Senin, 19 Maret 2018

HEBOH VIRAL!!!! ANIES AMBIL SAMPAH PAKAI TANGAN UNTUK TUJUAN PENCITRAAN, PADAHAL SUDAH ADA GARPU...

Tags






Heboh lautan sampah di Teluk Jakarta akhirnya mendapat perhatian serius dari Pemprov DKI Jakarta. Kemarin sekitar pukul 14.29 WIB, Anies Baswedan datang ke Kawasan hutan MAngrove Eco Marine, Muara Angke, Jakarta Utara. Menggunakan sepatu boot plastik berwarna oranye, Anies langsung 'nyebut' ke tumpukan sampah yang konon tebalnya sekitar 1,5 meter itu.





Kenapa nggak pakai garpu? Lebih susah ya? Jadi lebih mudah pakai tangan? Ini plastik semua nih, sampah plastik semuanya.

Anies mengangkut sampah-sampah plastik menggunakan tangan telanjang, tanpa sarung tangan. Sampah-sampah itu kemudian dimasukkan ke ekranjang berwarna biru. Skeitar Pukul 14.50 Anies pun pergi. Praktis Anies hanya ada di sana sekitar 21 menit saja dan cuma main-main sampah.

Pak Anies Jangan Jorok, Nanti Dimarahi Pak Sandi Lho


Saya ingatkan juga untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Mereka saya lihat bekerja tidak pakai sarung tangan, itu berbahaya kalau ada benda-benda yang tajam atau bisa menimbulkan luka nanti ditangannya.

Sumber kutipan : https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/19/10581801/perhatian-sandiaga-kepada-petugas-yang-bersihkan-sampah-di-muara-angke

Sandiaga Uno sebelumnya sudah menasehati para petugas yang membersihkan tumpukan sampah itu untuk menggunakan minimal sarung tangan sebagai bentuk proteksi diri. Namanya juga sampah, kita tidak tahu di antara yang bertumpuk itu ada benda tajam atau berbahayanya tidak. Belum lagi kalau ada sampah basah (dan kemungkinan besar basah karena itu di area terbuka, kena hujan, kena air laut) pasti baunya juga menyengat dan belum tentu setelah dicuci langsung hilang. Belum lagi, terbayangkan tidak, kalau ada lumpur sampah atau sampah yang hitam-hitam itu kemudian membekas di jari-jari kita karena membersihkannya tidak mudah sekalipun kuku kita potong. Ewh! Membayangkannya saja sudah jorok dan mual sekali. Herannya kok Gubernurnya mau seperti ini.


Lho itu tanda Gubernur merakyat dan memahami amanat penderitaan rakyat! Ya itu bukan merakyat, tapi bego dan ceroboh! Sebagai Gubernur dia itu seharusnya memberikan contoh bagaimana bekerja yang benar. Kerja benar termasuk memperhatikan aspek keselamatan. Kalau dirinya saja tidak diperhatikan apa mungkin masih sempat peduli dengan bawahan? Jangan-jangan yang penting pokoknya sampah itu bersih, tapi bagaimana petugas membersihkan tidak dipedulikan.

Misal staf tidak menyediakan sarung tangan di sana, harusnya justru ditanyakan kepada mereka apakah jangan-jangan para pekerja juga tidak dibekali itu? Bagaimana keamanan kerja mereka? Kalau kurang, berapa kekurangannya? Hal-hal seperti ini seharusnya juga turut jadi perhatian Anies kala turun ke lapangan bukan sekedar rirtual simbolik menunjukkan dia sudah ikut membersihkan sampah. Pemimpin yang baik selalu memperhatikan anak buahnya termasuk hal sepele sekalipun.

Sampah Menumpuk Sejak Februari 2018, Bukan 2014

Lautan sampah di lautan seluas 7500 meter persegi dan sedianya akan dijadikan tambak bandeng ini buat saya memprihatinkan. Kalau benar sudah ada dari 2014 saya yakin orang sudah akan ramai sejak lama dan dijadikan bahan serangan oleh lawan-lawan Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Kenyataannya kan tidak. Seingat saya daerah Muara Angke jaman Ahok sudah sangat bersih dibanding era-era sebelumnya meski belum ada progress penghijauan yang signifikan. Kenapa sampah menumpuk sejak Februari 2018 dibiarkan begitu saja? Tentu ada faktor yang missed di sini. Sebab artinya di bulan-bulan lalu masalah tersebut bisa diatasi. Atau kita tidak sadar bahwa beberapa bulan terakhir muncul kebiasaan buruk di sebagian masyarakat atau bisa jadi kinerja dinas terkait yang menurun. Semua faktor mungkin terjadi.

Di sisi lain, kalau benar itu dari Februari 2018, wow betapa banyaknya sampah yang dibuang oleh warga DKI Jakarta selama satu bulan. Ini baru yang di sini, belum yang dibuang di tempat lain. Tentu ini tantangan bagi Pemerintah maupun para aktivis lingkungan untuk mengedukasi masyarakat perihal menurunkan kuantitas sampah dan sebisa mungkin menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon