Rabu, 15 November 2017

RIZIEQ SHIHAB BELUM MAU PULANG KARENA TAKUT DITANGKAP ALIAS PENGECUT, TITIK, TIDAK PERLU MENGANCAM

Tags




Eggi Sudjana, pengacara Rizieq Shihab, membuat dagelan, banyolan, bacot, tuduhan, fitnah, dan ancaman sekaligus terkait alasan RS belum pulang ke Indonesia. Berikut penulis menanggapi alasan RS yang dimuat detik.com.

Indonesia aman terkendali tong

“Jadi beliau masih di Mekah dan belum pulang karena pertimbangannya belum ada situasi yang aman.”

Situasi Indonesia aman. Tidak ada pertikaian, tidak ada peperangan, tidak ada lagi persekusi, dan terutama tidak ada lagi HTI yang menyerukan khilafah dan anti Pancasila karena sudah dibubarkan berdasarkan Perppu No. 2 Tahun 2017. Dan sepertinya FPI dan laskar-laskarnya, yang dipimpin RS, sedang tiarap, mungkin karena sudah diundangkannya Perppu. Atau mungkin sedang tidak ada yang “titik titik”.

Ahoker dan Jokowier menginginkan keadilan, jangan memfitnah

“Maksudnya apa? Maksudnya, saya sebagai lawyer-nya ya, diberi tahu misalnya kalau dia pulang para pendukung Ahoker misalnya, Jokowier juga, mungkin sangat mendesak supaya Habib Rizieq ditangkap.”

Hei tong…. Ahoker dan Jokowier yang kamu sebut itu menginginkan keadilan. Desakan terhadap penangkapan RS adalah konsekuensi keberpihakan Ahoker dan Jokowier terhadap penegakan keadilan di negeri ini tanpa terkecuali. Jadi tidak ada paksaan terhadap hukum. Yang ada itu, siapa pun di negeri ini, yang terindikasi melakukan pelanggaran hukum harus ditindak secara hukum.

Oh iya yah…. FPI mungkin tidak seperti itu yah? Mungkin karena sudah keseringan main hakim sendiri seperti sweeping dan persekusi. Tapi tenang saja sob, Ahoker dan Jokowier itu mengerti dan taat hukum. Tidak seperti kaum datarian, cabuler dan petol koreker yang bertindak seenak udel-nya.

Mengancam ya?

“Sementara, ini, para jawara, FPI, umat Islam, nggak mau Habib Rizieq ditangkap. Apa yang terjadi coba? Konflik, bunuh-bunuhan, siapa yang bertanggung jawab?”

Jadi menurut Eggi ini, kalau RS ditangkap, para jawara dan FPI akan berontak. Eggi ini mengancam kalau RS ditangkap akan terjadi konflik dan bunuh-bunuhan. Saya mau tanya, siapa yang akan saling bunuh? Siapa yang akan memancing konflik?

Ups umat Islam? Wow….. Umat Islam yang mana? Setahu saya, mayoritas umat Islam Indonesia ini sangat mencintai kedamaian. Terbukti Indonesia menjadi negara mayoritas berpenduduknya Muslim paling toleran di dunia. Kalau pun ada yang tidak toleran, main hakim sendiri, dan intoleran, itu hanya sebagian kecil dari ratusan juta umat Islam di Indonesia.

Lagian begok, bodoh, dan tolollah umat Islam mengorbankan kedamaian dan nama baik Islam hanya demi seseorang yang ditangkap karena kasus pornografi seperti RS. Umat Islam Indonesia itu sudah terkenal ramah, ya tong. Jadi tidak perlu menghasut hanya demi seorang tersangka pornografi. Amit amit deh.

Ahoker dan Jokowier sangat menghargai proses hukum dan sejauh ini cinta damai. Jadi tidak mungkin mereka memancing terjadi konflik dan membunuh. Kecuali memang pernyataan Eggi adalah ultimatum sebagai penolakan kasus hukum RS.



Tetapi tenang saja tong…. Indonesia masih punya POLRI dan TNI. Mereka siap untuk menjaga keamanan, mengatasi konflik dan menciduk siapa saja yang mau mencoba melakukan kekacauan, dan mempertahankan NKRI ini. Mereka siap merelakan hidup mereka demi negeri ini. Kalau hanya FPI

RS memang pengecut

“Jadi, Habib lebih memilih di Saudi dulu suasana biar aman. Biarinlah dia dikatain pengecut dan lain sebagainya, itu risiko yang dia harus terima, tapi dia mulia hatinya supaya tidak ada terjadi pertumpahan darah.”

RS bukan dikatai pengecut. Orang mengatakan dia pengecut karena kelakuannya, lari ke luar negeri untuk menghindari hukum Indonesia. Pengecut itu adalah yang tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dia tidak akan dikatakan pengecut kalau tidak lari, sebaliknya akan dihargai dan dihormati.

Buktinya dia melarikan diri dengan banyak alasan mulai dari ibadah sampai demi situasi Indonesia. Sudah menggunakan agama untuk melarikan diri, masih merasa penting lagi berbicara soal situasi keamanan Indonesia. Padahal, sebagai seorang yang dikenal sebagai rohaniwan (habib, ustaz, dan pentolan FPI), seharusnya menghindari alasan suci demi melarikan diri.

Apakah lebih baik RS tidak pulang? Sebab setelah dia 'lari', Indonesia semakin aman, semakin berkurang mulut penghasut dan busuk di negeri ini. Lihatlah FPI tiarap sejak kepergiannya. Hanya segelintir saja yang melakukan persekusi. Demo-demo pun sudah semakin berkurang tuh. Jadi baiknya RS ini di sana saja terus yah.

RS bukan siapa-siapa

“Alasan itulah yang saya dapati sehingga Habib tetap bertahan di sana dulu sampai situasinya itu (aman).”

Yang menjamin situasi Indonesia itu pemerintah beserta jajarannya, bukan RS. RS itu bagai kentut, baunya menyengat ke hidung dan bisa membubarkan orang sedang ngerumpi, tetapi hanya sebentar dan kalau sudah hilang keadaan kembali asyik.

Bagi saya pribadi tidak ada kebencian terhadap RS ini. Setiap orang memang bebas memperjuangkan apa yang dianggap benar. Tetapi setiap orang juga harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Apalagi kalau terkait kasus hukum.

Padahal kalau mau ditanggapi dengan jantan, kasus RS kan tidak terlalu luar biasa, hanya kasus pornografi. Itu pun masih tersangka. Masih bisa dibantah dan diperjuangkan di pengadilan kalau memang tidak benar. Ariel dan Luna Maya saja sudah kembali manggung, tampil dengan senyum seperti semula. Soal pornografi itu soal nafsu, yang kadang orang sehebat dan sesuci apa pun, tidak kuat menahannya. Yang penting itu soal bagaimana belajar menjadi lebih baik.

Memang posisi RS sebagai pentolan FPI, Imam Besar FPI, dan pembina alumni 212 cukup memprihatinkan. Tetapi semakin dibiarkan begitu saja, lama-lama akan semakin memprihatinkan dan memalukan. Bisa jadi RS akan tinggal sejarah suram, hanya tinggal kenangan kelam akan seorang orator yang lari karena kasus pornografi, dan dilenyapkan dari takhtanya oleh orang-orang yang sekarang sudah mulai menunjukkan taringnya. Jadi sebaiknya, seperti dilansir liputan6.com, RS pulang saja tanggal 22 November 2017 nanti seperti yang sudah direncanakan.

Ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. Berperilakulah sesuai dengan statusmu. Jika statusmu seorang rohaniwan, hiduplah sebagaimana rohaniwan. Jika statusmu seorang pejabat, bertindaklah sebagaimana seorang pejabat. Jika statusmu seorang Indonesia, taatlah terhadap hukum Indonesia. Jangan seperti kentut, status tidak jelas, sering kali memancing kecurigaan, dan membuat kegaduhan karena baunya.

Salam dari rakyat jelata



Artikel Terkait


EmoticonEmoticon