Rabu, 03 Januari 2018

Terkuak, PNS Disdik Penebar Hoaks dan Fitnah serta Pendukung HTI!

Tags





Seorang PNS yang bekerja di disdik (dinas pendidikan) Jawa Barat ternyata seorang penyebar kebencian dan terindikasi anggota ormas terlarang. Keterlaluan, oknum ini dari masa SBY saja statusnya sudah sangat provokatif dan menyerang Pak Presiden SBY. Berlanjut dengan Pak Jokowi, oknum ini terus mengumbar kebenciannya.

Adalah akun Twitter El Diablo @digembok yang membongkar isi Whatspapp atau WA oknum PNS ini yang sebenarnya sudah lama eksis di media sosial dan giat, aktif serta agresif mengkampanyekan kebencian kepada pemerintah serta mempromosikan aliran radikal yang bertentangan dengan UU yang ada di negara ini.


Ini status El Diablo@digembok: Muhammad Tejamurti @tejamurti adalah PNS BPPTKPK Dinas Pendidikan Prov.Jawa Barat, terindikasi anggota HTI. Penyebar fitnah dan HOAX terhadap Pemerintah. Gimana nih @Kemdikbud_RI dan Pak @muhadjir_ef masih mau dipelihara?

Bisa jadi karena M. Tejamurti ini menawarkan secara terbuka di Facebooknya untuk join alias bergabung di Whatsapp grupnya, jadi deh terungkap segala jerohan-jerohan kebencian yang sebenarnya juga sudah diekspos terbuka olehnya di FB dan Twitter.

Akun Twitter @tejamurti sendiri sudak diproteki, tapi jelas dari background twitternya ada bendera dengan tulisan, the there will be khilafah. Tapi status-status oknum ini sudah sempat dicapture dan jelas-jelas menunjukkan ujaran kebencian yang konsisten ditujukan kepada Pemerintah/Presiden.

Selain aktif di Twitter, oknum ini punya akun Instagram dan Facebook, nah di Facebook juga menjadi tempatnya aktif membroadcast fitnah dan kebencian. Di facebook, oknum ini memberikan link Whatsapp untuk bergabung dengan grupnya yang

mempromosikan khilafah.

Jadi Oknum PNS ini tak malu serta tak sungkan memposting atau nge-share status-status kebencian serta kampanye khilaffah di medsos buatan Yahudi/Amerika. Twitter serta Facebook adalah media yang paling bdisukainya.

Rupanya Bapak Tejamurti ini juga menularkan ilmunya kepada anak-anaknya. M Tejamurti sekeluarga terindikasi penyebar kebencian dari istri sampai ke-tiga anaknya. Status foto dari istri dan ada anaknya menunjukkan keluarganya sepakat dan jadi tim penyebar hoaks mengikuti kepala keluarganya. Anak istri ternyata bersatu padu menjadi penebar dan penyebar hoaks.


Muhammad Tejamurti masih menjabat Pegawai Negeri Sipil hingga saat ini, artinya hidupnya juga ditanggung negara, dibiayai negara tapi enggak tahu diri. Mendingan sekalian pindah kewarganegaraan dan silakan mencaci sepuasnya. Tapi kalau masih eksis di NKRI tapi berkoar-koar menyatakan makian dan ucapan kebencian justru menunjukkan kemunafikan tingkat tinggi.

Gaji Anda dibayar oleh negara dan dari uang rakyat, rakyat yang waras tidak akan terima kalau ternyata hidup Anda seperti ini sama saja jadi pengkhianat bagi negara yang sudah memberi posisi, pekerjaan dan menafkahi Anda selama ini.

Yang lebih parah lagi ternyata Tejamurti ini adalah seorang yang bekerja di institusi pendidikan. Bekerja di institusi pendidikan tapi ternyata penyebar racun radikal dan kebencian, sangat tidak pantas dan sebaiknya mengundurkan diri saja. Apa jabatannya?

El Diablo mengungkat bahwa oknum ini bekerja di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan. Lah, kalau bekerja di balai pelatihan justru berbahaya karena oknum Muhammad Tejamurti itu akan leluasa melatih guru-guru dengan hoax dan kebencian serta ajaran-ajaran yang bertentangan dengan agama yang diakui Pemerintah saat ini.

Setelah guru-guru itu dilatih dan kembali ke sekolah olehnya, maka guru-guru yang setuju denga Tejamurti ini akan mentransfer ilmu yang didapatnya kepada murid-muridnya. Bayangkan pusaran kebencian akan tersu bertambah, makin membesar dan menyebar ke mana-mana.

Miris melihat wajah pendidikan di tanah air yang masih direcoki oleh oknum-oknum seperti ini yang tak malu-malu menyebar kebencian dan hoax. Makanya pendidikan di Indonesia sulit berkembang karena masih berkutat dengan hal seperti ini.

Pendidikan karakter juga tidak akan bisa berkembang dengan model pendidik seperti oknum ini yang berkoar-koar untuk mengutarakan kebencian dan hasutan. Pendidikan karakter akan terus mundur bilamana pendidik-pendidik apalagi selavel trainer malah mengkader pendidik-pendidik muda untuk menjadi penyebar hoaks.

Menteri Pendidikan Muhadjir harus rajin-rajin menginspeksi serta membersihkan institusi pendidikan Indonesia dari oknum-oknum semacam ini. Pendidikan di Indonesai tak akan bisa berkkembang dan malah jadi pesemaian benih-benih radikal dan siswa-siswa yang jadi penyebar hoaks.

Atasan Tejamurti di Bandung harus segera memberi sanksi yang keras, kalau bisa beliau diminta mengundurkan diri saja daripada tetap eksis di disdik tapi membawa racun kebencian di insitusi tempatnya bernaung.





Artikel Terkait


EmoticonEmoticon