Salah satu ustadz, yah ustadz seleb sih, yang akhir-akhir ini sangat amat peduli dengan Jakarta adalah Aa Gym. Entah mengapa Aa menjadi sangat peduli dengan Jakarta? Aa begitu resah jika Jakarta dipimpin oleh orang yang bukan muslim. Meski keresahan Aa tidak ditumpahkan dengan tangis seperti sang “wagub sosis”, pastinya, Aa menumpahkannya di sepertiga malam. Berdoa agar rakyat Jakarta sadar bahwa memilih pemimpin non-muslim adalah sebuah kesalahan.
Bagi Aa, doa pun tak cukup. Aa perlu turut aktif dalam aksi bela Islam yang berseri itu. Aa mengerahkan sebanyak mungkin pasukan dan fansnya untuk turut serta dalam aksi ini. Gawat pokoknya kalau Jakarta dalam genggaman kekafiran. Ini tidak boleh terjadi.
Aa yang sempat tak pernah muncul lagi di layar televisi, alhmadulillah, berkat kegigihannya dalam aksi bela Islam, kini dilirik media-media. InsyaAllah, kedepannya televisi pun melirik Aa. Untuk itu, Aa sepertinya perlu untuk terus melemparkan isu “penistaan agama” kepada umat dengan beragam analisis dan permisalan. Siapa tau, suatu saat nanti, Aa bisa hadir lagi di layar televisi. Tentu dengan tagline “managemen rumah tangga”, eh maaf, “managemen qalbu”.
Belum lama ini, Aa menyampaikan sebuah argumentasi kepada publik. Dengan permisalan yang sangat Qur’ani, Aa menyedot begitu banyak perhatian. Terutama kaum bersumbu pendek, yang tengah kehabisan akal membendung seword(dot)com, hingga mereka bermain tak sehat dengan menyerang situs seword. Argumentasi Aa dirasa oleh mereka sangat hebat dan pasti dapat membungkam pada pendukung Ahok.
Aa Gym menyampaikan gini:
Kalau ada orang Muslim dukung Ahok karena katanya Ahok bisa membangun, maka sampaikanlah pada dia bahwa fir’aun bisa membangun mesir menjadi Negara gemerlap. Pendukungnya hidup makmur tapi fir’aun menistakan Agama Allah, maka Allah hancurkan dia.
Kalau ada orang Muslim dukung Ahok karena katanya Ahok bisa membuat Jakarta menjadi modern, maka sampaikanlah pada dia bahwa namrud bisa membangun Messopotamia menjadi Negara yang modern, bangunan menjulang ke atas dengan teknologi canggih saat itu. Hanya namrud menistakan Allah, maka Allah hancurkan dia.
Kalau ada orang Muslim dukung Ahok karena katanya Ahok bisa menjadikan hidup makmur, maka sampaikanlah pada dia bahwa Bangsa saba’ bisa membangun negerinya menjadi Negara yang makmur, bebas korupsi. Dan kaum saba’ menistakan Agama Allah, maka Allah hancurkan mereka.
Ngeri-ngeri sedap bukan argumennya? Kaum bersumbu pendek pun sorak-sorai kegirangan. Dan kini mereka bisa menjadi ustadz-ustadz dadakan yang punya kompetensi untuk mengkafirkan mereka yang berseberangan.
*minum equil dulu sambil makan sari roti*
Aa mencoba untuk menyerupakan kasus “penistaan” yang dilakukan Fir’aun, Namrud dan Saba’ dengan penistaan yang dilakukan Ahok. Aa ini hebat memang dalam memisalkan. Tapi, apakah penistaan yang dilakukan para musuh Allah itu benar-benar serupa dengan Ahok? Yuk kita berlaku adil. Sebab, adil itu, kata Quran, lebih dekat kepada takwa. Dan ketidakadilan bermula dari kebencian yang akut.
Firman-Nya, “…janganlah kebencian terhadap suatu kaum membuat kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, sebab itu lebih dekat kepada takwa..” (QS. Al-Maidah:8)
Mari kita bongkar satu persatu apa yang menjadi penyebab Fir’aun, Namrud dan Kaum Saba’ hancur ditimpakan azab oleh Allah. Boleh jadi, penyebab itulah yang Aa anggap sebagai “penistaan agama Allah”.
Fir’aun
Pertama Fir’aun. Fir’aun ini adalah sebutan untuk raja Mesir. Tapi tak hanya di Mesir, di lembah Nil dan Iskandaria juga, raja-rajanya disebut Fir’aun. Tak semua Fir’aun jahat. Coba baca kisah Nabi Yusuf as dimana Fir’aun pada masa itu sangat baik terhadap rakyatnya. Ini penting. Sebab, ada saja orang-orang yang bersumbu pendek, mengeneralisir bahwa yang namanya Fir’aun itu pasti jahat.
Dan Fir’aun yang disebut Aa Gym pasti Fir’aun yang hidup di masa Nabi Musa as. Nabi Musa hidup di masa dua Fir’aun. Pertama, Ramses II saat Nabi Musa lahir dan kedua, Merenptah II saat Nabi Musa keluar dari Mesir.
Kejahatan dua Fir’aun ini sudah sangat terkenal. Banyak kita temukan dalam Quran maupun Bibel. Kejahatan yang paling terkenal yang dilakukan oleh Fir’aun adalah membunuh anak-anak laki-laki. Lalu, ia menganggap dirinya sebagai Tuhan. Begitu banyak kezaliman yang dilakukannya kepada Bani Israil, hingga atas petunjuk Allah, Nabi Musa mengajak Bani Israil untuk keluar dari Mesir.
Pertanyaannya, apakah Ahok membunuhi anak-anak laki-laki di Jakarta? Justru, Ahok malah KJP dimana anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, dapat terus sekolah. Ahok menggratiskan Bus Transjakarta bagi anak-anak pemegang KJP. Kemiripan apa antara Ahok dengan Fir’aun Ramses II atau Menerptah II? Yang membuat Aa berkesimpulan, jika pilih Ahok, Jakarta akan hancur sebagaimana Mesir?
Jakarta is fine. Banjir teratasi, kekumuhan diberesi, diskotik ditutupi, kebersihan terus ditingkatkan, kesejahteran masyarat membaik. Bukankah yang tidak baik adalah Jawa Barat, tempat dimana Aa tinggal? Banjir dimana-mana, inteleransi merajalela, prostitusi paling tinggi, kemiskinan nomor satu, kebersihan ah sudahlah. Dan Aa kok masih sibuk ngurusin Jakarta? Bukankah Rasul memerintahkan untuk mengurusi hal-hal yang lebih dekat kita?
Namrud
Ada yang tau apa dosa Namrud sehingga ia diazab oleh Allah? Apa bentuk “penistaan” yang Namrud lakukan sehingga ia mati mengenaskan?
Dosa Namrud yang terkenal dan dijadikan pelajaran untuk umat-umat setelahnya adalah Namrud mengaku dirinya sebagai Tuhan. Quran pernah menceritakan tentang perdebatan antara Nabi Ibrahim dengan Namrud.
Nabi Ibrahim mengatakan, “Tuhanku adalah yang menghidupkan dan mematikan.”
Namrud berkata, “Saya juga dapat menghidupkan dan mematikan.” Maksud Namrud adalah sebab ia seorang raja, ia dapat membiarkan rakyat hidup. Juga, ia dapat mematikan mereka, dengan cara membunuh mereka. Pada titik ini, Nabi Ibrahim tak bisa membungkam Namrud. Perdebatan pun berlanjut.
Nabi Ibrahim mengatakan, “Sesungguhnya, Tuhanku Allah, menerbitkan matahari dari timur. Jika kau adalah Tuhan, maka terbitkanlah ia dari barat.”
Namrud pun tak mampu lagi berkata-kata. Itulah perdebatan sehat yang menggunakan akal sehat. Berbeda jauh dengan kaum sapi-sapian dan ikhwan secingkrangannya yang lebih menggunakan demo-demoan.
Pertanyaannya, apakah Ahok mengaku dirinya sebagai Tuhan? Kalau Ahok menistakan Tuhan, maka bukankah Tuhan sendiri yang akan menghancurkannya? Aa gak percaya Tuhan mampu? Wong, Namrud yang raja di raja pada masa itu, dimana Ibrahim adalah minoritas yang paling kecil, mampu Dia hancurkan. Mengapa Allah tidak mampu menghancurkan Ahok, hingga perlu bantuan demo-demo aksi bela-bela Islam segala?
Kaum Saba’
Quran tidak banyak menceritakan tentang Kaum Saba’. Diceritakan bahwa Kaum Saba’ hidup di sebuah negeri yang penuh dengan taman-taman asri, sungai-sungai dan bangunan-bangunan anggun yang artistik. Salah satu bangunan yang terkenal adalah bendungan yang digunakan sebagai irigasi.
Oleh karena tipu daya setan, Kaum Saba’ tergelincir. Mereka menjadi kaum yang pembangkang. Tidak mau bersyukur atas kegemilangan yang mereka dapatkan. Akhirnya, Allah kirim banjir besar yang merobohkan bendungan-bendungan mereka.
Pertanyaannya, apakah Ahok adalah sosok yang pembangkang? Padahal, saat Ahok dijadikan sebagai tersangka kasus penistaan agama dan dipanggil untuk diperiksa, Ahok datang. Tak seperti Ahmad Dhani, Habib Rizieq dan Munarman yang selalu mangkir. Akhirnya, Dhani lebih memilih dijemput. Sisanya, nanti yah, tunggu gilirannya tiba.
Apakah Ahok pribadi yang tidak bersyukur? Biar dirinya non-muslim, Ahok bayar zakat. Tahun ini, zakat Ahok 55 juta. Tahun ini juga, Ahok memotong 55 ekor sapi yang dikirim ke masjid, mushalah dan rusun. Aa kemarin zakat berapa? Nyumbang hewan kurban berapa?
Pada akhirnya, pertanyaan terbesar saya adalah apakah “dugaan” penistaan agama yang dilakukan Ahok setara timbangannya dengan penistaan yang dilakukan Fir’aun, Namrud, dan Kaum Saba’? Kalau tidak sama dan malah jauh sekali, buat apa memberikan permisalan yang memang tak semisal?
Saya rasa, begitulah kura-kura.
Sumber
Jumat, 09 Desember 2016
Aa Gym Kok Kepo Banget Ngurusi Jakarta? Fakta Ini Mengejutkan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon