada akhir tahun 2016 lalu ketika katanya jutaan umat Islam melakukan demonstrasi ataupun juga disebut aksi damai pada 4 November 2016 dan 2 Desember 2016. Dua aksi yang kita ketahui bersama tujuannya adalah menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini dipelopori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) dan Front Pembela Islam (FPI).

Dua aksi yang lebih dikenal dengan aksi 411 dan 212 itu seolah mengguncang seisi negeri ini karena jumlah massa yang hadir memang sangat banyak. Ada yang bilang jumlah massa jutaan, ada yang bilang di atas 500.000, entah yang mana yang benar. Mari kita anggap saja jutaan agar alumni aksi 411 dan 212 dapat merasa tersanjung.

Entah apa yang dipikirkan oleh seorang Ahok kala itu, ketika didemo jutaan orang, dibuat spanduk dengan kepalanya tertembak, diancam keselamatannya, diteriakkan pembunuhan terhadap dirinya, dicaci maki oleh begitu banyak orang, dan juga direndahkan martabatnya. Entah bagaimana perasaannya ketika itu sebagai seorang warga negara Indonesia yang beragama Kristen dari etnis Tionghoa.

Kalau saya pribadi sangat terkejut melihat jumlah manusia di kedua aksi tersebut, yang membuat saya pada 4 November 2016 malam itu berpikir bahwa Indonesia belum siap berubah. Indonesia yang saya bayangkan dapat perlahan berjalan menuju kesejahteraan rakyat di bawah tangan Presiden Jokowi ternyata hanyalah sebuah angan-angan saya yang terlalu tinggi.

Faktanya sebegitu banyak orang datang mengikuti aksi tersebut, artinya masih begitu banyak orang yang dapat dihasut dan bisa diprovokasi. Berarti masih banyak orang di Indonesia ini yang tidak mengutamakan untuk berpikir dengan akal sehat, yang mengutamakan emosi ataupun sentimen agama dalam hidup berbangsa dan bernegara, yang artinya Indonesia ini mungkin belum siap berubah, belum siap menyongsong hari-hari yang berfokus pada kemajuan negara dan kemakmuran ekonomi.

Begitulah perasaan saya saat itu, entah bagaimana perasaan seorang Ahok yang merupakan obyek aksi tersebut? Saya mengira mungkin dia akan menyalahkan dirinya yang masuk politik di negeri yang mayoritas muslim ini. Saya mengira Ahok mungkin merasakan bahwa negara ini telah mengkhianati perjuangannya selama ini. Saya berpikir Ahok mungkin sangat kecewa terhadap perlakuan yang diterimanya oleh begitu banyak umat muslim yang tidak jarang ia bela kepentingannya, angkat martabatnya dan juga perbaiki kehidupannya.

Tapi ternyata saya salah? Saya tidak tahu darimana kekuatan yang membuat Ahok masih bisa memaafkan orang-orang itu dan ternyata masih membela agama Islam. Karena lepas dari apapun argumen umat muslim lainnya yang mengatakan bahwa mereka tidak merasa terwakili, tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berteriak-teriak itu adalah umat muslim juga, bukan? Ternyata setelah kejadian ini pun Ahok tetap bisa mencintai agama Islam. Betapa indah kepribadian seorang Ahok. Saya sangat terharu.

Ahok Membela Islam Indonesia

Pembelaan dari Ahok ini diberikan ketika ia diwawancarai oleh Al-Jazeera TV baru-baru ini (dapat ditemukan disini). Ketika ditanya tentang pendapatnya apakah Indonesia kini sedang berjalan menuju lunturnya atau hilangnya sistem multi-agama dan berjalan menuju lebih negara lebih ‘Islam’, jawaban Ahok sungguh menggugah hati saya.


“Saya kira enggak. Islam di Indonesia sangat berbeda. Islam di Indonesia itu betul-betul ngerti mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang damai, karena penyebaran Islam di Indonesia tuh melalui perdagangan,” ujar Ahok.

“Kita punya budaya yang berbeda, kita namakan Islam Nusantara. Islam yang sangat toleran, sangat cinta damai, sangat memaafkan. Itu diajarkan dari kecil,” lanjutnya.

Wajar saja Ahok mengerti dengan baik tentang Islam di Indonesia dengan ajaran cinta damai dan memaafkan, karena ia juga belajar agama Islam ketika duduk di bangku SD dan SMP di kampungnya. Meskipun ia adalah non-muslim dan diperbolehkan untuk keluar dari ruang kelas, Ahok kecil menolak untuk meninggalkan ruangan kelas ketika waktunya pelajaran agama Islam. Ia lebih memilih untuk mendengarkan ajaran agama yang berbeda dari yang ia anut dan mendapatkan ilmu darinya.


Mungkin disinilah beda Ahok dengan saya. Semua perkiraan ataupun pikiran yang saya sebut di atas ternyata tidak ditunjukkan atau diungkapkan oleh Ahok. Saya pribadi belum pernah menjalani ajaran agama Islam sejak kecil, jadi saya tidak mengerti banyak, saya hanya tahu sepotong-sepotong pengetahuan yang saya dapatkan dari menonton TV saja. Tapi Ahok berbeda, karena ia belajar dari kecil jadi ia paham apa itu Islam Nusantara.

Mungkin dari sinilah kekuatan yang ia dapatkan untuk memaafkan orang-orang yang mencaci maki dan mau membunuhnya itu, mungkin dari sinilah ia mendapatkan kekuatan untuk tidak membenci agama Islam. Meskipun hal yang sama belum pernah terjadi pada diri saya, tapi saya pastikan bahwa saya tidak punya kepercayaan diri untuk dapat memberikan respon dan jawaban seperti apa yang Ahok berikan dan tunjukkan. Saya rasa saya tidak sekuat dan semulia itu.

Tentang Ideologi Bangsa Indonesia Kedepan

Pada kesempatan wawancara yang sama, Ahok juga ditanyai tentang perkembangan Islam konservatif yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia dalam satu dekade terakhir ini. Ahok pun lalu menjawab bahwa ia meyakini mayoritas bangsa ini masih on the track.


“Itu yg disebut dari Bung Karno, presiden pertama kami, kalau Anda mau jadi Islam tidak perlu jadi orang Arab, Anda jadi Kristen ya nggak perlu jadi orang Yahudi, Anda jadi orang Hindu ya tidak perlu jadi orang India. Anda mau Islam, mau Kristen, mau Hindu, tetap jadi orang Indonesia. Ini kan soal kepercayaan kepada Tuhan,” ujar Ahok.

“Saya yakin mayoritas bangsa ini masih sesuai dengan track ideologi kami,” lanjutnya.

Ketika selanjutnya ditanyakan apakah menurut Ahok sekarang paham ideologi bangsa Indonesia ini sedang melemah dan perlu diperkuat, Ahok mengatakan justru kasus yang sekarang sedang menimpanya ini membawa hikmah demikian.


“Ya saya kira ini semakin kuat sekarang. Setelah kejadian ini justru semakin kuat. Kita makin sadar kita tidak bisa diam bahwa ketika para pahlawan sudah korbankan nyawa untuk dirikan fondasi ini, kami tidak boleh diam ketika ada orang yang ingin membongkar-bongkar fondasi. Kami harus juga berani untuk melawan,” ujar Ahok

“Ya kita suarakan bahwa kita negara Pancasila, kita negara yang sangat toleran. Kelompok-kelompok agama pun menyampaikan tidak ada ajaran agama yang ngajarin bunuh orang, mau gantung orang seperti yang diteriakkan. Itu ajaran agama mana?” tutup Ahok mengenai topik ini.

Luar biasa Ahok! Semoga perkataannya membuka pikiran kita semua bahwa justru kejadian yang kita sesalkan bersama ini di saat yang sama juga membawa hikmah kepada negeri ini. Justru karena ada kasus yang dikenakan terhadap Ahok tentang penodaan agama ini, semua umat beragama Islam jadi mengingat apa itu Al-Maidah ayat 51, lepas dari perbedaan tafsir masing-masing.

Justru karena ganasnya ormas tertentu dalam bersuara dan beraksi belakangan ini untuk menjatuhkan Ahok, kita jadi tahu bahwa ancaman untuk merubah paham ideologi bangsa kita itu secara nyata memang ada, dan jumlah mereka tidak sedikit. Justru semakin keras suara dari kelompok-kelompok yang ingin melakukan makar ataupun mengancam untuk melakukan revolusi, kita-kita yang masih ingin ideologi Pancasila ataupun konstitusi negara berdasarkan UUD 1945 ini harus bersuara juga, kalau bisa lebih besar dari suara mereka.

Justru kasus ini ada hikmahnya. Jika bangsa ini dapat melalui kejadian ini dengan baik dan aman, maka kedepannya kita yakini bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih kuat terhadap ancaman Islam konservatif atau ancaman-ancaman lainnya yang ingin mengubah ideologi bangsa kita.

Komentar Penutup

Untung saja saya bukan Ahok. Untung saja Yang Maha Kuasa tidak memberikan ujian seperti ini terhadap saya. Tapi mungkin itulah kenapa Ahok ditakdirkan untuk mengemban tugas ini, karena Ahok punya landasan yang kokoh dan mental yang gagah untuk menghadapi ini. Tugas untuk membuka mata seluruh elemen bangsa ini akan ancaman paham-paham Islam yang bukan Islam Nusantara ini mungkin hanya bisa diemban oleh seorang Ahok, salah satu putra terbaik Ibu Pertiwi yang mencintai bangsa dan rakyatnya seperti ia mencintai orang tua dan anaknya sendiri.

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan………


Rizieq Resmi Tersangka, Tito Lanjut Bidik FPI




Hari ini Senin, 30 Januari 2017 Rizieq Shihab mengalami hari kelam. Polda Jawa Barat akhirnya menetapkan dirinya sebagai tersangka dalam kasus penistaan lambang negara, Pancasila dan pencemaran nama baik Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Kasus Rizieq itu muncul setelah adanya laporan putri Soekarno, yakni Sukmawati Soekarno, kepada Bareskrim Polri pada tanggal 27 Oktober 2017 lalu.

Penetapan Rizieq sebagai tersangka dilakukan dengan pertimbangan tiga hal. Pertama, bukti-bukti yang telah dikumpulkan oleh polisi telah lengkap dan cukup kuat untuk menjerat Rizieq. Kedua, kekuatan Rizieq dipastikan sudah lemah setelah para penunggangnya tiarap tak berkutik. Rizieq dipastikan tidak mampu lagi menggerakkan demo 7 juta (hitungan alay dan lebay) untuk memaksa Kapolri Tito berembuk. Ketiga, sebagai wujud tegas polisi kepada siapapun di negeri ini yang berkata seenak jidat dan sesuka nalar.

Jelas penetapan Rizieq sebagai tersangka, datang pada momen yang tepat dan pas. Rizieq yang paling garang bersuara untuk memenjarakan Ahok dengan tuduhan penistaan agama, kini menusuk balik dirinya yang berani menghina Pancasila. Rizieq sekarang sedang memanen hukum karma di saat kekuatannya sudah linglung. Nalar Rizieq jelas kurang memahami sejarah dan memandang rendah Pancasila. Rizieq lupa bahwa berkat Pancasila, negeri ini yang terdiri beribu-ribu pulau, beratus-ratus suku, bahasa dan budaya, dapat dipersatukan.

Pancasila jelas merupakan hadiah istimewa dari Tuhan untuk negeri yang kaya akan sumber daya alam ini. Ia lahir dari pusaka dan tatanan hidup masyarakat sejak berabad-abad yang lalu. Soekarno sebagai proklamator kemerdekaan, menggali Pancasila itu dan bersama tokoh bangsa kala itu, sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila pun terbukti kokoh dan sakti. Ia mampu menjadi fondasi mahakokoh yang memampukan negeri ini mencapai usia hampir 71 tahun saat ini.

Keberadaan Pancasila pun dilindungi oleh undang-undang. Pancasila sudah diundangkan sebagai pandangan dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus dan wajib dihormati oleh siapapun. Maka ketika ketika Rizieq menghina Pancasila dengan mengatakan bahwa Pancasila Soekarno Ketuhanan ada di pantat sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanan ada di Kepala, jelas telah menghina Pancasila itu sendiri sekaligus proklamator kemerdekaan Indonesia.

Kini Rizieq telah menjadi tersangka. Penjara pun telah menunggunya. Mulut harimaunya yang pongah, telah menghancurkan dirinya sendiri. Sebagai tokoh sentral Front Pembela Islam (FPI), penetapan Rizieq sebagai tersangka akan membuat FPI linglung. Bisa dipastikan kasus-kasus Rizieq yang lain akan bertubi-tubi menersangkakan Rizieq. Ke depan bisa dipastikan bahwa Rizieq semakin tidak berkutik.

Tito Bidik FPI


Desakan berbagai pihak yang menginginkan FPI dibubarkan, kini semakin lapang. Ketika bos besar FPI telah ditekuk dan orang-orang di sekitar ring satunya juga telah ditekuk sebelumnya, maka sekarang tinggal mematangkan cara menekuk FPI selanjutnya. Pilihan untuk menekuk FPI pun tersedia. Skenario pembubaran FPI pun pasti sedang dikalkulasikan oleh Tito. Ada dua skenario yang terkait FPI saat ini.

Pertama, tetap menunda pembubaran FPI namun mereka terus diawasi dan diarahkan untuk tunduk pada aturan main. Jika melakukan tindakan-tindakan anarkis dan main hakim sendiri, langsung ditindak tegas, ditangkapi dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Supaya adil, maka hal yang sama berlaku bagi semua ormas-ormas. Ormas yang berbuat anarkis, akan ditindak tegas.

Kedua, bisa langsung dibubarkan lewat maklumat kementerian dalam negeri. Alasannya tinggal diurutkan beragam aksi-aksi sweeping disertai kekerasan yang telah dilakukan oleh FPI selama ini. Pembubaran FPI harus disertai penegasan bahwa organisasi ini dan semacamnya ke depan dilarang berdiri di republik ini. Hal ini untuk mencegah pentolan FPI membentuk ormas baru dengan nama yang berbeda.

Apakah opsi kedua ini merupakan opsi yang tepat saat ini? Ya. Alasannya pertama, konsolidasi kekuatan Kapolri Tito sudah mulai kuat. Ada banyak Kapolda yang sudah dia mutasikan atau menggantinya. Tito juga sudah bisa mengatasi pengaruh para seniornya dan para mantan jenderal polisi yang kini sudah di luar korps.

Kedua, kesatuan tekad dari kalangan TNI sudah semakin meyakinkan. Kekuatan penggoyang dari para mantan Jenderal TNI sudah bisa dilokalisir. Perbedaan pandangan di kalangan elit kepolisian dan elit TNI terkait FPI, sudah mulai dijembatani.

Ketiga, kekuatan ormas FPI sekarang memang masih cukup kuat namun tidak lagi solid. Dukungan masyarakat bawah sudah bisa dijadikan piijakan untuk membubarkan FPI. Hitung-hitungan politik jika ormas pembuat onar itu dibubarkan saat ini, maka beberapa konsekuensi politik bagi keamanan negara yang dikhawatirkan sebelumnya, kini sudah bisa diantisipasi.

Memasuki bulan Februari 2017, situasi negara sudah dikendalikan 100% oleh Jokowi lewat Tito dan Gatot. Jadi dalam satu-dua bulan ke depan, merupakan saat yang tepat untuk menekuk FPI. Tentu saja kelancangan Rizieq yang mencoba melawan Megawati, telah menimbulkan kemarahan kader-kader PDIP dari akar rumput. Kader-kader ini siap bergerak untuk menyingkirkan FPI.

Jadi, dengan tersangkanya Rizieq dan panglima FPI Munarman yang juga saat ini sedang berurusan dengan Polda Bali, maka tibalah saatnya bagi pemerintah untuk membubarkan FPI. Penetapan Rizieq sebagai tersangka akan semakin sempurna, bila FPI dibubarkan. Rizieq masuk penjara, FPI bubar raib. Jika FPI akhirnya dibubarkan oleh Mendagri lewat rekomendasi Tito, maka Tito telah mengukir sejarah baru di republik ini sebagai Kapolri yang tegas, tak mengenal takut, plus piawai menekuk lawan-lawannya terutama FPI. Begitulah kura-kura.

Salam Seword,

Asaaro Lahagu


Minggu, 29 Januari 2017

Tamparan untuk Para Habib, Habib Luthfi : “Keturunan Nabi Tak Mesti Berakhlak Baik”






Selama ini berkembang doktrin di masyarakat muslim bahwa seseorang yang bergelar Habib adalah manusia yang mulia dan wajib dihormati dan dimulyakan oleh masyarakat muslim. Perkara orang tersebut shaleh serta ‘alim atau tidak itu urusan lain. Yang terpenting, di dalam darahnya mengalir darah Nabi Muhammad SAW. Nasab itu yang membuat mereka wajib dihormati secara absolute oleh umat Islam. Doktrin ini sudah mengakar dan tersebar luas di tengah-tengah masyarakat muslim.

Bahwa Nabi Muhammad SAW adalah makhluk paling mulia dan ma’shum (terjaga dari dosa) itu sesuatu yang sudah mutlak, namun bukan berarti keturunan beliau sudah pasti mewarisi kema’shumannya. Dalam sejarah, ada beberapa keturunan Nabi yang justru durhaka dan tidak mau beriman kepada ayahnya seperti Kan’an putra Nabi Nuh AS.Doktrin yang terlalu kuat terkadang dimanfaatkan oleh beberapa Habib untuk mendapatkan pengikut sebanyak mungkin. Gelar Habib yabg disandangnya membuat orang percaya begitu saja dengan apa yang diucapkan.

Doktrin seperti itu harus segera dihilangkan. Bahwa Habib memang memiliki nasab yang baik kita harus mengakui dan menghormati itu. Namun, nasab tersebut tidak serta merta membuatnya terhindar dari kesalahan dan dosa. Mereka seperti manusia kebanyakan yang tidak luput dari dosa. Dan kita harus ingat, Allah SWT telah berfirman bahwa manusia yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa.

Habib Luthfi sebagai salah satu keturan Nabi Muhammad SAW yang sangat dihormati di Indonesia telah menyatakan bahwa Habib tidak mesti berakhlak baik. Belilau menyatakan bahwa tidak ada yang mengelak bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling baik, bahkan sempurna. Satu bukti, ia digelari Al-Amin (seorang yang jujur) oleh kaum Quraisy di zaman pra Islam.

Namun demikian, seluruh keturunan yang mempunyai nasab langsung ke Nabi tidak menjamin bahwa akhlak orang tersebut baik. Alasan untuk persoalan tersebut dijelaskan secara lugas oleh Pimpinan Majelis Kanzus Sholawat Pekalongan Habib Luthfi bin Yahya, Selasa (24/1) lalu saat menerima rombongan Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta di kediamannya.

Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) ini menerangkan, meskipun mempunyai nasab langsung ke Rasulullah, belum tentu akhlak orang itu baik karena ini persoalan ma’shum (dilindungi Allah dari dosa).

“Jangan heran jika (keturunan Nabi, red) ada yang berakhlak tidak baik, lah wong mereka tidak di-ma’shum kok,” tutur Habib Luhtfi dengan gaya bicaranya yang khas.

Dengan demikian, menurutnya, belajar dan memahami sejarah secara tuntas sebagai cerminan berpikir dan bertindak menjadi langkah penting, termasuk sejarah perjalanan Nabi Muhammad yang penuh dengan teladan baik dan akhlak yang mengesankan.

Sebutan Habib


Beberapa waktu lalu dalam kunjungannya ke ndalem Gus Mus, Prof HM. Quraish Shihab mengatakan bahwa sebutan Habib mempunyai makna orang yang dicintai sekaligus mencintai. Jadi menurut penulis Kitab Tafsir al-Misbah ini, seseorang dengan sebutan Habib tidak hanya ingin dincintai, tetapi juga harus mencintai.

Prof Quraish memberikan penekanan bahwa ada persoalan mendasar terkait sebutan Habib, yaitu akhlak. Terkait dengan akhlak ini, menjadi alasan fundamental bahwa tidak semua keturunan Rasulullah bisa disebut habib.

Dari beberapa literatur, keturunan Nabi dari Sayyidina Husein disebut sayyid, sedangkan dari Sayyidina Hasan disebut assyarif. Hasan dan Husein merupakan putra Sayyidah Fatimah binti Muhammad dari hasil pernikahannya dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Selama ini, sebutan habib harus melalui komunitas dengan berbagai persyaratan yang sudah disepakati. Hal ini ditekankan oleh organisasi pencatat keturunan Nabi, Rabithah Alawiyah. Di antaranya cukup matang dalam hal umur, memiliki ilmu yang luas, mengamalkan ilmu yang dimiliki, ikhlas terhadap apapun, wara atau berhati-hati, serta bertakwa kepada Allah.

Tak kalah pentingnya, Rabithah Alawiyah yang dipimpin oleh Habib Zen bin Smith (salah satu Mustasyar PBNU) menekankan bahwa akhlak yang baik menjadi salah satu alasan utama keturunan Nabi disebut Habib.

Sumber: http://www.nu.or.id/post/read/74988/kenapa-keturunan-nabi-tak-tentu-berakhlak-baik-ini-penjelasan-habib-luthfi

Menyimak pernyataan ketiga Habib (Habib Lutfhi, Prof. Qurasih Shihab, Habib Zen bin Smith) tersebut, saya membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Seorang Habib tidak mesti berakhlak baik. Kita wajib menghormati keturunan Nabi Muhammad SAW, namun jangan sampai penghormatan secara buta. Kita harus menyadari bahwa mereka juga manusia biasa yang tidak luput dari dosa.
Selama ini ada yang menggeneralisir bahwa semua keturunan Nabi Muhammad SAW disebut dengan Habib. Padahal hanya keturunan Nabi Muhammad SAW yang berakhlak yang baik yang berhak menyandang gelar Habib. Keturunan Nabi Muhammad SAW yang tidak berakhlak baik tidak berhak menyandang gelar Habib.
Seorang yang berhak mendapat gelar Habib adalah ketika keturunan Nabi Tersebut tidak hanya dicintai, tapi juga harus menebar cinta kepada sesama mahkluk Allah tanpa memandang ras dan agama.

Menyimak beberapa kasus yang menjerat Rizieq Syihab tentu bukan sebuah kemustahilan. Bahwa Rizieq Syihab memang keturunan Nabi Muhammad SAW memang benar, namun penyematan gelar Habib di depan nama Rizieq Syihab saya rasa perlu dipertimbangkan dan direnungkan lagi. Dengan perilaku yang sering menebar kebencian kepada umat agama lain dan pihak yang tidak sepaham dengannya, serta beberapa perkataannya yang dinilai menghina umat agama lain rasanya umat Islam perlu mengkaji ulang apakah beliau berhak diberi gelar Habib atau tidak.

Yang terbaru, kasus perselingkuhan Rizieq Syihab denga Firza husein yang sedang menjadi trending topik semakin menambah daftar alasan agar Rizieq Syihab dengan suka rela mencopot gelar Habib yang disandangnya. Perkara isu perselingkuhannya dengan Firza Husein benar atau tidak (mudah-mudahan tidak benar karena jika benar sangat memalukan umat Islam), dengan perilaku dan perkataan beliau yang tidak seperti Habib-Habib yang lain, rasanya umat Islam mau tidak mau harus mengkaji ulang memberikan gelar Habib kepada Rizieq Syihab.

Mungkin seperti itu…..


Rizieq dan Firza Harus Klarifikasi Sex Chatnya






Beredar foto telanjang Firza dan rekaman marah-marah, curhat perselingkuhannya dengan Rizieq ketua FPI. Di facebook dan sosial media lainnya juga sudah beredar. Yang membongkar semua ini adalah kelompok hacker “Anonymous,” yang kemudian dalam sekejap mereka menyebar di youtube.

Banyak yang penasaran dengan capture chat, rekaman kekesalan Firza dan seterusnya. Namun sebelum membahas lebih jauh, mungkin lebih baik saya jelaskan siapa Firza dan mengapa dalam curhatnya ada nama Dhani dan Ratna Surampaet.

Firza adalah salah satu dari 10 orang (bersama Sri Bintang, Dhani, Ratna dkk) yang ditangkap atas tuduhan makar. Firza ditangkap di Hotel San Pasific karena dinilai merupakan salah satu pemegang dana untuk mengambil mobil komando untuk Rizieq, agar bisa berorasi di demo 212.

Jadi kalau sekarang beredar cerita perselingkuhan Rizieq dan Firza, sekilas itu masuk akal. Sebab keduanya berada di posisi yang sama. Dan jika chat serta foto-foto bugil tersebut benar, itu hanya salah satu contoh cerita saja, di luar sana masih banyak cerita yang sama. Tua muda, asal sedang dimabuk cinta, ceritanya tak akan jauh-jauh dari sex dan nafsu.

Di sini saya tak ingin mengupload atau membahas foto-foto tanpa busana tersebut, biarlah itu menjadi tugas web lain, bukan Seword. Tulisan ini ingin memberikan sedikit pandangan analisis serta cerita dari informan Seword yang sudah memberi informasi penting soal ini.


Dari sekian banyak cerita yang tak bisa saya ceritakan secara terbuka, pada intinya menurut informan seword, chat dan rekaman curhat soal perselingkuhan Firza dengan Rizieq adalah valid. Bahwa kemudian ada orang yang coba membantah ini hoax dan seterusnya, itu akan sama seperti beredarnya capture chat C Malarangeng terkait donatur aksi demo 212. Orang bisa membantah dan menyebut hoax, tapi tak akan ada yang berani membantah atau melaporkannya.

Rizieq dan Firza harus klarifikasi

Selama ini, semua informan seword tidak pernah meleset sedikitpun. Meskipun mereka adalah beberapa orang yang tak saling kenal satu sama lain, namun semuanya selalu memberikan informasi yang sama persis. Terkait rekaman curhat Firza yang kesal terhadap Rizieq, dua informan seword mengkonfirmasi bahwa itu semua valid.

Tapi begini, bukan bermaksud meragukan informan seword sendiri, ini soal keadilan dan mengedepankan prasangka baik. Seperti yang saya tulis soal Choel Malarangeng, saya juga berharap Rizieq atau Firza bisa mengklarifikasi atau bahkan membantah bahwa semua itu hoax.

Klarifikasi ini penting untuk menghindari fitnah atau pencemaran nama baik. Bagaimanapun Rizieq adalah pimpinan FPI, punya pengikut fanatik. Mereka mengatasnamakan Islam. Perilaku menyimpang, perselingkuhan dan foto-foto bugil ini jelas tidak mencerminkan seorang yang menjadi panutan banyak ummatnya. Di sisi lain Rizieq juga manusia biasa yang bisa bersalah. Klarifikasi menjadi penting untuk menakar kewarasan nurani para kelompok tetangga. Sebab jika sudah salah namun masih dibela, berarti mereka sudah menabikan atau bahkan menuhankan seorang Rizieq.

Kasus dugaan perselingkuhan ini hanyalah tambahan, setelah sebelumnya ada 11 laporan dari 5 kasus yang menjerat Rizieq: pelecehan adat, penghinaan Pancasila, penistaan agama, palu arit BI dan penghinaan terhadap hansip. Dengan atau tanpa beredarnya capture chat perselingkuhannya, Rizieq tetaplah orang yang bermasalah dari sisi hukum dan moral.

Begitulah kura-kura.


Ahok: Bu Sylvi Pernah Distafkan Lho...




JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyebut cawagub nomor satu Sylviana Murni pernah distafkan alias tidak memiliki jabatan apapun.

Ahok menyebut hal itu terjadi saat Sylvi masih bertugas di Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7). "Dia pernah distafkan lho. Coba tanya Bu Sylvi kenapa distafkan," kata Ahok usai menghadiri sebuah acara di Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2017).

BP7 merupakan instansi di lingkungan pemerintah yang ada sebelum reformasi. "Zaman dulu namanya PNS kalau enggak ada kesalahan besar enggak mungkin distafkan. Bu Sylvi kenapa distafkan waktu di BP7, ada kasus apa? Coba tanya," ujar Ahok.

Sebelum maju sebagai cawagub, Sylvi diketahui merupakan salah satu PNS di lingkungan Pemprov DKI. Jabatan terakhir yang dipegangnya adalah Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan.


Sumber

Ahok ke Anies: Kalau mau pulangkan saya, tunggu lebaran beliin tiket




Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama hanya tertawa saat mengetahui pesaingnya, Anies Baswedan ingin mempersiapkannya untuk pulang halaman. Sebab dia merasa mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu telah salah tentangnya.

Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, semenjak awal dirinya telah memiliki KTP DKI bukan Bangka Belitung Timur. Sehingga banyak orang yang keliru jika dirinya besar di tempat Laskar Pelangi itu, sebenarnya dia tumbuh di Jakarta.

"Saya kira Pak Anies juga salah. Saya pertama punya KTP di Jakarta loh. Saya kan SMA di Jakarta. Banyak orang berpikir saya dari Belitung datang, nggak. Saya besar di Jakarta. Saya dari umur 21 udah punya rumah bapak saya di Jakarta," kata Ahok di Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/1).

Mantan Bupati Belitung Timur ini menambahkan, pendidikannya sarjana hingga magister juga ditempuhnya di Jakarta. Bahkan, saat menikah dan memiliki tiga orang anak semuanya dilakukan di Ibu Kota.

"Cuma saya memang lahir di Belitung benar. Kalau mau pulangin saya boleh lah, tunggu lebaran beliin tiket boleh lah. Egh tapi nanti dikira gratifikasi lagi," kelakarnya.

Sebelumnya, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan mengajak warga untuk sama-sama menyelamatkan Jakarta dari kepemimpinan Pemprov DKI saat ini. Apalagi, kata Anies, saat ini nilai rapor kinerja Pemprov DKI Jakarta merah.

"Kalau rapornya merah diluluskan apa enggak? Enggak usah ikut lagi. Tapi kalau maksa mau ikut, ya terpaksa kita hentikan," katanya di Inn Sofyan Hotel, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1).

Dia mengatakan dia dan cawagub, Sandiaga Uno, tak ingin menantang pasangan calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok- Djarot Saiful Hidayat. Dia hanya ingin menghentikan petahana.

"Dengan rapor merah itu kita ganti saja. Jadi beliau (petahana) kita siapkan untuk kembali ke kampung halaman, dan Jakarta dibebaskan dari kotak-kotak," tutup Anies.


Sabtu, 28 Januari 2017

(Analisis) Mengapa Ahok Unggul 73% Pasca Debat dan Paling Memuaskan?




Pada debat kedua ini, jawaban Ahok dan Djarot memang luar biasa. Mereka berhasil menjawab banyak hal secara terukur dan jelas. Sementara Anies masih dengan mimpi-mimpi, dan Agus masih identik dengan hafalan sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan secara jelas.

Namun saya melihat ada perbedaan dengan debat pertama. Agus kerap menyerang Ahok dengan kalimat “agar orang-orang tidak takut.” Yang berarti secara sepihak menyindir Ahok menakutkan. Sehingga kemudian disimpulkan bahwa banyak pejabat Pemprov DKI mengirim data-data salah, menutup-nutupi kenyataan. “sehingga data-data laporan tersebut hanya ABS, Asal Bapak Suka,” kata Agus.

Setau saya ABS itu kepanjangan dari Asal Bapak Senang. ABS merupakan nama band di jaman Soekarno, yang selalu menghibur sang proklamator di berbagai acara. Seiring dengan perkembangan jaman, ABS kemudian menjadi istilah negatif untuk laporan-laporan yang tidak sesuai dengan fakta. Jadi kalau Agus kemudian menyebut “Asal Bapak Suka” saya pikir ini istilah baru, atau memang tidak tau. Pernyataan sederhana ini membuat banyak netizen kemudian berkreasi mengartikannya sendiri: Anak Bapak Susilo, Anak Bapak Sama dan seterusnya. Haha

Soal data yang dianggap ditutup-tutupi oleh anak buah Ahok, Agus berani menyatakan sebab sudah berkeliling Jakarta, dan tau betul masih banyak hal buruk yang tidak diungkap sebab tidak ada yang berani. Tapi di sisi lain, Agus juga tidak mengungkap di mana lokasi yang masih kotor dan sebagainya. Apa jangan-jangan Agus juga takut ke Ahok? Wekwkekwe



Anies dan Agus sama-sama tidak mampu menjawab pertanyaan secara kongkrit. Lihat saja saat Agus ingin membangun rumah rakyat di atas tanah seluas 360 hektar tanpa menggusur, saat kemudian ditanyakan kembali bagaimana mendapatkannya jika tidak menggusur? Sebab perumahan di atas aliran sungai tidak bisa dibangun. Jawabannya “ya itulah bedanya kita firm, membangun tanpa menggusur. Kita benchamrk goodwill bla bla bla” sama sekali tidak jelas maksudnya bagaimana. Tapi sekilas Agus menjawab “menggeser sedikit,” yang artinya tetap terjadi penggusuran.




Atau Anies yang ditanya soal reklamasi, apakah akan dihentikan atau dilanjutkan? Jawabannya berputar-putar yang pada intinya ingin agar reklamasi ini untuk rakyat, bukan untuk sebagian orang-orang kaya. Pun tidak jelas bagaimana yang dimaksud untuk rakyat, apakah akan mengambil alih reklamasi dari perusahaan yang sudah membangun sejak awal? Sekali lagi tidak jelas.



Sementara Ahok Djarot begitu jelas menjawab. Akan melakukan relokasi, diberi rusun, diberi KIP dan KJS, diberi subsidi sembako murah dan gratis transportasi. Soal reklamasi, Ahok juga jauh lebih masuk akal dengan menyebutkan kontribusi tambahan. 100 persen sertifikat lahan milik Pemda DKI. Yang bisa dijual (maksudnya properti) 5 persennya milik DKI. Sehingga menurut hitungan sementara, ada kemungkinan pemasukan 128 triliun, sehingga ini dapat diharapkan menyelesaikan pembangunan rusun nelayan, subsidi, penampungan ikan dan seterusnya.

Ahok Djarot Memuaskan

Jika melihat debat melaui kompastv, setiap segmen selalu ada statistik reaksi netizen. Ahok Djarot konsisten dari awal mendapat nilai sangat memuaskan. Sementara Agus Sylvi sempat mendapat reaksi biasa saja di awal-awal, namun kemudian mendapat reaksi paling mengecewakan di akhir debat. Begitu juga dengan Anies, lebih banyak yang kecewa.

Sementara di akhir debat, ada polling dengan pertanyaan “siapakah menurut anda pasangan yang akan menang di Pilkada DKI Jakarta?” Ahok unggul 73%, disusul Anies Sandi 17% dan Agus Sylviana 10%.

Menurut analisis saya, perubahan reaksi ini sebenarnya sama saja seperti debat sebelumnya. Acara debat berhasil menurunkan elektabilitas Agus da menaikkan Anies. Sebab memang Agus tidak bisa berdebat, identik menghafal. Masih lebih baik Anies yang berteori dan paham maksudnya.

Namun bedanya, pada debat kali ini Ahok menang telak. Berkat apa? Ada dua faktor.

Pertama: rakyat Indonesia termasuk kategori permisif. Jika pada debat sebelumnya isu soal penistaan agama masih cukup kuat, sekarang sudah sangat lemah. Mengingat fakta-fakta persidangan malah menghadirkan saksi-saksi lucu, bodoh dan memalukan. Sehingga pada debat kedua ini masyrakat tidak terlalu terpengaruh dengan isu tersebut.

Kedua, sistem perdebatan yang lebih menarik dan menguras pengetahuan. Berbeda dengan debat sebelumnya, kali ini antar calon bisa lebih banyak bertanya dan saling jawab. Sehingga semuanya jadi semakin jelas, yang menghafal benar-benar terlihat menghafal. Yang sekedar teori dan bermimpi pun akan semakin nyenyak dengan mimpinya.

Pasca debat ini, saya memprediksi elektabilitas Ahok akan semakin meningkat dan Agus semakin terpuruk di paling bawah. Akan sangat menarik jika nanti pada debat selanjutnya KPUD bisa membuat alur debat yang lebih detail dan panjang, sehingga Pilkada DKI hanya akan berlangsung satu putaran dan masyarakat lebih mudah memilih Gubernur dan Wakilnya untuk 5 tahun yang akan datang.

Begitulah kura-kura.


Sandiaga Uno Mengalami “Kram” Lidah, di Debat ke-2




Debat kedua pilkada DKI, 27 Januari 2017 yang disenggarakan di Hotel Bidakara dengan membawa tema reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan penataan kota berlangsung di Hotel Bidakara Jakarta Selatan. Seharusnya berlangsung dengan menarik, jantung permasalahan ibu kota yang identik dengan “penyakit masyarakat” yaitu korupsi, dengan tema reformasi birokrasi seharusnya akan banyak pemaparan dari para paslon penantang untuk dapat menawarkan aneka program yang dapat mengatasi masalah tersebut,

Ketika membicarakan reformasi birokrasi, sewajarnya jika selalu dihadapkan oleh dua perihal yaitu pelaksana dan system yang ada. Namun tidak satu pun paslon penantang yang mengangkat ini menjadi sesuatu konsumsi pemirsa yang jelas dan terang benderang yang sajikan dalam program dan langkah-langkah. Paslon nomor urut satu sudah jelas tidak akan berani menyajikan dan menawarkan sejelas-jelasnya program yang dapat mengatasi masalah reformasi birokrasi dan cenderung hanya beretorika hingga hanya memanfaatkan batasan waktu saja. Dilihat dari latar belakang “Dinasti Cikeas” yang banyak tersangkut kasus korupsi, membuat paslon nomor urut satu menjadi kaku lidahnya ketika berbicara reformasi birokrasi.

Begitu pun untuk nomor urut tiga, dengan komposisi image, akademisi (Anies) dan pengusaha (Sandi), tidak mampu menawarkan hal kongkret atas tema reformasi birokrasi, lebih cenderung memaparkan narasi tanpa tepi, terus saja mengambang dan tidak pernah kongkrit solusinya terhadap permasalahan yang ada, isu kepemimpinan gerakan, dengan melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat menjadi senjata argumentasi, semua “dilempar” kemasyarakat, memberdayakan masyarakat, dan lain-lain….loh yang jadi pemimpin dan yang bertanggung jawab siapa sih….kan pemimpin, kok jadi cenderung “pengecut” dan terus menerus tidak ada program yang ditawarkan untuk mengatasi masalah dan terus dilemparkan ke masyarakat.


Dengan hanya bemodalkan kesan baik dengan menggelontorkan program oke oche nya sebagai solusi segala permasalahan yang ada di DKI sepertinya terlalu naïf, indilkator kebahagiaan masyarakat dengan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dengan tiga indikator, kesehatan, pendidikan dan pendapatan, ini tidak hanya dapat diselesaikan semata dengan program oke oche nya saja, dari berbagai macam kompleksitas permasalahan, dari indicator IPM (Indeks Pembangunan Manusia), budaya korupsi, perilaku dan interaksi sosial serta komunikasi dan banyak hal lainnya. Dengan enggan nya Sandiaga Uno berargumentasi dengan topik lainnya dan hanya konsentrasi di oke oche nya saja seakan cukup untuk membuatnya menjadi seorang pemimpin publik..

Apakah kekuatiran untuk mendapat arus balik kepadanya sehingga paslon nomor urut tiga ini hanya mengandalkan Anies semata, dan menyimpan Sandiaga uno karena takut mendapatkan serangan balik yang akan mengkritisinya. Sebut saja bagaimana karatekteristiknya sebagai seorang calon pemimpin publik yang berasal dari kalangan pengusaha. Budaya yang ada di birokrat yang korup adalah, pemimpin publik yang baik dan tidak “galak” kepada pengusaha maka karirnya panjang, namun jika pemimpin publik (gubernur) yang “galak” kepada pengusaha maka karirnya pendek, itu kan yang menjadi rahasia umum di masyarakat.

Mengapa Sandiaga Uno enggan berperan aktif dalam debat dengan tema reformasi birokrasi apakah karena takut akan diangkat perilaku “pengusaha” yang mempunyai kesan dimana “mendukung” birokrasi yang korup untuk dapat melancarkan segala usaha dan perusahaan yang dijalankan oleh seorang pengusaha. Di Negara yang kaya dengan sumber daya alam ini siapa sih yang paling diuntungkan, pertama adalah individu yang korup yang berprofesi sebagai birokrat dan pejabat Negara, satu hal lagi adalah para pengusaha, mereka yang menikmati budaya korupsi. Terlebih lagi para pengusaha yang memang bergerak dalam bidang energy dan sumber daya alam serta komoditas (batu bara, minyak, perkebunan dan hasil alam lainnya), hampir kesemua perusahaan Sandiaga Uno adalah bergerak dibidang tersebut.

Ternyata kakunya lidah para paslon penantang ada sebabnya, apakah kita mau mempercayai pengelolaan organisasi yang sebesar Ibu Kota DKI Jakarta ini kepada orang-orang yang untuk bicara mengenai reformasi birokrasi saja sudah kaku dan kelu lidahnya, sepertinya mereka mengalami “kram” lidah sehingga tidak mampu berbicara, bagaimana mau membuat DKI yang bebas dari korupsi dan tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan sementara yang membuat masyarakat DKI “sakit” dengan berbagai macam ketidakadilannya disebabkan birokratnya yang korup.

Bagaimana bisa menyapu halaman yang kotor dengan sapu yang kotor .??


CAGUB DKI KOPLAK!!! Agus Harimurti Yudhoyono Dibentak Kapolres Jakarta Selatan Gara Gara Kelakuannya Yang Norak Di Jalanan



“Kegiatan saudara mengganggu yang lain. Saudara silahkan maju, saudara menghambat lalu lintas, membuat kendaraan lain tidak bisa lewat! Teriak Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi, Iwan Kurniawan melalui pengeras suara.

Kapolres Jakarta Selatan kesal dengan ulah Agus Harimurti Yudhoyono yang naik ke atas kap mobilnya All New Navara Nissan warna hitam, lalu orasi dengan pengeras suara sehingga menimbulkan kegaduhan didepan Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan usai acara debat pilkada DKI putaran kedua.

Padahal posisi mobilnya Agus Harimurti Yudhoyono berada tepat di jalan utama depan Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan. Alhasil, lalu lintas pun tidak bergerak dan kemacetan total terjadi akibat penumpukan kendaraan-kendaraan pengguna jalan raya yang terhalang mobilnya Agus.

Ya beginilah mental priyayi yang merasa pepo-nya masih berkuasa di negeri ini. Bikin diri seolah-olah dirinya adalah orang yang diistimewakan, padahal kelancaran pengguna jalan adalah prioritas utama.

Dalam peraturan lalu lintas, tidak ada istilah orang yang diistimewakan, sekalipun Agus Harimurti Yudhoyono adalah calon Gubernur DKI Jakarta. Yang diutamakan adalah para pengguna jalan dan kendaraan bermotor yang memiliki hak utama.

Merasa tidak digubris oleh Agus Harimurti Yudhoyono, Kapolres akhirnya emosi dan berang, lalu membentaknya.

“Maju mobilnya maju! Mobil Anda menghambat mobil lain, maju!”, bentak Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi, Iwan Kurniawan.

Lagi-lagi bentakan Kapolres itu dianggapnya angin lalu. Bukannya mentaati perintah aparat keamanan, malah dengan cueknya Agus Harimurti Yudhoyono terus berorasi dan berkoar-koar dari atas kap mobilnya seolah-olah menganggap remeh pihak Kepolisian.

Bukan hanya Agus Harimurti Yudhoyono yang menganggap sepele dengan instruksi Kapolres, para relawannyanya yang norak itu juga ramai-ramai meneriaki Kapolres.

“Huuuuu, nggak asik. Ayo terusin, mas Agus belum turun,” teriak para relawan norak bermental kampungan itu. Akibatnya, suasananya benar-benar gaduh dan kemacetan parah pun tak terhindarkan lagi.

Akibatnya fatal, Kapolres Jakarta Selatan pun marah besar dan murka. Tak ayal lagi, Agus Harimurti Yudhoyono dibentak dengan suara keras karena selain merasa tidak digubris, juga disertai dengan kondisi yang sangat gaduh dan kemacetan parah yang terjadi akibat penumpukan mobil yang terhalang mobilnya Agus Harimurti Yudhoyono.

“Saudara ribut, yang lain terganggu! Atau kami akan menggunakan kewenangan kami untuk membubarkan saudara!” Bentak Kapolres dengan nada tinggi.

Melihat reaksi Kapolres yang murka, Agus Harimurti Yudhoyono buru-buru segera masuk ke dalam mobilnya dan ngacir dari tempat itu. Bossnya ngacir, para relawannya juga turut ngacir dan buru-buru membubarkan diri.

Kewenangan aparat keamanan sudah jelas untuk membubarkan dengan paksa aksi-aksi yang menganggu ketertiban umum sesuai amanah yang termaktub dalam perundangan-undangan yang berlaku.

Aturan pengamanan terkait ketertiban pengguna jalan raya diatur dengan jelas dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Aturan lainnya juga diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas dalam Keadaan Tertentu dan Penggunaan Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas.

Setelah Agus Harimurti ngacir, Kapolres Jakarta Selatan lalu mengusir para relawan bayaran yang norak itu agar tidak bikin gaduh dan mengganggu kenyamanan tamu dan penghuni Hotel Bidakara.

“Sudah tahu di sini hotel, banyak pengunjung, semuanya harap tenang! Tidak ada yang menggunakan alat, tidak ada yang menghalangi jalan, silahkan bubar!” ujar Kapolres dengan nada tinggi.

Ya begitulah ulah calon Gubernur alay dan masih labil. Belum jadi Gubernur DKI saja sudah melanggar hukum, bagaimana kalau jadi Gubernur beneran? Mau jadi apa Jakarta ini dipimpin Gubernur alay yang norak model begini?

Sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, harusnya Agus Harimurti Yudhonyono memberi contoh yang baik dan memahami bahwa kepentingan umum diatas segala-galanya dengan membantu pihak Kepolisian menciptakan keamananan, kenyamanan dan ketertiban di jalan raya, bukan malah sebaliknya.

Tapi ya begitulah, namanya juga calon Gubernur karbitan, anak priyayi mantan petinggi negeri, sudah barang tentu, mental alay dan norak masih melekat dan susah hilangnya.

Kura-kura begitu.



Jumat, 27 Januari 2017

Soal Menari Pisahkan Sylvi -Anies, Ahok : “Ha..ha..ha.., Iya Lupa Aku,”




JAKARTA (Pos Kota) – Calon Gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjelaskan alasannya bereaksi seperti wasit ketika cawagub nomor urut 1, Sylviana Murni masih menyampaikan pertanyaan kepada pasangan kandidat nomor urut 3, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno, meski waktu yang diberikan sudah habis.

“Aku lihat kok berdua kok gak mau pisah-pisah padahal waktu habis. Ya aku becandain aja suruh pisah,” katanya, seraya tertawa, usai debat berlangsung, di Aula Pertemuan Birawa, Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017) malam.

Ahok pun mengaku spontan melakukannya. Dia seakan lupa bahwa acara tersebut disiarkan langsung oleh 12 stasiun televisi. “Hahaha, iya lupa aku,” imbuhnya.

Kejadian lucu itu berlangsung setelah Sylvi diberi kesempatan bertanya kepada paslon nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Waktu satu menit yang diberi moderator ternyata tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.

Pertanyaan Sylvi terpotong saat waktu yang diberikan habis, yang secara otomatis mikrofon mati. Merasa pertanyaannya belum selesai, Sylvi terus melanjutkan penjelasannya.

Tina Talisa, modetator debat, mengingatkan Sylvi untuk berhenti. “Waktu sudah habis, waktu bertanya sudah habis,” ujar Tina.

Namun Sylvi tidak mengindahkan perkataan Tina. Bahkan Sylvi terus saja memberi penjelasan ketika Anies datang mendekat hingga berhadapan.

Kebetulan, hal itu terjadi di tengah panggung yang juga berarti di depan paslon Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Sambil tertawa Ahok kemudian mengayuhkan kedua tangannya layaknya wasit memberi batas kedua lawan. Bahkan ia berdiri dengan membentangkan kedua tangan sambil tertawa lebar.
Reaksi Ahok yang seperti menari itu, sontak mengundang tawa seisi ruang debat. Ini sedikit mencairkan tensi debat kandidat yang berlangsung.



Sumber