Selasa, 05 Desember 2017

Akun Penghina Jokowi Tercyduk Lagi

Tags








Adanya beberapa orang yang ditangkap tak membuat jera sekelompok manusia ini. Bahkan mereka semakin melakukannya secara masif, terstruktur, dan sistematis. Awalnya saya mengira ditangkapnya satu orang merupakan peringatan bagi orang lainnya. Namun itu semua ternyata salah karena sampai detik ini pun masih ada yang melakukannya.

Itulah realita yang terjadi saat saya melihat akun-akun yang menghina Presiden Joko Widodo. Setelah akun bernama Ringgo Abdillah tertangkap di Medan pada bulan Agustus lalu, empat bulan berselang, ada seseorang yang kembali tertangkap karena kasus serupa.

Orang itu bernama Cahyo Gumilar yang saat ini berusia 40 tahun. Cahyo ditangkap karena telah melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo melalui akun Facebook-nya. Cahyo ditangkap di kediamannya yang beralamat di Jalan Benda XI, Blok C 21, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, pada hari Minggu (03/12).

Bersamaan dengan ditangkapnya Cahyo, polisi mengamankan satu unit ponsel, laptop, hard disk, handycam, dan kamera digital dista sebagai barang bukti. Selain itu, sebuah pedang, sebuah bendera tauhid warna hitam, satu buah bendera Palestina, satu buah bendera Laskar Pembela Islam (LPI) yang merupakan organisasi sayap juang Front Pembela Islam (FPI), dan satu rompi hitam bergambar bendera Palestina juga ikut diamankan dari kediaman Cahyo.

Saat diinterogasi Cahyo mengakui seluruh perbuatannya yang telah mengedit seluruh foto dan mengunggahnya ke akun Facebook yang ia miliki. Menurut Wakabareskrim Irjen Antam Novambar dalam rilisnya pada hari Selasa (05/12/2017) dilansir dari Detik.com dijelaskan bahwa Cahyo mengunggah konten yang diduga mengandung unsur hinaan, ancaman, dan ujaran SARA lantaran menilai hukum di Tanah Air berat sebelah.

Motivasi Cahyo melakukan perbuatan tersebut adalah sebagai panggilan jiwa, karena hukum pada saat ini berat sebelah serta telah melakukan kriminalisasi terhadap para ulama. Karena postingannya ini, polisi menjerat Cahyo dengan Pasal 45a ayat 2 juncto Pasal 28 ayat 2 dan/atau Pasal 45b juncto Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 207 KUHP.

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-3755085/hina-jokowi-di-facebook-cahyo-gumilar-ditangkap-bareskrim

Jika kita melihat atau dalam bahasa zaman now adalah stalking ke akun Facebook Cahyo, maka kita dapat menemukan berbagai foto editan yang ia unggah ke akun tersebut. Banyak foto-fotonya diedit dengan dia memegang senjata dan dengan atribut FPI, bendera Palestina ataupun bendera hitam yang kemungkinan adalah bendera tauhid.

Namun saya melihat sebuah foto yang lebih tepat masuk ke kategori mengancam ketimbang sebuah hinaan seperti yang terdapat pada foto berikut:




Pada foto tersebut terlihat Cahyo memegang sebuah senjata dan berdampingan dengan orang yang mengenakan topeng berwarna hitam serta memegang sebuah pisau. Selain itu terlihat juga foto yang mungkin lebih ke seorang tawanan yang telah diedit menjadi foto Pak Jokowi. Pada foto tersebut juga tertulis "JADILAH MUSLIM YANG BERANI MELAWAN PENGUASA DZALIM".

Sekarang yang jadi pertanyaan, Pak Jokowi dzalim dari mananya coba? Justru Pak Jokowi lah yang benar-benar mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Papua yang dulu tidak pernah disentuh pembangunan mulai dibangun infrastruktur yang bukan cuma baik bahkan megah. Freeport yang dahulu hanya menyumbang 10% bagi negara kita sekarang sudah memberikan 51% bagi kita. Pembangunan yang dahulunya jawasentris kini mulai merata ke seluruh Indonesia. Dzalim dari mananya? Saya benar-benar membutuhkan penjelasan.

Bahkan saat saya mencoba mencari tahu arti kata dzalim, saya menjadi semakin heran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), zalim adalah bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, dan kejam. Saya heran dimana perilaku atau kebijakan Pak Jokowi yang mencerminkan sikap-sikap di atas?

Kejam? Mungkin iya, Pak Jokowi kejam kepada Petral karena menghambur-hamburkan uang negara sehingga ia membubarkannya guna menghemat anggaran hingga Rp 250 miliar per harinya! Tidak menaruh belas kasihan? Mungkin iya, Pak Jokowi tidak memberikan belas kasihan kepada kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia sehingga ia menenggelamkannya tanpa ampun, kejam bukan?

Pak Jokowi bengis? Bengis dari mana coba wajahnya saja terlihat ndeso. Pak Jokowi tidak adil? Dia bahkan membangun infrastruktur di Aceh, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Padahal dia kalah telak saat Pilpres tiga tahun lalu. Kalau dia tidak adil, bisa saja dong dia mengabaikan daerah-daerah tersebut dan memfokuskan pembangunan di Jawa Tengah, Bali, ataupun Sulawesi Utara yang merupakan lummbung suara bagi dirinya saat Pilpres tiga tahun lalu.

Saran saya kepada orang-orang yang masih membenci Pakde Jokowi, segeralah buka mata hatimu. Lihatlah apa yang sudah ia lakukan bagi negeri ini. Lihatlah pembangunan merata yang ia berikan bagi bangsa kita. Sudah saatnya kita memberikan dukungan kepada pemerintah kalaupun tidak suka berikan kritik yang membangun, jangan hanya sekedar nyinyir. Betul tidak?

Salam satu tanah air Indonesia!





Artikel Terkait


EmoticonEmoticon