Senin, 28 Agustus 2017

Eggi Sudjana, Suka Berkoar-koar tapi Takut Dipanggil Polisi

Tags






SEWORD.COM - Beberapa kasus yang terjadi di negeri ini tidak hanya membuat tersangka dan korban jadi popular tapi pengacaranya pun ikut terkenal. Besarnya kasus berbanding lurus dengan sorotan media terhadap pengacara yang mendampingi. Bahkan tidak jarang efek dari perkara membuat advokat jadi idola sekaligus dibenci masyarakat.

Di Indonesia ada beberapa advokat yang terkenal, diantaranya Hotman Paris Hutapea, Ruhut Sitompul, Hamdan Zoelva, Patrialis Akbar, Farhat Abas dan lain-lain. Pembela kasus di persidangan ini tidak hanya tersohor layaknya selebriti namun juga membuat mereka jadi kaya raya dan disegani baik kawan maupun lawan.

Akhir-akhir ini ada pengacara yang terkenal karena mendampingi beberapa pelaku kejahatan yang memang lagi hangat-hangatnya dibicarakan masyarakat seperti taik ayam yang baru keluar dari persembunyiannya. Pembela perkara popular tersebut adalah Eggi Sudjana. Bahkan beberapa waktu ini (Agustus 2017) populartis Eggi Sudjana meredupkan beberapa nama pengacara kondang seperti Hotman Paris Hotapea dan Hotma Sitompul. Setiap hari kita dapat menyaksikan wajah Eggi di media sosial, media cetak, media online maupun media elektronik.

Seandainya ada pemilihan advokat paling popular 2017 versi majalah bumi datar, tentu Eggi akan terpilih mengalahkan kandidat-kandidat yang lain.

Sepak terjang Bang Egi, panggilan akrab Eggi Sudjana sudah panjang dan banyak makan garam di negeri ini. Sebelumnya aktivis Cides ini pernah menjadi bakal calon guernur Jawa Barat pada tahun 2013 yang lalu, namun gagal di tahap verifikasi yang dilakukan oleh KPU Jawa Barat.

Kandas di Jabar Eggi kemudian pindah haluan ke Jawa Timur untuk kembali mencalonkan diri sebagai gubernur. Namun, keberuntungan kembali belum berpihak pada penggerak demokrasi anti CSIS dan Sofian Wanadi ini. Bang Egi harus kembali menelan pil pahit kegagalan yang lebih pahit dari pil resochin obat malaria.

Pasca gagal dua kali nyalon gubernur Egi tetap menjalankan profesi sebagai advokat dan menjalankan hobi lamanya yaitu mengkritik pemerintah. Egi kemudian terlibat dalam tim pembela Rizieq Syihab, ketua FPI dan tersangka chat mesum yang kini kabur ke arab. TTM Firza Husein mempercayakan kasus hukum yang menimpanya kepada Bang Eggi sebagai koordinator 700 pengacara.

Terlihat beberapa kali kuasa hukum Rizieq ini membela Rizieq di depan media, seperti mengatakan jangankan jadi tersangka, jadi saksi saja Rizieq tidak layak. Kemudian menyampaikan akan menyurati Kapolri minta agar kasus Rizieq dihentikan dan mengatakan kasus Rizieq adalah rekayasa.

Saat masih aktif jadi pengacara Rizieq, Egi juga menjadi pengacara bos first travel. Penguasaha jasa umroh yang menipu puluhan ribu calon jama’ah. Calon kepala daerah gagal ini kemudian mendapat banyak kritik karena membela pasangan suami istri Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan yang hidup mewah dari hasil menipu masyarakat.

Kecaman yang datang kepada Eggi Sudjana bukan karena dia membela tersangka penggelapan dana umroh, namun lebih kepada menjaga nama baik Rizieq Syihab. Imam besar FPI ini disucikan oleh sebagian orang. Sehingga jika pengacaranya mendampingi tersangka penipuan, maka akan berpengaruh terhadap nama baik Rizieq.

Lain dari pada itu ada juga masyarakat yang bukan pendukung Rizieq menyayangkan Egi membela first travel. Karena sebelumnya terlibat dalam beberapa aksi bela Islam. Seharusnya yang dibela adalah korban first travel, yang ingin menjalankan ibadah omroh namun gagal karena ditipu oleh tersangka yang dibela Egi. Mendapat banyak kecaman dan di-bully akhirnya Egi mengundurkan diri dari pengacara first travel.

Saya terkadang pusing dengan pemikiran dan tindak-tanduk Bang Egi ini. Satu sisi dia ikut aksi bela Islam tapi di sisi lain jadi pengacara tersangka yang menipu ribuan umat Islam. Apakah karena tidak ada logika sehingga Egi jadi terkenal?

Baru-baru ini nama Egi Sudjana disebut masuk dalam komplotan penyebar isu sara professional Saracen. Pengacara Rizieq tersebut disebut masuk ke dalam pengurus Saracen sebagai dewan penasehat.

Egi kemudian tidak terima namanya dicatut sebagai pengurus Saracen. Bahkan dia mengancam akan melaporkan ketua bidang hukum DPN Seknas Jokowi, Dedy Mawardy. Advokat Egi tidak menjelaskan alasan akan melaporkan relawan Jokowi tersebut. Dia hanya mengaku bahwa Dedy Mawardy telah menyerangnya, namun menyerang seperti apa masih tanda tanya.

Disamping itu Eggi Sudjana juga menolak untuk diperiksa polisi terkait namanya masuk ke pengurus Saracen. Hal ini yang disesalkan oleh Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus.

Sikap penolakan Egi untuk dimintai keterangan oleh polisi tidak sesuai dengan pekerjaannya sebagai pengacara profesional. Seharusnya advokat bergelar doktor taat hukum dan berjiwa besar, bukannya berkoar-koar di media dengan mengatakan dirinya jadi korban, jelas Petrus.

Eggi Sudjana yang tidak berani dipanggil polisi sama seperti kliennya Rizieq Syihab yang harus tinggal di luar negeri karena takut berhadapan dengan hukum. Dua orang yang suka berkoar-koar ini ternyata sama saja, sama-sama pengecut. Pekerjaan aksi bela ini dan aksi bela itu ternyata tidak lebih dari pada menutupi kelemahan sendiri, bahwa sesungguhya mereka adalah golongan orang-orang yang kalah.


Sekian!




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon