Jumat, 01 Desember 2017

PERCAYA 212 BUKAN AKSI POLITIK, IBARAT PERCAYA MIYABI PERAWAN

Tags



Setelah Ahok dipenjara, minimal kita jadi tahu dan paham dua hal. Pertama soal betapa coretan “pemahaman nenek lo!” adalah coretan yang menunjukkan betapa Ahok sangat memikirkan rakyat Jakarta. Berbanding terbalik dengan Anies Sandi yang mancur terpancur dan hancur. Kedua, akhirnya kita menyadari bahwa aksi 212 itu memang aksi politik. Lihatlah, setelah Ahok dipenjara, mereka tetap berkumpul dan beraksi dengan alasan yang tidak waras; reuni.

Sedikit flashback, tahun lalu ada begitu banyak orang yang bergelar ustad ikut turun ke jalan dengan penuh bangga. Aa Gym misalnya, "Tak pernah terbayangkan siapapun shalat Jumat sebanyak ini, Alhamdulillah Aa bersyukur dan bangga jadi seorang Muslim.”

"Aksi bela Islam dari pertama, kedua, ketiga, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mencari rida Allah. Apa pun risiko yang kita hadapi, kita tak peduli, semua dari rida Allah," kata Rizieq.

Tahun lalu, aksi 212 adalah dinamakan aksi bela Islam. Ini karena mereka datang berdemo untuk protes terhadap pernyataan Ahok soal “jangan mau dibohongi pakai Almaidah 51 (hanya demi pemilihan Gubernur).”

Betapapun kita menjelaskan dan membantah bahwa aksi tersebut hanyalah aksi untuk mengalahkan seorang Ahok, pada akhirnya Aa Gym dan Rizieq berhasil meyakinkan banyak masyarakat, bahwa aksi 212 adalah aksi bela agama, melawan Ahok yang sudah mereka labeli penista agama.

Namun kini semua argumen saya yang menyebut aksi 212 adalah tentang politik kekuasaan akhirnya terkonfirmasi. Lewat acara reuni alumni 212 ini kita jadi sadar bahwa tagline “Bela Islam” hanyalah omong kosong belaka. Terlebih sudah ada orasi yang bisa dijadikan konfirmasi. Ketua Presidium alumni 212 Slamet Maarif beberapa waktu lalu sempat berpidato “Tahun depan perjuangan kita di Pemilihan Gubernur, Pilkada 2018 Itu perjuangan kita, itu ladang kita, bagaimana Islam menang di Pilkada 2018. Itulah pertempuran utama kita. Saya tanya, apakah saudara ingin Presiden kita ganti?” yang kemudian disambut jamaah 212 dengan teriakan “ganti!”

Logikanya, tuntutan mereka agar Ahok dihukum atau dipenjara sudah terpenuhi. Jadi untuk apa melakukan aksi lagi? ini kan sama seperti mantan yang menuntut minta putus, sambil terus mencaci maki, tapi setelah diputus malah mau reuni. Eh? Nggak, itu perumpamaan yang agak maksa, haha.

Intinya adalah, aksi 212 ini adalah aksi politik. bahwa sebelumnya para ustad seleb menyebut aksi 212 murni bela Islam, bela agama dan sebagainya, itu mungkin karena mereka terlalu bodoh sehingga dimanfaatkan. Atau mereka sebenarnya tahu itu adalah aksi politik tapi pura-pura tidak tahu.

Sekarang lihat saja Rizieq, yang dulu getol menyebut aksi 212 adalah murni bela Islam, sekarang dia sendiri mendukung aksi reuni. Tidak konsisten, setidak konsisten cintanya pada mbak Fir, haha ihir.

Bagaimanapun reuni alumni 212 ini tak akan diikuti oleh banyak orang. Sebab sebagian besar orang yang dulunya ikut aksi 212 kini sudah sadar, bahwa mereka dimanfaatkan dan dikecoh oleh kemunafikan para ustad atau habib yang mereka idolakan atau percayai. Kalau tidak percaya, ya lihat saja besok akan sebesar apa. Jika dulu katanya sampai 7 juta orang, maka minimal acara besok akan diikuti oleh 700 ribu orang atau 10% dari total alumni 212. Namun jika hanya diikuti oleh 7 ribu orang, maka itu sekitar 0.01% dari total alumni. Sehingga bisa dengan mudah disimpulkan bahwa reuni alumni 212 gagal total karena mayoritas masyarakat awam sudah sadar telah dibohongi pakai almaidah 51. Apalagi kalau besok ternyata hanya diikuti oleh kurang dari 7 ribu orang, itu akan menjadi catatan alumni paling gagal seplanet datar hambalang.

Bagi saya, setelah serangkaian kejadian dan bahkan pidato ketua 212 yang secara terang-terangan membahas politik dan kekuasaan, seharusnya itu menjadi pesan yang jelas untuk semua masyarakat bahwa aksi 212 memang politis. Namun jika setelah ini masih ada yang percaya bahwa reuni atau aksi 212 ini bukan aksi politik, itu sama seperti percaya bahwa Miyabi si bintang bokep masih perawan. 

Begitulah kura-kura.


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon