Minggu, 18 Desember 2016

Iris Kuping Jilid III: Lulung Prediksi Eksepsi Ahok Tak Diterima Hakim




Jika Haji Lulung dan Ahok disandingkan, menurut pengamatan saya, mereka terlihat lebih mirip Tom dan Jerry yang selalu tidak akur dan saling serang satu sama lain. Ada sih momen di mana mereka berdua terlihat akrab, tapi lebih banyak ketidakcocokannya ketimbang kecocokan. Mereka berdua dikenal hobi perang verbal. Salah satunya adalah ketika Lulung sering bertaruh yang ada kaitannya dengan Ahok. Taruhannya tidak main-main, iris kuping.

Dulu Ahok sempat diserang oleh kasus audit BPK terkait dengan pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Ahok menganggap BPK ngaco terkait audit tersebut. Seperti yang pernah diberitakan, Lulung sempat menyatakan janji untuk potong kuping jika Ahok berani menggugat BPK ke pengadilan. Kalau memang Ahok meyakini BPK salah, Lulung menantang Ahok menggugat BPK. “Saya yakin Ahok nggak berani. Ahok kan lakukan propaganda saja ngomong ngaco doang. Kalau Ahok gugat ke pengadilan sama saja gali kuburan dia. Makanya saya bilang nggak bakal berani Ahok. Makanya kalau Ahok berani iris nih kuping saya,” begitu kata Lulung.

Dan ternyata prediksi Lulung benar, Ahok tidak jadi menggugat BPK. Lulung menang. Ahok tidak menggugat karena BPK seperti Tuhan dan audit BPK tidak bisa dievaluasi sama siapa pun. Ahok juga mendengar saran dari pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra bahwa audit dari BPK tidak bisa dievaluasi di Indonesia. Sepertinya Lulung sudah tahu hal ini makanya berani bertaruh. Jika tidak, wuihhh bisa hilang tuh kuping.

Kemudian Lulung kembali menantang Ahok dengan taruhan serupa yaitu iris kuping jilid II di mana Lulung bertaruh Ahok tidak akan maju dalam pemilihan Gubernur lewat jalur independen. Meskipun Ahok waktu itu mengumpulkan KTP dukungan, menurutnya tantangan paling sulit adalah verifikasi KTP. Menurut Lulung, Ahok pada akhirnya tetap akan maju lewat partai politik. Lulung mengatakan dengan pede, “Waktunya selama pendaftaran, kalau dia pendaftaran sama independen, nih gua potong nih, sampai putus dua-duanya.” Dan lagi-lagi prediksi Lulung benar sehingga tidak jadi iris kuping. 2-0. Sebuah analisa yang bagus, karena saya juga dulu yakin Ahok tidak akan mengambil risiko jalan sendiri lewat independen. Jalur independen ibarat jalan yang sangat terjal dan berliku, banyak ranjau paku. Lebih mudah maju lewat parpol yang ibarat seperti jalan raya yang mulus.

Seolah ingin memperpanjang rekornya, Lulung kembali menantang dan memprediksi bahwa eksepsi Ahok di persidangan tidak akan diterima Hakim. Taruhannya adalah iris kuping lagi. Ini sudah ketiga kalinya. Saat dihubungi rmoljakarta (Jawa Pos Group) Lulung yakin Hakim tidak akan terpengaruh dengan air mata Ahok saat membacakan nota pembelaan. “Saya iris kuping kalau hakim terima eksepsi Ahok,” ujar Lulung.


Kita tinggal menunggu hasil sidang berikutnya apakah prediksi Lulung akan benar untuk ketiga kalinya atau tidak. Tinggal beberapa hari lagi kita akan ketahui apakah eksepsi Ahok diterima atau ditolak. Saya tidak tahu apa alasan Lulung selalu menantang Ahok dengan taruhan iris kuping, hanya dia yang tahu. Memang dua prediksi sebelumnya tepat seperti yang dia katakan. Bagaimana kalau nanti eksepsi Ahok, katakanlah, diterima? Apakah Lulung akan melaksanakan janjinya atau nanti akan mengeluarkan jurus lari dari kenyataan?

Sebelumnya ada dua orang yang berjanji akan melaksanakan janjinya namun ternyata ingkar janji. Yang pertama adalah Anas Urbaningrum yang diduga terlibat dalam kasus korupsi proyek Hambalang setelah dibeberkan oleh Nazaruddin. Anas bahkan bersumpah jika korupsi satu Rupiah saja, maka dia siap digantung di Monas. Kenyataannya Anas terlibat korupsi oleh pihak pengadilan dan akhirnya kini ia terpaksa hidup di dalam penjara.

Orang kedua adalah, mungkin pembaca Seword sudah bisa menebaknya, Amien Rais. Pada Pilpres 2014 lalu, dia sempat berjanji apabila Jokowi menang dalam Pilpres, maka dia akan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta. Kenyataannya, Jokowi akhirnya menang dan Amien Rais pura-pura lupa. Ketika janjinya ditagih, salah seorang Politisi PAN menegaskan bahwa barangkali itu disampaikan Amien saat bergurau untuk memotivasi kader agar berjuang memenangkan pemilihan Presiden (Prabowo). Jadi tidak perlu ditanggapi secara serius karena guyonan belaka. Hmmm, saya sungguh prihatin mendengar jurus berkelit seperti ini.

Ahmad Dhani juga pernah memberikan pernyataan sejenis, tapi saya tidak bisa membenarkan juga karena menyangkut cuitan Twitter yang menurutnya kicauan tersebut discreenshot dan diedit. Baiklah, kita tidak usah mempermasalahkan ini.

Setidaknya kita bisa belajar kalau janji yang terlalu berat, biasanya tidak akan sanggup dilaksanakan, seperti janji yang diucapkan Anas dan Amien Rais karena sungguh berat dan berbahaya. Seperti halnya tantangan Lulung. Kalau prediksinya benar sih tidak masalah, siapa pun bisa, saya juga bisa. Tapi bagaimana jadinya kalau prediksi meleset? Siapa yang bisa dengan jantan memenuhi janjinya? Rasa sulit jika taruhannya sangat besar. Sepertinya Lulung tidak belajar dari dua orang di atas dalam pengucapan janji. Seharusnya lebih berhati-hati saat mengucapkan janji, daripada nanti melanggar janji dengan alasan bercanda dan berguyon dan akibatnya tidak dipercaya lagi ucapannya. Kita lihat nanti skornya apakah 3-0 atau 2-1.

Bagaimana menurut Anda? Ayo tebak skor.

Salam Entahlah.





Artikel Terkait


EmoticonEmoticon