JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki tuduhan bahwa pengungkapan kasus terorisme oleh Densus 88 Anti-Teror Polri merupakan upaya pengalihan isu.
Polri membantah tuduhan tersebut.
"Itu tetap menjadi bagian yang kita selidiki. Kita tidak mau isu yang berkembang merugikan publik," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Boy menganggap pemberitaan soal teroris tidak boleh dianggap remeh. Tuduhan adanya pengalihan isu berpotensi membuat masyarakat menjadi lengah dan kewaspadaannya rendah terhadap gerakan radikal.
"Jangan sampai publik tidak waspada dan menganggap itu kondisi hal yang direkayasa," kata Boy.
Terkait temuan bom di Bekasi beberapa waktu lalu, polisi telah menangkap 11 orang yang diduga saling terkait dengan perencanaan bom bunuh diri di depan Istana Kepresidenan.
Seorang "pengantin" wanita sudah dipersiapkan untuk melakukan aksi pada Minggu (11/12/2016).
Setelah menangkap terduga pelaku, Densus 88 menyita barang-barang di rumah mereka.
Seorang "pengantin" wanita sudah dipersiapkan untuk melakukan aksi pada Minggu (11/12/2016).
Setelah menangkap terduga pelaku, Densus 88 menyita barang-barang di rumah mereka.
Adapun benda mencurigai yang disita, yakni bom dalam rice cooker, bendera ISIS, stiker identitas kelompok Jamaah Ansharut Tauhid, bahan-bahan kimia, hingga surat wasiat salah satu pelaku yang ditujukan untuk orangtuanya.
"Kita tidak ingin membohongi publik dengan kondisi yang ada," kata Boy.
EmoticonEmoticon