Selasa, 12 Desember 2017

Anies Melakukan Kebohongan Publik Soal Kenaikan Dana Parpol?

Tags








Pernyataan-pernyataan Anies semakin lama semakin ngawur dan sangat membahayakan dirinya. Anies terlalu mudah mengklaim, serta menyalahkan gubernur sebelumnya jika ada ketidakberesan. Anies terlalu gegabah karena tidak melakukan tabayun dan kroscek dengan gubernur sebelumnya terlebih dahulu.

Anies sebelumnya mengatakan akan mengkaji ulang pergub. Dia menyebutkan jumlah Pergub yang akan dikaji ulang cukup banyak. Bahkan, kata dia, ada delapan Pergub yang ditetapkan Djarot di hari terakhir ia menjabat. "Bahkan di hari terakhir ada delapan Pergub yang dikeluarkan, di hari terakhir pemerintahan," sebutnya.

Ia tak menyebut Pergub tentang apa saja yang delapan tersebut. "Anda bisa lihat di informasi, semua terbuka," ujarnya.

Anies mengatakan pentingnya mengkaji ulang Perda maupun Pergub karena pihaknya tak ingin muncul kejadian seperti kenaikan dana parpol. "Dan muncul masalah, muncul perubahan kebijakan yang sangat mendasar tanpa diketahui oleh publik dan tanpa diketahui oleh kita semua. Jadi mendadak kita muncul masalah ini dan ini jadi pelajaran bagi kita semua," jelasnya.

Nah, entah Anies dapat bukti dari mana sehingga dengan mudahnya mengatakan bahwa Djarot yang menetapkan pergub soal kenaikan dana parpol. Anies seperti mengabaikan data valid dan lebih mengedepankan ingin menjelekkan gubernur sebelumnya. Padahal, apa yang dikatakan oleh Anies dibantah oleh Djarot.

Djarot mengatakan tidak pernah menandatangani peraturan gubernur (pergub) mengenai bantuan dana untuk partai politik.

"Kalau pergub yang disahkan di masa saya menjabat itu tentang hak keuangan anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Silakan dicek," ujar Djarot

Terkait dengan kenaikan anggaran bantuan parpol, Djarot mengaku tidak mengetahui permasalahan tersebut. Jadi kenaikan bantuan parpol di DKI disamakan dengan mekanisme peraturan pemerintah. "Kalau polemik mengenai bantuan parpol DKI, saya tidak tahu," ujarnya.

Nah, ternyata apa yang disampaikan Anies berbeda dengan apa yang disampaikan Djarot. Kira-kira pernyataan siapa yang benar?

Jika melihat rekam jejak, pernyataan Djarot lebih bisa dipercaya. Sebelum ini, Anies juga menuduh Ahok menggunakan uang swasta untuk membiayai tim gubernur. Tuduhan Anies kemudian dibantah oleh Sumarsono. Jika sebelumnya saja tuduhan Anies ternyata hoax, maka tuduhannya kali ini kepada Djarot juga diragukan kebenarannya.


Jika Anies yang keliru, artinya Anies kembali melakukan kebohongan publik. Seharusnya, Anies terlalu mudah melontarkan pernyataan jika belum melakukan kajian dan kroscek dengan Djarot.

Melihat gaya kepemimpinan Anies saat ini, saya khawatir Anies hanya akan sibuk menjelek-jelekkan gubernur sebelumnya untuk mengalihkan ketidakbecusannya dalam bekerja. Karena Anies belum mampu memberikan kinerja sebagus gubernur sebelumnya, maka salah satu cara agar dirinya dinilai telah bekerja dengan baik adalah dengan menjelek-jelekkan kinerja gubernur sebelumnya.

Namun gaya seperti ini sebenarnya bisa menikam ke diri Anies sendiri. Anies mempertaruhakn martabatnya di depan masyarakat DKI. Jika ternyata tuduhan Anies kepada Djarot keliru, maka dengan cara apa lagi Anies akan mengambil hati masyarakat? Dengan alasan apalagi masyarakat bisa menghormati gubernur Anies? Jika gubernurnya tukang tuduh, maka bagaimana nasib warganya? Apakah warga dibenarkan meniru gubernur yang seperti itu?

Padahal, Anies sejak awal dengan pongahnya akan menjadi gubernur yang mengedepankan pendekatan personal, sopan santu, tutur kata halus dalam menjawab keluhan masyarakat. Namun jika tutur kata yang halus digunakan untuk menuduh sesuatu yang belum pasti kebenarannya, maka tutur kata yang halus ini lebih pahit dibanding racun.

Jujur sampai sekarang saya belum melihat sisi positif dari kepemimpinan Anies selain hanya menjadi hiburan saja. Masih mending jika Anies mengakui bahwa dirinya masih banyak kekurangan karena memang masih baru. Akui saja bahwa Anies belum bisa bekerja sehebat Ahok maupun Djarot. Saya rasa sikap lebih kesatria dan akan mendapat respon yang baik bagi masyarakat. Artinya, Anies tipe orang yang mau belajar menjadi lebih baik.

Sayangnya, selain tidak becus bekerja, Anies tidak segan-segan untuk menjelekkan, mengritik, dan menyalahkan gubernur sebelumnya padahal dia sendiri belum melakukan yang lebih baik dari gubernur sebelumnya. Masih mending jika Anies mengkritik, menyalahkan, dan menjelekkan gubernur sebelumnya jika dia bisa melakukan pekerjaan yang jauh lebih hebat. Namun realitanya tidak seperti itu. Kinerja Anies bahkan bisa dikatakan parah. Bukankah sikap seperti ini merupakan ciri-ciri orang sombong?




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon