Jumat, 30 Juni 2017

KEJI!!! Karena Tidak Sehaluan Dalam Berpolitik, Karyawan Koran Sindo Di Pecat Sepihak Oleh HT

Tags



Sejumlah aktivis jurnalis mengecam tindakan MNC Group yang memecat puluhan karyawan Koran SIndo di berbagai biro daerah. Ini menjadi sebuah pemandangan yang sebenarnya lumrah terjadi di dalam tubuh para pendukung bukan Ahok.

Banyak orang-orang yang mengatakan bahwa para Ahokers sudah mulai anarkis di dalam menghina dan mengejek para pendukung bukan Ahok. Dalam hal ini, saya perlu melakukan klarifikasi. Saya sebagai pendukung Ahok memang sering nyinyir, selalu mengkritik dan cenderung pesimis mengenai Anies dan Sandi di dalam memimpin kota Jakarta.

Jelas saja, kapan kita bisa merasakan pembangunan yang begitu pesat, selain di era Jokowi Ahok? Bahkan ada teman saya yang mengatakan bahwa sebenarnya saya memiliki potensi yang jauh lebih besar dari hanya mengkritik Anies dan Sandi.

Namun biarlah kritik mereka tetap menjadi masukan bagi saya. Karena sebelum saya menemukan solusi untuk permasalahan kritik saya, saya tetap akan menuliskan kritik terhadap Anies Sandi, dan para pendukungnya yang terkadang tidak rasional.

Kita tahu bahwa Hary Tanoe bukanlah pendukung Ahok, dan bahkan terang-terangan mendukung Anies. Biarlah mereka hidup di dalam impian mereka dan harapan-harapan kosong mereka. Berharap itu harus kepada Tuhan, bukan Anies Sandi. Hahaha.

Ketua umum Partai Perindo yang juga merupakan bos MNC Group saat ini sedang bermasalah dengan PHK. Apa salahnya PHK? Toh yang di-PHK adalah puluhan orang ‘saja’. Mengapa hal ini mendapatkan sorotan publik? Tidak lain dan tidak bukan, karena ia adalah pendukung Anies. Kita tahu bahwa para pendukung Anies Sandi, banyak yang berurusan dengan hukum.

Lihat saja Rizieq Shihab dengan kasus chat pornonya. Amien Rais yang namanya disebut di dalam pembacaan jaksa KPK. Sandiaga Uno, wakil gubernur terpilih yang terkait dengan kasus dugaan penggelapan tanahnya.Al Khaththath dan Ahmad Dhani dengan dugaan makar. Sebenarnya masih ada beberapa nama yang saya tidak sebut satu per satu.

Pada akhirnya berita terbaru, Hary Tanoe yang sempat tidak rela namanya disebut sebagai tersangka oleh Jaksa Agung Yulianto karena dugaan mengenai kasus SMS bernada ancaman yang dilakukan oleh bos besar media ini. Maka sekali lagi, ini adalah fakta hukum yang ada.

“Kami mendesak Kementerian Tenaga Kerja untuk turun langsung menangani kasus PHK massal sepihak yang dilakukan MNC Group tersebut,” tulis Ketua Federasi Serikat Pekerja Media Independen, Sasmito melalui siaran pers pada Kamis, 29 Juni 2017.

Sasmito mendapatkan informasi bahwa sejumlah kantor biro Koran Sindo di daerah ditutup. Penutupan itu terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Medan, Palembang, Manado, dan Makassar. Akibatnya puluhan karyawan termasuk para wartawan yang bekerja mencari penghidupan yang layak di MNC Group dipecat sepihak. Bukan hanya pemecatan, perusahaan anak group milik Hary Tanoe tersebut pun memutasi karyawan dari Koran Sindo ke unit bisnis lain milik MNC Group. Ada apa dengan Koran Sindo?

“Karena kami menganggap bahwa PHK sepihak kepada pekerja media Koran Sindo adalah tidak sah dan melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tutur Pengacara publik LBH Pers, Gading Yonggar.

Hary Tanoe yang merupakan bos besar MNC Group, merupakan pendukung Anies Sandi. Kemenangan Anies Sandi di dalam pilkada DKI Jakarta 2017, ternyata membuat majalah Sindo melakukan blunder. Foto Anies Sandi mengenakan pakaian gubernur pun dipampang sebagai cover majalah tersebut. Dirjen Otda mengatakan bahwa mereka belum pantas mengenakan pakaian gubernur DKI Jakarta.



Namun ada suatu hal yang paling dipermasalahkan di dalam ilustrasi gambar tersebut. Topi gubernur dan wakil gubernur terpilih memiliki lambang Garuda yang menoleh ke kiri! Entah apa maksudnya, apakah sengaja atau tidak sengaja, yang pasti ini merupakan penghinaan terhadap lambang negara.

Maka tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa Hary Tanoe merupakan orang yang tidak menghargai Pancasila. Bahkan beberapa majalah Sindo Weekly pun menerbitkan beberapa majalah yang judulnya sangat tendensius dan cenderung tidak masuk akal di dalam kritiknya terhadap pemerintah dan KPK, khususnya Jokowi dan para jajaran menteri. Lihat saja gambar-gambar di bawah ini.



Mengapa Hary Tanoe yang harus bertanggung jawab, dan bukan Pemrednya? Semuanya berhubungan, kesalahan anggota, harus menjadi tanggung jawab kepala. Karena saya sangat percaya dengan kalimat Pak Ahok yang mengatakan “Jika pemimpinnya jujur, bawahannya tidak berani tidak jujur”.

Pada faktanya, memang masih ada oknum-oknum nakal yang pernah bermain-main dengan kebijakan Ahok. Namun kita tahu bahwa Ahok selalu memecat orang-orang yang mencoba bermain curang, dan ia dengan konsisten melakukannya. Hal ini saya anggap sebagai sebuah konsistensi dan sekaligus kesulitan Pak Ahok di dalam memimpin DKI Jakarta, yang membuatnya tidak disukai oleh oknum PNS bajingan.

Kembali ke Hary Tanoe..

Sebenarnya pemecatan puluhan karyawan koran Sindo ini menjadi sebuah refleksi bagi kita. Ketika ada orang-orang yang tidak suka dengan sesuatu yang bersih, transparan dan profesional, tentu mereka cenderung bermasalah dengan hukum. Ini fakta. Setelah Ahmad Dhani hancur karir musik dan politiknya yang sekarang mulai masuk ke dunia kuliner, kita melihat Hary Tanoe yang anak perusahaannya sudah mulai main PHK secara sepihak. Oh.. Ternyata ‘keberpihakan’ yang digadang-gadang, artinya pemecatan sepihak? Hanya Tuhan yang tahu, karena Hary Tanoe pun rasanya tidak tahu.

Betul kan yang saya katakan?



Kamis, 29 Juni 2017

HEBOH VIRAL!!! Ternyata Aa Gym Tidak Layak Ikut Pilgub Jabar. Simak Ulasannya....

Tags

Dalam tulisan sebelum ini saya sampaikan bahwa Pilgub Jabar 2018 berkemungkinan hanya akan diikuti oleh dua pasang calon saja. Yakni sepasang Ridwan Kamil, walikota Bandung sekarang yang terkenal dengan tagline Bandung Juaranya, yang mulai populer sejak menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung yang lalu. Dan sepasang Dedi Mulyadi, bupati Purwakarta saat ini yang berhasil membuat Purwakarta yang semula tidak dikenal kini menjadi termasyhur hingga ke mancanegara dan sering dibicarakan publik, dengan membawa dua narasi besar: budaya dan desa. Lebih jelas tentang ini silahkan buka link ini: Mungkinkah Pilgub Jabar Hanya antar Dedi Versus Emil?

Lalu ada pembaca yang bertanya dalam komentar, bagaimana dengan sosok calon lain, seperti Dedi Mizwar dan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)? Menurut saya, dari segi partai, baik Mizwar maupun Gymnastiar hanya berpeluang dicalonkan oleh Gerindra dan atau PKS.

Pada saat yang sama, kita melihat kedua partai ini kurang percaya diri mengusung calonnya sendiri. PKS lebih memprioritaskan kadernya sendiri untuk diusung, yakni Netty isteri Aher. Sosok ini tidak marketable secara politik. Sehingga, PKS tidak percaya diri untuk mengusungnya. Yang paling mungkin adalah PKS mengusung calon dari luar. Kemungkinannya memang ada pada A Gym. Masalahnya, PKS tidak bisa mengusung sendiri. Dan partai yang paling dekat untuk berkoalisi dengannya adalah Gerindra.

Sementara itu, Gerindra sendiri belum tentu sreg dengan sosok Aa Gym. Gerindra sepertinya masih menyimpan Dedi Mizwar sebagai cadangan calon, yang bisa diajukan jika tidak ada opsi lain. Mungkin saja Gerindra mengajukan Mizwar sebagai cagub, dan berkoalisi dengan PKS yang akhirnya menyepakati Gymnastiar sebagai calon wagub bagi Mizwar.

Masalahnya, Gerindra sendiri saat ini juga membangun komunikasi dan lobi dengan sosok lain, yakni Dedi Mulyadi hingga mendatanginya ke Purwakarta. Ini artinya, Gerindra sendiri tidak menutup kemungkinan untuk turut mengusung Dedi Mulyadi, bergabung dengan Golkar dan Hanura yang sudah lebih dahulu mendeklarasikan dukungannya untuk Dedei Mulyadi.

Jika Gerindra jadi mendukung dan mengusung Dedi Mulyadi, maka peluar Mizwar dan Gymnastiar pupus. Ini berarti hanya akan ada satu Dedi di Pilgub Jabar 2018, yakni Dedi Mulyadi saja. Dedi Mizwar lewat, Abdullah Gymnastiar hilang. Keduanya hanya sempat ramai dalam obrolan semata. Lebih jauh tentang ini silakan baca tulisan berjudul Dalam Pilgub Aa Gym Hanya akan Seperti Yusril.

Khusus berkaitan dengan Aa Gym, melihat track recordnya selama ini, penulis melihat bahwa ia tidak sepantasnya berada dalam jalur politik, termasuk politik Pilkada di provinsi di mana ia tinggal. Kapasitasnya bukan berada di pentas politik yang sarat dengan berbagai manuver dan trik. Dunia politik sangat berbeda dengan dunia yang selama ini ia geluti.

Masih ingat dulu ketika ia mencuit dan mengupload foto banjir di Jakarta, namun salah mengupload foto? Ia mengunggah foto banjir di Jakarta, namun foto yang diunggahnya adalah foto banjir pada waktu sebelumnya, tetapi dikesankan seolah-olah banjir itu terjadi sekarang. Tujuan penggunggahan foto itu tidak lain adalah untuk memberikan citra buruk pada Ahok yang saat itu menjadi Gubernur DKI. Setelah netizen ramai mempersoalkan foto itu kemudian Aa Gym menghaputs foto tersebut dari akunnya.

Kasus salah unggah foto itu memunculkan beberapa kesan negatif di kalangan netizen. Pertama, Aa Gym tidak cermat memahami persoalan, sehingga salah mengambil data. Kedua, A Gym lebih peduli pada persoalan yang bukan wilayahnya (yakni Jakarta), sementara ketika banjir itu terjadi di Bandung (ingat kasus banjir Pasteur yang membuat malu Ridwan Kamil), ia tidak berkomentar apa-apa. Alih-alih ikut memberikan solusi, bahkan sekadar memberikan perhatian pada banjir yang dekat dengan tempat tinggalnya pun tidak.

Ketiga, A Gym terjebak pada unsur like or dislike dalam melihat persoalan di masyarakat. Karena ia tidak menyukai Ahok (di mana ia sendiri pernah ikut demo terhadap Ahok pada bulan Nopember 411–atau Desember –212– yang lalu), ia terlibat dalam kenyinyiran yang tidak pantas dilakukan olehnya. Bagi seorang public figure, tidak pantas ia berperilaku nyinyir seperti itu. Sebagai manusia, aa boleh tidak suka terhadap seseorang. Hanya saja, sebagai seorang tokoh yang memiliki simpatisan dan pengikut, ia tidak pantas memperlihatkan di depan publik sikap like or dislike tersebut –meskipun tidak dilarang. Dan karena ini sudah terjadi, maka sikap dan perilakunya ini mencerminkan bahwa ia tidak layak untuk menjadi seorang pemimpin, apalagi di sebuah provinsi yang berpenduduk terbesar di Indonesia ini, Jawa Barat.

Lebih dari itu, yang tidak kalah penting dari sikapnya tersebut, adalah posisi A Gym saat ini. Ia seorang ustadz yang sering memberikan ceramah-ceramah keagamaan. Oleh sebagian pengikutnya bahkan ia tidak jarang disebut sebagai ulama. Penyebutan ini mungkin karena tema-tema yang selama ini sering disampaikannya berkaitan dengan keislaman, juga karena pakaian yang sering dikenakannya tidak terlepas dari simbol keagamaan.

Di kalangan masyarakat awam kita, orang-orang mudah terpesona oleh penampilan fisik, termasuk dalam menyebut seseorang sebagai ustadz atau ulama. Orang-orang awam lebih mudah menyebut ustadz atau ulama kepada seseorang dari penampilan fisiknya sekalipun ilmunya belum memadai, ketimbang kepada seseorang lain yang penampilan fisiknya biasa-biasa saja walaupun ilmunya mumpuni dan keteladanannya menakjubkan.

Karenanya, ada kalangan terutama para substansialis dan akademis yang menilai Aa Gym itu bukan seorang ulama. Paling banter ia hanya seorang ustadz yang memiliki kelebihan di atas rata-rata ustadz pada umumnya, terutama dalam hal manajemen, branding, retorika dan publisitas. Bahkan ada juga kalangan yang menyebutnya sebagai Motivator Keagamaan, yakni motivator yang berangkat dan berbasis tema-tema keagamaan.

Oke, apa pun kesan dan pendapat publik tentang status Aa Gym, namun satu hal yang pasti adalah bahwa di mata publik umum ia dikenal sebagai figur yang membawakan simbol keislaman, terutama Islam kota. Sehingga mudahnya, di mata mereka, A Gym itu dikesani sebagai tokoh Islam kota yang populer di kalangan umat Islam pada umumnya. Nah, di sinilah masalahnya.

Karena Aa Gym merupakan figur yang membawa simbol Islam, maka tidak sepatutnya ia ikut terlibat dalam perebutan kekuasaan politik di sebuah daerah. Mengapa? Sebab, yang namanya politik tentu saja di dalamnya ada berbagai manuver dan tradisi yang sama sekali berbeda dengan dunia keustadzan. Di antara sesama pendukung bisa terjadi saling kampanye negatif, berkomentar keras dan kasar, bahkan mungkin juga akan terjadi black campaign, kampanye hitam, yang saling menjatuhkan.

Bisa dibayangkan jika kelak kampanye negatif atau kampanye hitam itu menimpa A Gym, lalu pendukungnya tidak terima dan akhirnya mereka membalasnya dengan membawa-bawa Islam, ini yang tidak baik bagi kehidupan bermasyarakat. Misalnya, apa jadinya jika misalnya dalam menghadapi kampanye negatif itu lalu tim dan pendukung Aa Gym kelak akan mengatakan bahwa pihak lawan sedang melakukan “penistaan kepada ulama”, atau “menista Islam”, atau sejenisnya. Mungkinkah hal ini mereka lakukan? Mungkin saja, karena tujuannya adalah untuk mencari simpati dan dukungan publik awam yang masih mudah digiring ke persoalan-persoalan SARA.

Nah, jika ini terjadi, maka agama akan kembali diseret ke kancah politik. Sehingga, calon tidak lagi fokus pada sosialisasi program kerja yang bermanfaat bagi rakyat, melainkan mengkapitalisasi isu-isu agama demi meraih dukungan publik. Dan jika ini yang terjadi, maka hal-hal yang tidak produktif kembali terjadi di sini, khususnya di Jawa Barat, dan ini jelas tidak baik bagi pembangunan manusia dan Jabar pada umumnya.

Berdasarkan hal itu, maka menurut saya Aa Gym tidak sepatutnya ikut-ikutan masuk dalam kancah politik. Bukan untuk menghalangi haknya, melainkan karena efeknya akan tidak produktif bagi umat Islam. Karena umat Islam saat ini banyak yang masih sensitif dan formalistik.

Biarlah sosok seperti Aa Gym berada pada jalurnya saat ini, untuk memberikan bimbingan dan nasihat bagi para jamaahnya. Ini akan lebih bermanfaat baginya dan bagi kebanyakan orang. Untuk urusan politik, ada figur-figur lain yang sangat pantas dan lebih siap menghadapi dunia politik dengan berbagai dinamika dan prestasinya…


Sampurasun…




Ya Ampun Ternyata Sandiaga Uno Kemarin Berulang Tahun, Maaf Pak Banyak Yang Nggak Peduli

Tags



Duh netizen dan pembaca sekalian, kok kalian jahat sih? Kemarin waktu Pak Joko Widodo dan Ignasius Jonan berulang tahun semua mengucapkan selamat. Mendoakan yang baik-baik. Hari ini pun ketika Basuki Tjahaja Purnama ulang tahun sejak pukul 00.00 sudah ramai ucapan selamat, sampai ada hashtag #HBDAhok51 jadi trending topic. Tapi kalian kemarin kok nggak ada satupun yang heboh kalau Wakil Gubernur terpilih kalian ini berulang tahun juga ke 48? Maaf ya Pak ucapannya terlambat, mungkin terlalu banyak yang tak peduli pada Bapak.


Mana nih 58% warga Jakarta yang kemarin memilih? Masih sibuk mudikkah? Atau jangan-jangan kalian sebetulnya nggak peduli-peduli amat dengan pemimpin yang sudah kalian pilih sendiri itu? Kenapa? Milihnya karena takut masuk neraka ya?

Saya jadi tersadar sesuatu, dipilih oleh mayoritas tak selalu artinya akan dicintai. Meski selisihnya sangat jauh sekalipun. Pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya bukan diukur dari seberapa besar suara yang bisa Ia peroleh pada saat pemilihan. Tapi bagaimana Ia bekerja, bagaimana Ia bersikap, bagaimana Ia bisa memenuhi harapan rakyat banyak itu jauh lebih bisa membuat seorang pemimpin dicintai rakyatnya. Dan rakyat kalau sudah cinta maka mereka tak akan peduli. Mau idolanya sedang mendekam di jeruji besi pun mereka akan datang, meski mereka tahu mustahil bisa bertemu. Mereka tak segan menyiapkan selebrasi sendiri meski nantinya sang idola tak bisa ikut menikmati. Sementara ada pemimpin yang tinggal di kemewahan, lebih bisa dijangkau, namun tak akan bisa berhasil menggerakkan hati rakyat untuk mau berinisiatif melakukan sesuatu sebagai bukti cintanya.

Dulu banyak yang mengatakan kalau karangan bunga Ahok hanyalah rekayasa, begitu juga aksi lilin. Tapi lihatlah bahkan saat momen libur Lebaran masih berlangsung banyak yang mengirim kue, tumpeng, ataupun sekedar menuliskan status di media sosial mereka untuk Ahok. Ke mana massamu Sandi? Bahkan sekedar cyber army yang kemarin membantumu seakan hilang. Jangan-jangan nanti saat kau memimpin mereka juga hanya akan muncul saat butuh sesuatu bukan menjadi sahabat yang setia dalam suka dan duka.



Tapi bagaimana pun Selamat Ulang Tahun saya ucapkan untukmu, Sandiaga Shalahuddin Uno. Empat bulan lagi jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta akan resmi menjadi milikmu. Bukan waktu yang lama untuk tibanya saat yang kau nanti itu. Yang membuat puluhan milyar uang yang kau keluarkan selama kampanye tak jadi sia-sia.


Jahat kalau mendoakan bahwa kepemimpinan kalian nanti akan bermasalah, bukan tak tega pada kalian tapi kami tak tega ke rakyat yang juga akan ketiban sampur hasilnya. Setidaknya saya berharap jangan sampai kalian menodai dan merusak usaha yang sudah dibangun oleh Ahok-Djarot sejauh ini. Mereka memang meninggalkan legacy yang sangat baik, standar yang tinggi yang mungkin kalian akan terengah-engah untuk bisa sekedar menyamainya.

Kami tidak akan mencerca sebelum kalian bekerja, kami tidak akan mengganggu. Hanya saja kami akan terus memantau apa yang kalian kerjakan. Bekerjalah dengan benar. Tunjukkan bahwa kepercayaan 58% orang itu sudah tepat dan mereka bukan kumpulan kaum radikalis atau serikat rakyat takut masuk neraka. Buktikan juga bahwa kamu tulus ingin mengabdi bukan untuk mengembalikan modal kampanye atau melindungi rekan pengusaha yang di era Pemerintahan Jokowi dan Ahok ini banyak yang ketar-ketir karena regulasi yang ketat. Perlihatkan bahwa pemerintahanmu nantinya juga akan tegas dengan yang korupsi dan tidak bisa bekerja.


Sekali lagi selamat ulang tahun, nikmatilah masa-masa indah empat bulan ini sebelum harus bekerja keras dan berlapang dada menerima segala kritikan saat mulai menjabat.



Rabu, 28 Juni 2017

Selamat Ulang Tahun Pak Ahok, Berkuatlah Dalam Pengharapan dan Kembalilah Pada Mereka yang Merindukanmu

Tags



Hari ini, tanggal 29 Juni 2017, Mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok ketambahan usia setahun menjadi 51 tahun. Banyak yang ingin mengucapkan selamat secara langsung, ada yang ingin memberikan kado, ingin merayakan bersama-sama, ada yang ingin menghadirkan acara penuh kegembiraan, tiup lilin dan potong kue. Para pendukung Ahok menginginkan itu, terlebih keluaga Ahok tentunya.

Tetapi tak semua yang berkeinginan dan berharap seperti itu dapat merasakan apa yang mereka harapkan. Ahok sekarang terkurung dalam penjara, jam berkunjung saja mungkin sangat dibatasi. Ahok tidak bisa seperti dulu lagi. Bahkan, lebih dari sebagian kebebasan Ahok sudah diambil dari dirinya. Ini yang membuat begitu banyak orang bersedih, tak sedikit yang meneteskan air mata. Hari ini dua tangisan berbaur menjadi satu. Tangis kebahagiaan dan tangis kepiluan hati.

Beberapa waktu yang lalu ada karangan bunga, lilin, dan lampion. Kini ada kue, kado, dan surat, serta ucapan-ucapan selamat. Bukti tanda cinta dan pengertian yang sangat mendalam, dan yang terus berdatangan. Kasih dan pengharapan tidak bisa dikekang atau dibatasi oleh jeruji besi.

Jam dua subuh, saat saya menulis ini, hati saya tergerak untuk mendoakan Pak Ahok. Lalu saya ikuti dorongan hati untuk berdoa, dengan sungguh-sungguh. Saya tak banyak meminta, hanya satu yang selalu saya minta yaitu supaya ia diberikan kekuatan dan pengharapan. Bahwa betapa baiknya Engkau Tuhan, kasih-Mu tiada berkesudahan. Semoga hal ini yang akan selalu dirasakan dan dinikmati seorang Ahok.

Patung Liberty

Entah mengapa saya lalu tiba-tiba teringat tentang sebuah patung berwarna hijau (yang jelas bukan patung Hulk), namanya Pantung Liberty, patung perempuan yang sudah berdiri kokoh selama ratusan tahun di Amerika. Sudah berkali-kali saya berkunjung ke Patung Liberty. Saya sangat menyukainya oleh karena alur sejarah panjang berdiri tegaknya patung itu menurut saya sangatlah memukau. Menakjubkan.

Ratusan orang datang berkunjung, baik mereka yang mengerti sejarah, atau yang sekedar ingin foto dan gagah-gagahan. Lady Liberty ini memang amat menarik. Di sinilah terpatri monumen keterbukaan. Simbol selamat datang untuk pengunjung, para imigran dan warga negara yang kembali dari perantauan.

Lady Liberty memuat sebuah ‘pernyataan sikap’ yang kurang lebih seperti ini: “Berikan kepadaku kaum lesu, kaum miskinmu, kerumunan jelatamu… Yang mendamba napas merdeka, kaum celaka yang ditolak… Di pesisirmu yang sesak… Kirimkan mereka kepadaku, kaum yang tidak terlindung… Yang diombang-ambing tak menentu… Aku mengacungkan lampuku di sisi gerbang kencana.” Demikian terjemahan syair Emma Lazarus yang terukir pada Statue of Liberty di pelabuhan New York.

Patung wanita yang disebut Lady Liberty ini dibuat di Perancis oleh pemahat Bartholdi sebagai hadiah dari rakyat Perancis kepada rakyat Amerika. Pada tahun 1886 patung ini berdiri megah setinggi 92 meter di pulau kecil Liberty Island di perbatasan New York dan New Jersey. Di tempat inilah para korban yang selamat pada peristiwa tenggelamnya kapal Titanic ditampung sementara waktu.

Dari jauh patung ini menjadi fokus pertama yang dilihat oleh jutaan imigran dari dek kapal ketika mereka mendekati pantai. Patung ini melukiskan wanita dengan rantai belenggu yang putus pada kakinya. Ia memakai mahkota dengan tujuh ujung melambangkan tujuh samudera dan benua. Tangan kanannya mengacungkan obor yang menyala. Tangan kirinya memegang loh batu bertuliskan: July IV, MDCCLXXVI, yaitu tanggal proklamasi kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 1776.

Pengarang Emma Lazarus menulis syair ini sebetulnya bukan untuk diukir pada Statue of Liberty. Ia menulisnya tiga tahun sebelum peresmian patung itu. Puisinya baru diukir kemudian, yaitu lima belas tahun setelah patung ini berdiri. Kalau bukan untuk patung ini, untuk siapakah puisi ini ditulis?

Emma rupanya menulis tulisan tersebut untuk para pembaca bukunya. Puisi yang dikutip pada patung itu hanyalah bagian akhir dari puisi seutuhnya. Puisinya yang lengkap berjudul “The New Colossus” telah tersimpan di banyak perpustakaan.


Pesan penting puisi Emma adalah bahwa Amerika akan menjadi sebuah kolosus atau Negara Kolosal jika bersifat terbuka dan majemuk. Biarlah orang yang tertekan dan mendambakan kebebasan datang ke sini. Di sini tiap orang boleh menyatakan pendapat. Tiap orang boleh memilih agama yang disukainya. Tiap orang boleh berbeda. Biarlah orang miskin juga datang ke sini. Ini Negara demokratis. Di sini tiap orang punya kesempatan yang sama. Biarlah imigran dari segala penjuru datang ke sini. Meskipun berbeda bangsa, bahasa, budaya dan agama, tetapi di sini kita menjadi orang Amerika yang mempunyai impian yang sama, yaitu The American Dream. Di sini tiap orang berpacu dengan waktu mewujudkan impian itu, yaitu hidup maju dan bermutu. Setidak-tidaknya itulah harapan Emma dalam buku dan puisinya. Seperti yang juga Anda bisa baca dalam bukunya Dr. Andar Ismail.


Kenapa saya menuliskan kisah Patung Liberty ini? Karena ada keinginan dan harapan besar dalam diri saya untuk memindahkan Patung Liberty itu ke Indonesia. Karena mustahil memindahkan patung itu, setidaknya semoga semangat yang terpancar dari patung Liberty bisa memancar sampai ke negeri ini.

Saya tidak punya hadiah’ besar’ apapun untuk Pak Ahok di hari ulang tahunnya hari ini. Saya hanya bisa memberikan semangat ‘kecil’ melalui kisah Lady Liberty ini, karena semangat yang sama inilah yang terus diperjuangkan Pak Ahok sampai detik ini.

Semangat rukun dalam kemajemukan. Semangat keterbukaan tanpa dikungkungi chauvinisme religi, chauvinisme racial, etnicity. Semangat keterbukaan menerima perbedaan apapun tanpa memandang agama, budaya, etnis serta warna kulit. Mimpi ini juga yang Pak Ahok ingin wujudkan menjadi sebuah pernyataan sikap setiap anak bangsa yang mencintai negeri ini, tetapi sikap itu harus benar-benar hadir membumi dan menjadi warisan berharga bagi anak cucu kita. Bukan sikap yang hanya muncul dalam perbincangan di ceramah, seminar dan teori di ruang-ruang kelas.

Pak Ahok, sejak di kampung halamannya sebagai walikota, pun setelah jadi Gubernur di ibukota negara, Jakarta ia melayani tanpa pernah membeda-bedakan. Tidak sekalipun ia bekerja, membantu, menolong siapapun dengan menanyakan dulu dia agamanya apa, rasnya apa, keturunan bangsa apa.

Primordialisme adalah sejarah kelam bangsa ini. Manusia tidak boleh dinilai sebagai orang apa ia dilahirkan, tetapi untuk apa ia dilahirkan ke dunia ini. Semua orang harus punya kesempatan yang sama, perlakuan yang sama, dan pelayanan yang sama tanpa pandang bulu. Itulah keadilan sosial yang sangat diperjuangkan Pak Ahok.

Orang Amerika tidak malu, malah bangga, bahwa masyarakatnya bersifat plural. Justru karena berbeda, semua diperkaya. Ketika tujuh astronot terbang ke ruang angkasa, ketujuh orang itu berasal dari tujuh etnik yang berbeda. Kemajemukan dimanfaatkan untuk kemajuan. Tiap warga negara diberi kesempatan supaya kelak menjadi potensi yang sanggup berkontribusi.

Kita jangan mau kalah, bangsa kita bisa jadi jauh lebih plural dan lebih beragam. Indonesia adalah melting potkeberbedaan, keberagaman, kepelbagaian. Maka setiap perbedaan yang kita jumpai di negeri ini harus kita lihat sebagai kekayaan. Keseragaman oleh karena penyeragaman yang dipaksakan justru akan membuat keberagaman mati perlahan, dan ini pada hakekatnya adalah upaya pemiskinan negeri yang kaya. Apa kita mau seperti itu? Tentu tidak.

Hari ini tak ada hadiah istimewa yang dapat kuberikan padamu Pak Ahok. Tetapi doa tulus, pengharapan yang luar biasa, serta penghargaan atas semua karya-karyamu, itulah yang dapat kuberikan. Sekaligus juga kutitipkan syair pemberi kekuatan berikut ini, “…TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya…” Saya sangat yakin Pak Ahok juga sudah mempercayakan seluruh keberadaan diri pada sosok yang tepat, yaitu DIA yang adalah kekuatan dan perisai hidup. DIA, yang tanganNya tak akan pernah membiarkan diri Pak Ahok jatuh tergeletak, namun yang akan mengangkat kembali ke atas, menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ajak kita kembali ke soal patung Liberty. Kata-kata Emma Lazarus telah menjiwai gaya hidup yang terbuka dan majemuk hingga generasi ini. Ia sendiri tidak menyaksikan kejadian ketika syairnya diukir pada monument Statue of Liberty tersebut, sebab wanita pengarang berketurunan Portugal dan Yahudi ini meninggal dunia empat belas tahun sebelum tulisannya diabadikan pada patung gagah itu.

Tetapi Anda tahu, suaranya tetap bergema di tujuh samudera dan benua: “Give me your tired, your poor, your huddled masses… Yearning to breath free, the wretched refuse…. Of your teeming shore. Send these, the homeless, tempest-toast to me, I lift my lamp beside the golden door.”

Ahok memang terpenjara dalam jeruji besi tetapi kebaikan dan pengharapam yang ia tabur tetap bergema di seluruh pelosok negeri. Menjadi kesaksian hidup betapa ia mengasihi warganya dengan tulus, dan betapa ia pun dicintai dan dirindukan banyak orang, hingga hari ini.

Berkuatlah dalam pengharapan, bertahanlah dalam kesesakkan, hingga kelak engkau akan kembali pada semua mereka yang merindukanmu…Kami ‘kura-kura’ juga merindukanmu. Sungguh.

“Selamat Ulang Tahun” Pak Ahok!



Habib Rizieq di Yaman, Polisi Kebut Berkas

Tags



jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya menanggapi santai terkait keberadaan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang sudah berpindah dari Arab Saudi ke Yaman.

Penyidik tetap merampungkan berkas penyidikan perkara chat mesum yang diduga melibatkan Habib Rizieq untuk segera dilimpahkan ke kejaksaan.

"Kami melengkapi berkasnya dulu. Kalau nanti sudah lengkap, kami koordinasi dengan jaksa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di kantornya, Rabu (28/6).

Setelah berkas dinyatakan lengkap, Argo menjelaskan, baru pihaknya akan menentukan langkah selanjutnya. Termasuk bagaimana cara menghadirkan Habib Rizieq di Indonesia.

"Kami gelar dengan Mabes langkah apa yang diambil," kata dia.

Di samping itu, kata dia, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk mengetahui keberadaan Habib Rizieq.

"Semuanya kami tetap menjalin komunikasi dan kerja sama. Yang terpenting kami akan selesaikan berkasnya dulu," tandas dia. (Mg4/jpnn)



Selasa, 27 Juni 2017

HEBOH!!! Inilah Alasan GNPF-MUI, Amien Rais, Dan Ketua Presidium Alumni 212 Mulai Retak...

Tags



Pertemuan antara Jokowi dan GNPF-MUI secara mendadak memang menimbulkan efek dahsyat. Banyak spekulasi terhadap pertemuan ini. Ada yang mengatakan ini adalah strategi GNPF-MUI agar eksistensinya diakui oleh pemerintah serta agar pemerintah menutup kasus Rizieq. Ada fakta yang menarik dari pertemuan ini dimana ternyata tidak ada komunuikasi antara GNPF-MUI dengan Amien Rais dan Ketua Alumni 212 ketika hendak bertemu Presiden secara mendadak tersebut. Hal ini menarik karena selama ini mereka begitu kompak untuk membela Rizieq.

Plt Sekretaris Tim 7 Gerakan Nasional Pengawal Fatwa atau GNPF-MUI, Muhammad Lutfi Hakim menyebutkan bahwa penasihat Presidium Alumni 212, Amien Rais menyambut baik pertemuan GNPF dengan Presiden Joko Widodo pada Minggu 25 Juni 2017 lalu.

Bahkan Lutfi mengaku kalau hal tersebut disampaikan langsung oleh Amien usai dirinya mengabarkan hasil pertemuan dengan Jokowi.

“Saya sudah komunikasi dengan Amien Rais karena hubungan saya dengan Amien Rais baik, saya ditanya bagaimana pertemuan dengan presiden, jawab bagus sekali,” ujar Luthfi di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 27 Juni 2017.

Boleh saja Amien Rais diakatakan menyambut baik pertemuan antara GNPF-MUI dengan Jokowi. Namun yang menarik mengapa Amien Rais tidak diberi tahu sebelumnya terkait pertemuan ini. Tentu bukan tanpa alasan.

Lutfi juga menjelaskan tak ada pertemuan antara jajaran GNPF dengan Amien usai mereka bertemu Jokowi. Amien diketahui hanya memanggil Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo ke kediamannya di Yogyakarta.

“Saya tegaskan pertemuan dengan Amien Rais tidak ada dasar, kami baik-baik, dan ada di Jakarta,” katanya.

Tidak ada pertemuan antara GNPF-MUI dengan Amien Rais tentu menimbulkan tanda tanya. Selama ini mereka terlihat sangat kompak. GNPF-MUI juga mengadakan konferensi pers terkait pertemuan itu tanpa kehadiran Amien dan Ketua Alumni 212. Ada apa ini? Apa ini merupakan sinyal bahwa GNPF-MUI dan Amien Rais akan berjalan sendiri-sendiri? Atau memang GNPF-MUI tidak lagi menganggap penting Amien Rais sehingga merasa tidak perlu ada pemberitahuan kepada Amien terkait pertemuan tersebut?


Sebaliknya, Amien Rais justru memanggil Ketua Alumni 212. Saya menduga pertemuan ini masih ada hubungannya dengan pertemuan anatara GNPF-MUI dengan Jokowi. Analoginya seperti ini, ketika ada 3 orang sahabat yang sepakat berjuang bersama. Namun secara tiba-tiba, ada seorang yang melakukan tindakan tanpa sendiri tanpa sepengetahuan 2 sahabat yang lain, maka tentu akan membuat 2 sahabat tersebut merasa kurang dihargai. Biasanya, 2 sahabat yang kurang dihargai ini akan memiliki kesamaan emosi dan kemudian saling curhat satu sama lain. Amien Rais memanggil ketua Alumni 212 bisa jadi ingin curhat tentang tidak adanya komunikasi terkait pertemuan GNPF-MUI dengan Presiden Jokowi.

Sementara itu Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Nasir mengaku tak mengetahui pertemuan antara Sambo dengan Amien. Namun menurutnya, perbedaan pendapat soal rencana rekonsiliasi atas sejumlah kasus yang menjerat sejumlah ulama merupakan hal biasa.

“Kalau beda-beda pendapat, itu biasa ya. Kalau friksi (dalam komponen Aksi Bela Islam) enggak ada,” ujar dia.

Ketika ditanya soal Sambo yang menyayangkan pertemuan antara GNPF dengan Jokowi, Bachtiar meminta hal tersebut ditanya langsung kepada yang bersangkutan.

Terbukti Ketua Alumni 212 menyayangkan pertemuan antara GNPF-MUI dengan Jokowi. Sikap Sambo yang menyayangkan ini kemungkinan tidak terlepas dari GNPF-MUI yang bertindak sendiri tanpa sepengetahuan Sambo. Sambo merasa seperti kurang dianggap oleh GNPF-MUI.

Saya rasa, sebenarnya ada kekecewaan dalam diri Amien Rais karena dirinya tidak diberi oleh GNPF-MUI terkait pertemuan dengan Jokowi. Namun, Amien Rais adalah seorang politikus yang berpengalaman. Amien menyadari jika dirinya tidak mampu mengendalikan diri seperti Sambo, maka akan semakin membuat hubungan mereka merenggang. Hal tersebut bisa memecah kongsi serta membuat mereka melangkah sendiri-sendiri.

Tujuan Amien Rais memanggil Sambo sepertinya ingin mengingatkan kepada Sambo agar tidak memperlihatkan sikap yang kecewa kepada GNPF-MUI. Amien ingin Sambo bersikap setenang mungkin. Karena jika tidak bisa bersikap tenang, hal itu akan menjadi pemicu keretakan hubungan antara GNPF-MUI, Amien, dan Ketua Alumni 212.

Alasan GNPF-MUI tidak memberi tahu Amien dan Sambo terkait pertemuan dengan Presiden seperti menjadi kode bahwa GNPF-MUI punya misi lain yang sifatnya pribadi dan untuk kepentingan GNPF-MUI. Misi tersebut tidak ada hubungannya dengan kasus Rizieq. GNPF-MUI seperti punya misi agar diakui dan suatu saat menjadi ormas yang sah sehingga kemudian merasa tidak perlu berkomunikasi dengan Amien dan Sambo terkait pertemuan dengan Jokowi.



Wow! GNPF-MUI Sebut HT Dikriminalisasi, Minta Jaksa Agung Dicopot, Ada Apa??

Tags



Tidak ada hujan dan tidak ada petir Ketua Tim Advokasi GNPF-MUI Kapitra Ampera menilai, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) sedang dikriminalisasi melalui SMS kepada Jaksa Yulianto. Entah paham atau tidak kasus hukumnya, kata “kriminalisasi” memang sudah identik dengan gerombolan GNPF-MUI dan FPI.

Pokoknya, siapapun bisa mereka sebut sedang mengalami kriminalisasi tidak peduli kalau sudah ada bukti atau tidak. Semua akan dikatakan kriminalisasi asal ada kedekatan tertentu. Kedekatan tertentu ini pastinya adalah kedekatan ideologi dan merupakan sebuah persekutuan sevisi.


“Kriminalisasi itu adalah suatu perbuatan yang tidak dilakukan, tetapi dipidanakan. Kemudian dibuatlah simulasi bahwa dia melakukan kejahatan,” kata Kapitra, Senin (26/6/2017).


“Jadi Jaksa Agung harus dipecat karena enggak memberi ruang rakyat untuk mengoreksinya kinerjanya,” kata Kapitra.


“(Kriminalisasi terhadap Hary Tanoe) dapat dikualifikasikan sebagai meta criminality atau kejahatan di atas kejahatan,” tutur dia.


“Pemerintah (Kejaksaan RI) bekerja untuk rakyat. Jadi rakyat mengontrol. Seandainya ada penilaian dari masyarakat maka itu tidak bisa dipidana,” ucap dia.

Sebenarnya kalau ada yang membela kasus Hary Tanoe ini wajar-wajar saja. Tetapi ada sebuah kewajaran yang tidak sinkron kalau orang-orang yang dulu dengan sangat lantang bersuara menentang Hary Tanoe, dan maaf pernah juga menyebut Hary Tanoe “Babi”.

Pernyataan itu diteriakkan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, yang dengan sangat berapi-api memberikan orasi kepada ribuan orang yang berunjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Rizieq dengan sangat jelas dan terbuka menantang Hary Tanoe selaku penyelenggara Miss World dengan jurus ‘kemplang babi’.


“Hary Tanoe adalah babi. Siap potong babi? Siap bakar babi? Siap kemplang babi?” Teriak Rizieq dari mobil komando, Sabtu (14/9/2013) sore.


“Kalau mereka tetap paksakan untuk gelar penutupan Miss World dengan dijaga pasukan antiteroris, Umat Islam akan tetap datang. Kami siap mati untuk Allah dan rasulnya. Siap perang di Sentul, habisi siapa saja yang membela Miss World!” Tegas Rizieq.

Itu dulu, sekarang setelah hampir 4 tahun peristiwa penyebutan nama binatang kepada Hary Tanoe, kini kubu FPI dengan bungkus bernama GNPF-MUI membela Hary Tanoe. Apakah pembelaan ini atas sepengetahuan ulama besar FPI, Rizieq Shihab?? Tidak ada yang tahu, tetapi kalau sudah berbicara memakai nama GNPF-MUI, maka ada harga besar yang harus dibayar.

Tidak murah biaya yang dipasang oleh GNPF-MUI untuk melakukan pembelaan terhadap siapapun. Bayangkan saja, Kalau mau demo. mereka harus mengerahkan ratusan bahkan ribuan orang. Semakin besar yah semakin besar juga biayanya. Itulah mengapa waktu demo aksi bela ulama (ABU) yang datang hanya sedikit. Karena isunya tidak menarik dan tidak ada nama Ahoknya.

Lalu apakah pembelaan dengan hanya menyatakan kalimat dan disebar di media MNC sebagai sebuah usaha legitimasi dukungan GNPF-MUI ada harga yang harus dibayar?? Kalau itu saya tidak berani memastikan, tetapi saya berani menjamin kemungkinan ada harga yang harus dibayar.

Harga yang harus dibayar itu tidak murah karena berurusan dengan aksi menjilat ludah sendiri. Membela Hary Tanoe bukan saja sedang menjatuhkan harga diri mereka yang sudah minus semakin minus, tetapi juga seperti sedang tidak masuk akal karena membela aseng. Apalagi aseng ini tidak seperti aseng Lieus yang sudah satu kubu dengan mereka secara permanen.

Membela Hary Tanoe yang statusnya sama dengan Ahok yang double monority. Tentu menjadi sebuah keanehan kalau GNPF-MUI mau membela Hary Tanoe yang dalam pergerakannya bahkan ingin menjadi Presiden. Apakah GNPF-MUI setuju kalau Hary Tanoe jadi Presiden? Bukankah mereka harusnya senang kalau Hary Tanoe nyungsep sebelum benar-benar jadi Presiden??

Apakah ini semakin memperkukuh dugaan kalau surat Al Maidah 51 hanya diperuntukkan kepada Ahok karena tidak mau berteman setia dengan mereka?? Pertemanan transaksional tentunya. Ada uang abang disayang, ga ada uang abang didemo habis-habisan.

Tetapi berharap GNPF-MUI akan konsisten dengan ucapan mereka sama saja seperti berharap ada orang jualan ice cream di padang pasir. Mustahil bin ajaib. Tidak pernah ada konsistensi kalau sudah bicara tentang harga yang sesuai. Kalau menteri Susi menolak uang triliunan demi sebuah integritas kalau mereka-mereka ini recehan pun diterima.

Maaf kalau tersinggung, tetapi image GNPF-MUI dan FPI yang bergerak karena ada sebuah harga yang sedang ditawarkkan atau sudah diterima tidak bisa lepas dari gerombolan kaum intoleran ini. Apalagi mereka seperti punya penawaran yang bagus saat ini setelah berhasil bertemu dengan Presiden. Jualan pun semakin laku.

Selamat kepada Hary Tanoe dapat dukungan dari GNPF-MUI. Tetapi sayangnya dukungan tersebut tidak akan mendapatkan respek oleh banyak pihak. Entahlah bagaimana dengan alumni 212 yang diklaim ada 7 juta orang meski dalam aksi terakhir tidak sampai 150 orang. Tetapi dukungan ini semakin membuktikan bahwa Hary Tanoe sedang dalam posisi tidak menguntungkan.


Salam Ada Apa.



Senin, 26 Juni 2017

HEBOH!!! Demi Abolisi, Yusril Menggertak dan Mengancam Pemerintah Serta Menyinggung Soal Hutang Negara

Tags



Ketika GNPF-MUI berkunjung ke Istana Negara serta mencoba memperbaiki hubungan dengan pemerintah, Yusril masih tetap kukuh melakukan upaya untuk membela Rizieq. Rizieq seperti punya jasa besar untuk Yusril sehingga membuat Yusril tak pernah lelah membela Rizieq. Sebelumnya, Yusril menawarkan diri menjadi mediator antara Rizieq dan pemerintah. Yusril meminta pemerintah untuk rekonsiliasi dan menutup kasus Rizieq. Namun, permintaan rekonsiliasi Yusril ditolak pemerintah.

Yusril tidak menyerah begitu saja. Yusril meminta pemerintah untuk menerbitkan abolisi. Abolisi adalah hak yang dimiliki seorang kepala negara untuk menghentikan pengusutan dan pemeriksaan suatu perkara. Yusril seperti tidak punya malu, upaya rekonsiliasi saja sudah ditolak Istana, namun meminta abolisi.

Untuk memuluskan jalannya, Yusril tidak segan-segan menggertak pemerintah. Yusril bahkan mengaitkannya dengan persoalan hutang negara.

Yusril Ihza Mahendra berharap pemerintah menerbitkan abolisi untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang menyeret para ulama.

Menurut ketua umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu, Idulfitri merupakan momentum yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan.

Salah satu kasus yang dicontohkan Yusril adalah persoalan hukum yang menyeret Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Mantan menteri sekretaris negara itu menyatakan, pemerintah perlu berjiwa besar dalam mengatasi persoalan.

’’Jangan dilihat ini kepentingan Habib Rizieq pribadi. Ini kepentingan pemerintah juga. Pemerintah jangan merasa sangat kuat, enggak seperti itu,’’ ujarnya di Jakarta, Senin (26/6).

Mantan menteri hukum dan hak asasi manusia itu menawarkan penyelesaian lewat abolisi yang disusul dengan rekonsiliasi antara pemerintah dan sejumlah ulama serta aktivis.

Apalagi, sambung Yusril, pemerintah juga perlu berkonsentrasi. ’’Karena banyak permasalahan lain. Misalnya, untuk kegiatan pembangunan, itu hasil utang. Nah, masalah utang ini bisa jadi serius terkait undang-undang keuangan negara,’’ ucapnya.


Yusril menambahkan, ketika jumlah utang melampaui ambang batas, hal itu bisa menjadi persoalan yang sangat serius. Sebab, hal tersebut bisa dikategorikan pelanggaran aturan keuangan negara

Karena itu, Yusril mengingatkan pemerintah agar benar-benar memanfaatkan Idulfitri. Apalagi, kini suasana semakin kondusif setelah selama Ramadan tak ada demo menentang pemerintah.

’’Saat Ramadan, orang mengkritik pemerintah juga tidak terlalu tajam. Demo-demo sepi. Tapi, kalau pemerintah tidak hati-hati, bisa jadi sehabis Lebaran kondisi yang ada terbalik. Ekspansi dari pergerakan itu cepat sekali,’’ ujar Yusril.

Saya rasa, tindakan Yusril tidak etis untuk dilakukan. Pernyataan Yusril justru menjatuhkan wibawa negara sendiri. Apalagi, Yusril melontarkan pernyataan itu hanya untuk membela seorang Rizieq. Apa memang hal itu yang menjadi tujuan Yusril?

Pernyataan yang dilontarkan Yusril juga terlihat ambigu. Yusril meminta pemerintah untuk berkonsentrasi terkait urusan membangun negara. Jika memang hal ini yang diinginkan oleh Yusril, seharusnya dia tidak membuat repot pemerintah dengan meminta menerbitkan abolisi. Jika memang Yusril memang peduli dengan pemerintah, seharusnya Yusril membiarkan kasus Rizieq diproses secara semestinya. Pembelaan Yusril terhadap Rizieq justru menjadi duri yang menghambat kinerja pemerintahan.

Menyinggung hutang negara juga sangat tidak etis. Apa hubungannya kasus Rizieq yang sanngat remeh dengan hutang negara? Hutang negara memang tidak sedikit, namun sangat tidak etis ketika hal itu dihubungkan dengan kasus Rizieq. Pemerintah memang punya hutang, namun hal itu tetap membuat pemerintah akan teteap memproses kasus Rizieq.

Pernyataan-pernyataan Yusril jika disederhanakan seperti ini. Yusril sedang mengultimatum pemerintah bahwa pemerintah tidak usah belagu dan ngerasa hebat. Pemerintah punya persoalan yang seabrek, punya hutang yang banyak. Tidak usah merasa hebat sehingga dimintai rekonsiliasi dan abolisi saja masih jual mahal.

Yusril juga mengancam pemerintah bahwa jika pemerintah masih belagu tidak memberikan abolisi, maka siap-siap saja akan muncul aksi-aksi lagi yang lebih hebat setelah lebaran. Yusril bahkan terang-terangan mengakui bahwa faktor bulan ramadhan yang membuat tidak ada aksi demo. Jika ramadhan telah selesai, maka siap-siap akan ada lagi aksi demo yang lebih hebat.

Sayang sekali, sikap seorang tokoh nasional seperti Yusril. Idul Firi seharusnya digunakan untuk menebar kedamaian, justru mengancam pemerintah. Bulan ramadhan seolah hanya formalitas belaka dan tidak memberikan manfaat apapun. Jika di bulan ranadhan tidak ada demo, maka seyogyanya sehabis lebaran juga tidak ada demo lagi. Namun sayangnya Yusril mengancam akan ada demo yang lebih hebat lagi jika pemerintah tidak menerbitkan abolisi.


Minggu, 25 Juni 2017

Kembali Berulah, Jonru Menghina Istana dan Pegiat Medsos Yang Diundang Istana Sebagai Pelacur Media

Tags



Ternyata menghina seseorang sudah menjadi watak Jonru Ginting. Jika pembaca baca seword.com mau mengamati postingan-postingan Jonru di fanpage dia, hampir selalu berisi penghinaan terhadap pihak yang selalu dinilai salah oleh Jonru. Hampir pihak-pihak yang berseberangan dengan Jonru akan selalu menjadi sasaran hinaan Jonru. Sangat disayangkan orang berwatak seperti itu memiliki banyak pengikut dan mengaku sebagai orang yang paling tahu tentang Islam.

Jika yang menjadi sasaran hinaan Jonru adalah orang yang levelnya di bawah Jonru masih mending. Tapi seperti tidak punya malu, Jonru menghina sosok ulama yang sangat dihormati di Indonesia, yaitu Prof. Quraish Shihab. Selain menghina beliau, Jonru juga menghasut orang-orang agar tidak shalat id di Masjid Istiqlal. Apa orang seperti ini masih pantas disebut sebagai ahli agama atau ustadz? Setahu saya, hanya iblis yang menghasut umat Islam agar tidak shalat di masjid tertentu. Hanya iblis yang mengajak orang untuk meninggalkan ibadah.

Semakin terlihat jelas siapa yang berhati malaikat dan berhati Iblis. Tak sekalipun Prof. Quraish Shihab menghina Jonru, bahkan mungkin tidak kenal dengan Jonru karena Jonru bukan siapa-siapa apalagi ulama. Namun parahnya, Jonru tidak takut sedikitpun menghina ulama sekaliber Prof. Quraish Shihab yang tidak pernah menyakitinya. Sikap seperti ini hanya dimiliki oleh Iblis.

Hari Raya Idul Fitri yang seharusnya digunakan untuk saling bermaafan, Jonru justru menodainya dengan hinaan-hinaan. Setelah menghina Prof. Quraish Shihab, Jonru kembali berulah. Kali ini Jonru menghina Istana serta Pegiat Medsos yang diundang Istana sebagai pelacur media. Jonru menulis status di fanpage dia sebagai berikut:

“Ternyata para pelacur sosmed baru saja dapat THR. Selamat ya…
NB: Pasti banyak haters yang bakal nyinyir, ” Lu iri ya, pengen diundang juga?”

Najong banget dah!!! Mending ane mati kesamber petir daripada menghadiri undangan seperti itu.

Ane masih punya harga diri, prinsip dan aqidah, cuy!!!”

(https://www.facebook.com/jonru.page/photos/a.143624529728.103413.68286339728/10155585436549729/?type=3&theater)

Tulisan Jonru tersebut untuk mengomentari sebuah postingan yang telah di screnshot dan dia lampirkan di postingannya.

Jika masih ada yang mau mengikuti Jonru saya rasa memang belum bisa berpikir jernih dan belum bisa membedakan mana orang-orang yang pantas menjadi panutan. Dari pemilihan kata yang dipilih oleh Jonru juga sudah menunjukkan siapa sebenarnya Jonru. Tidak mungkn orang yang terdidik, tahu agama, serta berhati bersih menuliskan kata-kata tidak pantas seperti yang ada dalam postingan Jonru. Terlebih kata-kata itu berisi penghinaan dan fitnah. Jonru menghina para pegiat media sosial (medsos) yang diundang ke Istana Negara sekaligus pemerintah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang para pegiat media sosial (medsos) ke Istana Negara, Jakarta. Jokowi mengajak mereka untuk berbuka puasa bersama.

Acara buka puasa bersama ini berlangsung di ruang utama Gedung Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/6/2017). Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Alquran dan dilanjutkan dengan ceramah oleh Direktur Pasca Sarjana PTIQ Jakarta Prof DR H Muhammad Darwis Hude.

Jonru menyebut para pegiat media sosial (medsos) yang diundang ke Istana Negara sebagai pelacur media sosial. Kata pelacur adalah kata yang sangat rendah dan hina. Secara tidak langsung, Jonru juga menghina Istana yang telah mengundang para pegiat media sosial (medsos) ke Istana Negara.

Tidak cukup hanya menghina, Jonru juga menuduh para pegiat media sosial (medsos) yang diundang ke Istana Negara mendapatkan THR dari pemerintah. Secara tidak langsung Jonru seperti sedang menuduh pemerintah membayar pegiat media sosial (medsos) untuk terus menyebarkan berita-berita yang baik-baik tentang pemerintah. Saya rasa ini sudah termasuk fitnah, terlebih Jonru t hanya menuduh tanpa bukti.

Jonru juga semakin keji menghina Istana ketika dia mengatakan tidak sudi diundang ke Istana untuk buka bersama bahkan menyebutnya sebagai “Najong”. Kata “Najong” ini menurut saya adalah plesetan dari kata najis. Jonru juga mengatakan lebih memilih mati dibanding menghadiri undangan istana untuk buka bersama. Saya kira pernyataan Jonru sangat merendahkan Istana.b

Jujur saya berharap suatu saat Istana benar-benar mengundang Jonru biar kita semua bisa melihat apakah Jonru akan menepati pernyataannya bahwa lebih baik mati disambar petir dibanding datang menghadiri undangan Istana.

Saya yakin pihak Istana tidak akan menanggapi nyinyiran Jonru, karena memang Jonru bukan orang penting. Hanya saja, jika tidak ada yang mengcounter, saya khawatir semakin banyak orang-orang yang mengikuti jejak Jonru. Saya khawatir virus yang ditularkan Jonru akan menyebar ke seluruh penjuru Indonesia. Saya tidak ingin akan muncul banyak sekali orang-orang yang tidak tahu malu berani menghina ulama seperti Prof. Qurasih Shihab dan pemerintah.

Jamaah Salat Idul Fitri Bubar Karena Khatib Ceramah Provokatif Soal Ahok

Tags




Biasanya di media sosial kalau saat sholat Jum’at biasanya sering ada kalimat “sudah walkout aja kalau ada khatib yang khutbahnya provokatif”, tapi saya membatin pernah ada nggak ya orang yang benar-benar meninggalkan masjid dan khatib yang sedang ceramah karena isi khotbah yang provokatif?

Ternyata justru aksi walkout jamaah Shalat justru malah terjadi saat momentum Salat Idul Fitri. Kebayang nggak sih kalau jamaah Shalat yang jumlahnya bisa ratusan hingga ribuan orang tiba-tiba meninggalkan khatib yang sedang ceramah begitu saja.

Kejadiannya di Alun-alun Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Shalat di alun-alun pasti menjadi jujugan banyak warga apalagi di daerah. Entah apakah Bupati Gunungkidul juga salat di situ atau tidak. Yang menjadi khatib adalah Ikhsan Nuriansyah Bajuri.

Dalam khutbahnya, Ikhsan sejak awal menyinggung kasus penistaan agama yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ketua PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Iskanto membenarkan kejadian itu. Menurutnya, isi khutbah tersebut dinilai vulgar dan terlalu banyak menuding pihak lain dan mempermasalahkan kasus penistaan agama tersebut. Sejak awal khutbah, Ikhsan langsung menyinggung tentang kasus penodaan agama yang menjerat Ahok. “Ahok merupakan penista agama,” ucapnya di hadapan ribuan jemaah.

Ikhsan kemudian mengatakan, seorang penista agama tidak harus dibela ataupun dibantu, apalagi dibantu oleh negara termasuk aparat kepolisian. Dia mendukung sepenuhnya hukuman terhadap Ahok agar menimbulkan efek jera dan tidak ada lagi yang menistakan agama.

Jemaah yang semula duduk mendengar khutbah serentak berdiri dan meninggalkan lapangan dan melipat peralatan salat. Ikrar halal bihalal yang sedianya dilakukan usai salat Idul Fitri oleh para jemaah, akhirnya hanya diikuti beberapa orang saja, karena sebagian besarnya telah membubarkan diri.

Jujur ya, kalau saya menjadi Ikhsan maka saya akan merasa sangat malu sekali. Karena apa? Harga diri seorang khatib salah satunya bisa dilihat dari bagaimana jamaahnya mengapresiasi. Seperti Quraish Shihab yang hari ini menuai banyak pujian karena materi khotbah Idul Fitrinya di Masjid Istiqlal Jakarta yang mengedepankan soal pemahaman Islam dan cinta tanah air misalnya.

Lagipula buat apalagi sih masalah penistaan agama oleh Ahok kok masih saja terus digoreng di mimbar keagamaan? Tidak cukup dengan kekalahan Ahok di Pilkada dan dia pun kini sudah menghuni rumah tahanan di Mako Brimob Depok. Keinginan kalian yang menyalahkan Ahok sudah dituruti, terus mau menuntut apalagi? Sementara banyak persoalan umat yang harusnya jauh lebih penting untuk diperhatikan dan diberi nasehat melalui ceramah keagamaan. Ada apa sih dengan Ahok kok sampai di pelosok Gunungkidul saja masih ada yang membahasnya sebagai sebuah polemik?

Saya Muslim, saya tidak merasa Ahok melecehkan agama saya. Lah memang banyak kok orang yang memanfaatkan ayat Qur’an untuk ‘jualan’ kepentingannya. Ya lihat saja kemarin juga ada ulama yang dikenal sebagai pakar pengobatan dan sering memimpin majelis dzikir namun tertangkap di Lampung karena penipuan kan? Baik untuk memperkaya diri sendiri maupun kepentingan politis apa yang diucapkan Ahok itu nyata. Dan mungkin masalah seperti ini tak hanya terjadi di kalangan Muslim. Di kalangan umat Kristiani maupun agama lain juga bisa jadi ada pemuka agama yang mencampur adukkan urusan agama dengan kepentingan tertentu. Bukankah begitu?

Tapi saya mencoba paham bahwa di luar yang punya kepentingan politis, ada juga masyarakat yang memperoleh informasi keliru dan menafsirkan Ahok menghina. Namun apakah hukuman yang diterima sekarang masih belum cukup?

Saya rasa ini sebetulnya adalah lonceng bagi kalian yang jumawa sudah bisa menggiring Ahok ke penjara. Tidak semua orang setuju dengan pandangan kalian. Mungkin kalian terkesima dengan demo yang diklaim diikuti jutaan umat, vonis hakim, atau sederhananya kebetulan kalian memang hidup di lingkungan orang-orang yang pemikirannya sama bahwa Ahok salah.

Sementara jutaan orang lain, Muslim di Indonesia, belum tentu punya pandangan yang sama. Saya yakin jamaah yang hadir di Alun-Alun ini tak hanya warga sekitar saja, pasti banyak juga masyarakat yang sedang dalam perjalanan ataupun memang pulang kampung ke Gunungkidul kemudian menyempatkan diri untuk salat di situ. Mereka punya cara pikir yang beda dengan si khatib. Dan saya salut dengan keberanian dan ketegasan mereka untuk meninggalkan khotbah yang provokatif seperti ini. Memang inilah Hari Kemenangan untuk yang mau berpikir dan bersikap waras.

Ini di Gunungkidul saja bisa lho, bagaimana kalian yang di kota metropolitan apakah hanya akan pasrah saja kalau ketemu khatib atau penceramah yang isi khotbahnya provokatifatau berani pergi meninggalkan majelis seperti ini? Ingat, mereka merasa benar karena menganggap ada yang mendengar.


Jumat, 23 Juni 2017

Terima Kasih Jokowi! Pertama Kali dalam Sejarah Pemudik Gembira Karena Lancar

Tags



Di dalam mengantisipasi membludaknya arus mudik Lebaran yang sempat dianggap kafir oleh para kaum bumi datar yang sebenarnya hanya ngeles karena tidak ada modal pulang karena demo bela (katanya) Islam, Jokowi melalui para jajaran menteri yang tergabung di kabinet kerja, menghantam satu per satu mulut haters yang nyinyir. Waduh, kalimat saya barusan sepertinya adalah kalimat terpanjang yang pernah saya buat.



Pemandangan Indah Tol Gringsing

Tahun lalu, Jokowi dianggap gagal di dalam menyediakan sarana dan prasarana transportasi mudik lebaran. Tentu kita ingat jalur neraka Brexit yang macet panjang, ada yang mengatakan belasan kilometer, bahkan puluhan kilometer.

Dalam keadaan panas dan macet tersebut, bahkan media asing maupun lokal menyorot akan hal ini. Kemacetan panjang ini sampai memakan belasan korban jiwa. Dari ‘kegagalan’ yang dimunculkan oleh media kaum bumi datar dan kaum radikal, tentu pemerintah pun belajar dan berbenah.


Brebes Timur (Brexit) 2016


Ramai Lancar, Tidak Padat, Bukti Kerja Jokowi

Di dalam mengantisipasi arus mudik lebaran pada tahun 2017 ini, pemerintah membuat banyak sekali jalan, baik secara fisik maupun fungsional. Pemerintah dengan luar biasa mengakomodasi setiap kebutuhan warga yang ingin mudik, khususnya di Pulau Jawa.

Kita tahu bahwa daerah DKI Jakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Maka sulit dibayangkan jika para pendatang dari luar Jakarta secara serentak keluar dari Jakarta untuk pulang ke kampung halaman mereka. Ada satu kisah yang menyentuh mengenai pengalaman pemudik.

Meski belum sepenuhnya rampung, tol Kaligangsa-Gringsing yang digunakan sebagai tol darurat dan hanya dipakai sebagai jalir alternatif dari Brebes Exit menuju Batang, tol ini memberikan kesan tersendiri bagi para pemudik. Jalan tol alternatif ini sebenarnya masih berdebu dan belum dibersihkan, namun tetap saja jalan yang dibangun di era Jokowi pun mencuri perhatian para pemudik.


Wibowo, seorang pemudik mengaku lebih memilih jalur alternatif tersebut dibanding melalui jalur tol. Kita tahu jalan tol adalah jalan umum, maka semua kendaraan melintas di daerah sana, dan cenderung macet. Ditambah lagi, dengan tidak adanya kendaraan besar dan hamparan sawah yang berada di sekeliling tol darurat menjadi salah satu pencegah jenuh saat menyetir kendaraan.

“Kalau jalan biasa selalu ada mobil besar atau truk kontainer, kalau lewat sini kita tenang walau debu-debu. Seneng karena lihat pemandangannya, ada miring-miringnya kayak padang pasir,” ceritanya.

Pengalaman mudik tahun ini sangat berkesan, karena memang pemerintah mempersiapkan hal ini jauh-jauh hari. Pemerintah yang memikirkan rakyatnya, tentu disenangi oleh rakyat. Saya tidak dapat membayangkan jika sang pangeran gembrot nyaris stroke berkuda memimpin Indonesia.


Jadi Kepingin Mudik, Tapi Tidak ada Kampung

Mungkin saja di dalam mengantisipasi kemacetan mudik, pangeran gembrot nyaris stroke tersebut memberikan alternatif aneh. Para pemudik bisa saja disuruh menggunakan delman atau kuda agar bisa menembus sawah. Hahaha. Memang si gembrot ini bisa saja, ia hanya bisa tersakiti dan menganggap dizolimi dengan cara yang terstruktur, sistematis dan masif. Hahaha.

Memang di dalam mudik, kita tidak bisa berharap terlalu tinggi, yakni lancar sepanjang jalan. Pasti ada kemacetan-kemacetan yang terjadi di simpul-simpul jalanan tertentu. Namun di dalam lebaran kali ini, Jokowi dan menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, berhasil memecah simpul-simpul kemacetan maupun bottle neck effect di berbagai pintu tol dengan sangat efektif.

Hal yang masih belum mendapat solusi adalah tol yang terdapat di pinggiran Jakarta seperti Cikarang, Bekasi, Cikampek, Padalarang. Memang di dalam infrastruktur sudah sangat baik, meskipun ada beberapa keluhan seperti antrean toilet. Ini bukan hal yang signifikan, meskipun pemerintah tetap harus mengevaluasi hal ini.

Entah mengapa, keberadaan Jokowi di Indonesia dilihat sebagai keberadaan yang sangat diperlukan oleh warga Indonesia. Pembangunan yang dilakukan tidak main-main. Sampai sekarang pun kita dapat merasakan apa yang menjadi kekuatan Jokowi di dalam bekerja dan menjalankan mandat rakyat. Bahkan seorang pemudik biasa seperti Wibowo sangat terkesan dengan mudik kali ini.

“Repotnya darurat semua, antrean toiletnya panjang banget. Padahal biasanya nggak seperti ini, tapi keren banget (mudik) tahun ini,” ucap Wibowo.



Akhir kata, bukanlah sesuatu hal yang berlebihan jika kita jatuh kepada kesimpulan bahwa mudik yang menyenangkan ini, merupakan pertama kali dalam sejarah modern Indonesia. Jalan lancar dengan pemandangan indah, nikmat apa lagi yang kau ingin dustai? Keberhasilan Jokowi di dalam mengelola negara ini patut disyukuri. Terima kasih Jokowi! Pun tidak lupa penulis mengucapkan selamat Lebaran! Minal Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin.

Betul kan yang saya katakan?


Ditetapkan Jadi Tersangka, Hary Tanoe Dicegah Bepergian ke Luar Negeri

Tags




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Imigrasi Kemenkumham melakukan pencegahan ke luar negeri terhadap CEO MNC Group sekaligus Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo, terhitung Kamis, 22 Juni 2017.

Pencegahan dilakukan sebagaimana permintaan Bareskrim Polri menyusul adanya penyidikan kasus dugaan pidana pelanggaran Undang-undang Iinformasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dengan tersangka Hary Tanoe.

Demikian disampaikan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Ditjen Imigrasi, Agung Sampurno, saat dihubungi, Jumat (23/6/2017) malam.

Menurut Agung, sebagaimana permintaan penyidik Bareskrim Polri, Hary Tanoe dicegah bepergian ke luar negeri selama 20 hari ke depan sejak pengajuan 22 Juni 2017.

"Iya, ada. Ada surat pemintaan pencegahan ke laur negeri atas nama Hary Tanoesoedibjo dari Bareskrim Polri tertanggal 22 Juni 2017, untuk 20 hari ke depan atas proses penyidikan yang dilakukan Bareskrim Polri. Itu terkait kasus dugaan (pelanggaran) ITE," ungkap Agung.

Menurut Agung, pihaknya telah menerbitkan pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap Hary Tanoe ini sejak pengajuan 22 Juni 2017.

Diberitakan sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri telah menetapkan Hary Tanoesoedibjo sebagai tersangka kasus dugaan ancaman melalui SMS terhadap Kasubdit Penyidikan pada Jampidsus Kejaksaan Agung, Yulianto.

Yulianto merupakan jaksa yang menyidik kasus korupsi pembayaran restitusi pajak PT Mobile-8 Telecom (PT Smartfren) tahun 2007-2009. Tim jaksa penyidik yang dipimpin oleh Yulianto sempat telah menetapkan Hary Djaja dan Anthony Chandra Kartawiria sebagai tersangka serta melakukan pemeriksaan terhadap Hary Tanoe sebagai saksi untuk kasus tersebut.

Namun, dalam penanganan kasus tersebut Yulianto mengaku menerima tiga SMS dan pesan Whatsapp dari nomor telepon Hary Tanoe berisi dugaan ancaman.

Lantas, Yulianto melaporkan dugaan pengancaman Hary Tanoe itu ke Bareskrim Polri pada 27 Januari 2016.

Yulianto menganggap pesan yang dikirimkan Hary Tanoe sebagai ancaman. Sebab, hal itu terkait dengan pengusutan kasus Mobile-8 yang ditanganinya. Sementara, Hary Tanoe membantah isi SMS-SMS yang dikirimkannya kepada Yulianto itu disebut sebagai ancaman.


ALHAMDULILLAH.. Pelarian RIzieq Shihab Berakhir. Pemerintah Arab Saudi Akan Mendeportasi Habib Rizieq

Tags



Begitu simpang siur berita dan cerita tentang petualangan kabur Pentolan Front Pembela Islam ke Saudi Arabia.

Cerita diawali dengan alasan berumroh bersama seluruh keluarga yang awalnya dikatakan adalah undangan dari Raja Salman kemudian cerita berubah menjadi hadiah perjalanan dari Prabowo karena dukungan dan bantuan RIzieq Shihab memenangkan Anies Baswedan di ajang Pilkada Jakarta. Dan terakhir adalah umroh hanya alasan dia untuk menghindari panggilan dari polisi sebagai saksi dari kasus balada cinta rizieq Shihab yang mentah-mentah ditolak oleh 7 juta umatnya dan keukeuh bahwa itu hanya fitnah.

Masa umroh selesai, seyogyanya dia pulang ke Indonesia namun tidak pernah kunjung tiba. Cerita mulai direka. Mulai dari merasa dikriminalisasi pemerintah Indonesia, lalu tersebar ceramah-ceramah dia di Saudi Arabia yang terus menyerang pemerintah Indonesia, lalu permintaan penyambutan kedatangannya di Jakarta dan menyerukan penutupan bandara Soekarno Hatta, lalu cerita tentang unlimited visa dia, sampai berita terakhir kuasa hukum dia yang gila mengaku telah mengirimkan surat ke presiden Indonesia untuk mencabut kasus pornografi Rizieq Shibab dengan dasar hukum yang dia ciptakan.

Tapi apa mau dikata, kebenaran hanya milik orang yang benar dan kesalahan hanya milik orang yang salah. Dan pemerintah Indonesia selama masa Sang Imam Besar kabur-kaburan, hanya bertindak diam. Ya, memang ada cerita tentang ancaman akan dicabutnya passport dia, tapi tidak dilakukan karena ini akan membentur hukum internasional, lalu cerita akan disusul dan diseret paksa, tapi tidak ada fakta yang menguatkan berita. Sampai akhirnya berita yang mengatakan bahwa pemerintah Indonesia hanya akan menunggu dia di deportasi saja.

Ditengah berita-berita itu, tiba-tiba berbondong-bondong tokoh-tokoh nasional yang bersebrangan dengan pemerintah melakukan umroh mulai dari Sandiaga Uno sampai Amien Rais. Semuanya tiba-tiba harus umroh pada masa yang bersamaan dan tersebar foto-foto pertemuan mereka dengan Sang Imam Besar yang disinyalir sebagai pemegang kunci surganya Pilkada Jakarta.

Hari ini saya menemukan berita di youtube tentang pendeportasian Rizieq Shihab ke Indonesia jika visa dia habis dan dia melakukan over stay di Arab Saudi. Lucunya video yang saya temukan ini diunggah pada tanggal 6 june 2017, namun sampai hari inipun berita seputar upaya Rizieq Shihab untuk tidak pulang ke Indonesia masih begitu ramai diberitakan.


Direktur Jendral Imigrasi Kementerian dan HAM, Ronny Sompi, memastikan Rizieq Shihab akan dideportasi dari Saudi Arabia dan kembali ke Indonesia. Pendeportasian itu dikarenakan visanya di Arab Saudi telah habis. Menurut Sompi, bila visa Rizieq Shihab telah habis dan belum juga kembali ke Indonesia, pemerintah Arab Saudi akan menyerahkan Rizieq Shihab ke pemerintah Indonesia melalui Duta Besar di Arab Saudi.

Ronny Sompi menambahkan untuk penyelesaian masalah Rizieq Shihab, dirjen imigrasi perlu pegangan surat resmi dari penyidik sehingga memiliki dasar upaya pemulangan WNI yang dinyatakan sebagai Daftar Pencarian Orang dan juga dapat mencabut passport DPO tersebut. “Kalau visa yang dimiliki oleh Pak Habib Rizieq, itu visa yang diberikan oleh negara tujuan melalui dubesnya. Ngga ada urusannya imigrasi dengan visa tersebut. Kalau visanya habis masa berlaku maka dia over stay, dia akan ditolah sendiri oleh imigrasi setempat (negara yang dikunjungi). Kita tinggal menunggu deportasinya, itu biasanya ada kerja samanya. Jadi ngga perlu dipikirkan kalau habis visanya, pasti yang memiliki visa itu menyadari,…”

Ah, sekarang saya paham. Pencabutan passport terhadap Rizieq Shihab akan dilakukan setelah posisi Rizieq ada didalam negara Indonesia. Seperti saya tulis diatas, jika pencabutan dilakukan pada Rizieq yang posisinya masih diluar teritori Indonesia, ini akan bertentangan dengan hukum Internasional yang melarang siapapun untuk tidak memiliki kewarganegaraan. Artinya, begitu Rizieq Pulang ke Tanah Air dan passportnya di cabut, mau kabur ke Malaysia atau Singapura saja dia tidak akan bisa.

Sebegitu mudahnya untuk memahami peraturan tentang visa ini tapi begitu mudah pula media-media memberitakan setiap omongan para kuasa hukum rizieq Shihab yang “sok iye” tentang hal-hal yang mustahil tentang mukjizat Seorang Rizieq Shihab yang bisa memiliki unlimited visa atau ijin tinggal yang bisa dia dapat lewat jalan belakang melalui teman-temannya di Arab Saudi.

Berita video ini diunggah tanggal 6 Juni, visa Rizieq habis tanggal 12 Juni, hari ini tanggal 23 Juni, Rizieq Shihab sudah over stay di Arab Saudi selama 11 hari. Bisa saja dia tidak pulang dan menjadi penduduk ilegal di Arab Saudi. Itu banyak dilakukan oleh TKI-TKI yang kabur dari majikan atau yang tidak mau pulang ke Indonesia. Namun jika Rizieq Shihab berani melakukan itu, artinya ke 18 anggota keluarganya pun akan melakukan hal yang sama.

Harusnya Polisi dan imigrasi menangkap Rizieq Shihab di Bandara. Apalagi jika pihak penyidik memeberi surat pegangan pada pihak imigrasi untuk dasar pencabutan passport dan RIzieq Sudah jelas dan resmi masuk dalam daftar pencarian orang. Kalau sampai Rizieq Shihab lolos dari Bandara, berarti ada dua kemungkinan: FPI yang sangat licik dan licin mampu menyelundupkan seorang Rizieq Shihab dari Bandara tanpa ketahuan atau ada kerja sama antara orang dalam dengan orang FPI untuk meloloskan dia.


Hary Tanoe Disebut Tersangka, MNC Media Panik, Judul Berita Pun Ngaco-ngaco

Tags




Somplak boleh, tapi koplak ya janganlah. Lho apa bedanya? Ya sudah tidak usah dipikirin sampai mumet segala, mari kita lanjut aja membahas kelakuan politisi karbitan satu ini. Gayanya itu sudah kayak pejabat negara yang punya pengaruh kuat di negara ini, pake acara SMS mengancam Jaksa segala. Hebat nian.


Skakmat yang paling makjleb dan menusuk yaitu kena sikat dari Ruhut Sitompul sampai termehek-mehek.




Yang menarik sekaligus memprihatinkan, nafsunya itu lho yang bikin jijay pake bingits. Nafsu amat ingin jadi Presiden RI. Emangnya laku? Emangnya ada yang mau pilih? Kalau karyawan MNC yang takut dipecat, mungkin iya. Mungkin dari sekian ratus karyawannya, hanya segelintir aja yang milih dia, yang lainnya ogah. Apalagi seluruh rakyat Indonesia, tambah ogah banget.

Teman saya pernah bilang, sebenarnya gampang sih kalau Hary Tanoe mau jadi Presiden, operasi dulu matanya itu lalu jadi mualaf dan naik Haji ke tanah suci. Setelah itu ganti namanya menjadi Haji M. Haryadi Tanuri. Saya langsung nyamber, hush jangan kenceng-kenceng nanti lu diancam pake SMS, bisa nyahok lu.

Selain kena ancam pake SMS, lu juga nanti diancam dan ditakut-takuti di media sosial oleh gerombolan akun siluman yang dikerahkannya dari gedung MNC. Teman saya hanya melongo.

Ya iyalah, jangankan kita-kita yang hanya warga negara biasa, lha wong sekelas Jaksa aja berani dia intervensi, pake SMS gelap lagi. Dulu pertama kali kasus itu meledak ke permukaan, tidak mau mengaku, eh lama-lama akhirnya mengaku juga kalau dia yang SMS. Orang tidak labil begini gimana bisa mimpin negara ini?

Akibat prilakunya yang koplak itu sekarang dia kena batunya, dipanggil Polisi untuk dimintai keterangan. Dengan mengirim SMS ke Jaksa yang sedang bertugas, itu namanya intervensi dan percobaan pengancaman secara halus.

Jadi percuma mau ngeles tingkat dewa dengan cara apapun, mau bilang kata-kata dalam SMS itu kata-kata bersayaplah, jamaklah, tunggal lah, whateverlah, tetap aja bersalah. Apalagi SMS gelap itu dilaporkan ke Polisi, sama Jaksa lagi. Amsiong kan jadinya?


Dan yang konyol dan bikin geli, semua media dibawah naungan MNC Group milik Hary Tanoe kini panik dan kalang kabut. Saya tahu para pembaca yang budiman pasti ogah baca berita-berita di medianya Hary Tanoe, seperti Okezone, Sindonews, dan lain sebagainya itu, tapi coba deh sekali-kali nengok judul-judul berita di media-media miliknya.



Tapi jangan ngakak sampai salto jumpalitan ya, mulai dari judul sampai isi berita diseluruh medianya sudah kayak orang kalap yang kesurupan membabi-buta. Kelihatan banget segala sumber daya dikerahkan sekuat tenaga untuk membela junjungan mereka Hary Tanoe itu.

Ini pelajaran bagi semua konglomerat yang cari makan di negeri ini, jangan karena punya duit bejibun, lalu bertindak semau-maunya dan semena-mena seenak udel, seolah-olah sudah punya kekuasaan ngatur-ngatur negara ini, seolah-olah kebal hukum, seolah-olah tidak ada yang berani.

Mbok ya instropeksi, tidak semua aparatur negara bisa dibeli dengan uang, tidak semua aparat negara mau terima upeti dengan dalih gaji bulanan. Kalau mau cari nama, jangan pakai cara-cara yang licik dan super bulus. Itu aja clue-nya.

Orang swasta aja tapi sok berpengaruh. Baru punya partai gurem aja sudah bikin diri sok hebat, sok-sokkan ikut dalam pusaran arus oposisi segala untuk menjatuhkan wibawa pemerintah yang sah dengan cara-cara yang halus dan terselubung. Ngaca dong, boss.

Hormati juga aparat negara yang sedang bertugas, jangan diintervensi dengan cara-cara politik kalau masih bau kencur di dunia politik. Diperalat orang dan ambisi pribadi itu yang menghancurkan hidup seseorang. Jika tidak merasa bersalah, sampaikan itu di Pengadilan nanti dengan fakta dan bukti yang sahih. Kalau tidak bersalah, ya bebas keluar dari pengadilan dengan senyum sumringah.

Kalau bersalah, ya sudah lupakan semua kemewahan dan keglamouran hidup yang dinikmati selama ini dengan mendekam dibalik jeruji besi dan dinginnya lantai penjara. Sekaligus untuk merenungi diri dari balik penjara, sudah pantaskah saya terjun ke politik?

Lho emangnya Hary Tanoe sudah tersangka? Jangan tanya saya, tanya saja kepada pasir yang berbisik dan rumput yang bergoyang, karena segala sesuatu ada masanya, segala sesuatu akan tiba saatnya.

Intinya, barang siapa menabur angin, maka ia akan menuai badai. Dan barang siapa menabur badai, maka akan menuai bencana. Hukum karma tak pernah ingkar janji, Gusti Allah Ora Sare. Sudah itu saja.


Kura-kura begitu.



Sumber

Selasa, 20 Juni 2017

Dalih Jakarta tak kondusif, Rizieq bakal rayakan lebaran di Saudi

Tags



Merdeka.com - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dipastikan tidak akan merayakan Hari Raya Idul Fitri di Ibu Kota. Demikian diungkapkan kuasa hukum Habib Rizieq Syihab, Sugito Atmo Pawiro.

"Kalau untuk lebaran ini beliau (Rizieq) mau lebaran di Arab," ujar Sugito saat dihubungi, Selasa (20/6).

Habib Rizieq, lanjut Sugito, akan merayakan hari kemenangan bersama saudaranya.

"Ya bersama keluarga semuanya. Keluarga ada di sana. Semuanya di sana. Ya jadi nggak ada rasa kesepian dalam artian seperti di rumah aja karena masih ada keluarga yang berkumpul."

Dalih Rizieq tak juga kembali ke Ibu Kota, bahkan pada momen lebaran lantaran situasi Jakarta yang dirasa sudah tak kondusif. Sebab dirinya mengira kalau dalam kasusnya pihak polri telah diintimidasi.

"Tadinya sih kalau ada titik temu yang baik, kalau ada win win solution tadinya Habib mau Lebaran di sini. Tapi ini juga belum kondusif ya jadinya tida pulang pas lebaran," tandasnya. [rhm]


Tawaran rekonsiliasi Rizieq bertepuk sebelah tangan

Tags


Merdeka.com - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengusulkan dibentuk forum rekonsiliasi antara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dengan pemerintah. Dia meminta pakar hukum Yusril Ihza Mahendra untuk mewakili pihak GNPF dengan pemerintah. Namun keinginan itu bertepuk sebelah tangan.

Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menilai, rekonsiliasi istilah yang tepat untuk memediasi GNPF MUI dengan pemerintah.

"Rekonsiliasi itu istilah yang sangat berat ya. Itu antara satu badan pemerintah dengan satu badan yang kira-kira setara dengan pemerintah itu namanya rekonsiliasi. Tapi warga negara dengan warga negaranya itu enggak ada istilah rekonsiliasi kurang tepat," jelasnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (20/6).

Dia mengingatkan, proses hukum yang membelit Rizieq Shihab akan terus berjalan. Pemerintah tidak akan mengintervensi penegakan hukum di Tanah Air. "Kita serahkan proses hukum yang sedang berlangsung," tegas Wiranto.

Pekan lalu, melalui rekaman suara yang beredar, Rizieq menyatakan usulan rekonsiliasi itu pertama kali datang dari Yusril Ihza Mahendra. Rizieq mengaku telah menyampaikan usulan rekonsiliasi itu ke pihak pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Namun demikian, usulan itu ditolak.

"Karena itu kepada bapak Yusril Ihza Mahendra dan kawan-kawan yang lainnya perlu membuat satu format yang tepat bagaimana rekonsiliasi yang bisa mengantarkan kepada kedamaian dan menyetop segala kegaduhan. Bagi saya di Tanah Suci tentu saya selaku pembina GNPF MUI tetap ingin mengedepankan dialog dan musyawarah dan lebih mengutamakan rekonsiliasi," tutur Rizieq.

"Kalau rekonsiliasi itu tetap ditolak oleh pihak seberang sana, sementara para ulama terus menerus dikriminalisasi, para aktivis terus-menerus diberangus yaitu kebebasannya, diberangus hak asasi manusianya, dan rakyat jelata terus menerus dipersulit, dan Islam juga terus menerus dimarginalkan, maka tidak ada kata lain yang harus kita lakukan kecuali lawan. Jadi sekarang pilihannya ada di hadapan pemerintah, rekonsiliasi atau revolusi," ujarnya.

Yusril sendiri mengaku siap mengajukan formula rekonsiliasi yang dinilainya dapat diterima kedua pihak demi kesatuan dan persatuan bangsa. "Anda kan tahu, posisi saya berada di tengah, Insya Allah hubungan pribadi saya dengan para ulama mubalig dan tokoh-tokoh aktivis, begitu juga hubungan saya dengan tokoh-tokoh kunci baik di pemerintahan maupun di badan legislatif dan yudikatif sangatlah baik," kata Yusril melalui keterangannya, Minggu (18/6).

Yusril berpendapat adanya rekonsiliasi antara GNPF MUI, Habib Rizieq dan sejumlah tokoh ulama yang lain, serta para aktivis yang dituduh makar sangatlah penting bagi memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. "Energi pemerintah harus difokuskan untuk menyelesaikan persoalan ekonomi dan pembangunan bangsa seluruhnya, sehingga beban-beban lain di bidang politik mestinya bisa dikurangi," kata dia. [bal]


Sungguh Berani, Rizieq Beri Pilihan Pada Pemerintah: Rekonsiliasi Atau Revolusi

Tags



Sebuah keberanian yang sungguh luar biasa jika mampu menantang pemerintah, apalagi jika ada ultimatum untuk revolusi. Benar-benar salut untuk Rizieq. Di satu sisi keberaniannya diragukan karena kabur ke luar negeri, tidak berani pulang untuk menghadapi kasus yang sedang menimpanya. Tapi di sisi lain, keberaniannya patut diacungi jempol karena berani mengungkit tentang revolusi atau berani mengultimatum pemerintah. Super sekali.

Rizieq hingga kini masih belum berani pulang ke Indonesia, dengan alasan kasusnya dikriminalisasi. Rizieq juga sempat mengapresiasi Yusril Ihza Mahendra yang dianggapnya telah memberikan kontribusi besar, yaitu mengusulkan rekonsiliasi antara ulama dan pemerintah atas masalah hukum yang sekarang menimpa Rizieq dan sejumlah tokoh.

“Ini satu usulan yang brilian karena pada dasarnya GNPF MUI jauh dari sebelum digelarnya aksi bela Islam 1, 2, 3, dan seterusnya itu telah mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk kita duduk dialog, untuk kita musyawarah terhadap berbagai macam persoalan bangsa,” kata Rizieq dalam rekaman.

“Tapi, semua permohonan tersebut selalu ditolak, selalu diabaikan, entah apa sebabnya. tapi yang jelas, para habib dan ulama di GNPF MUI tidak pernah bosan terus menerus menyerukan dialog dan musyawarah, untuk mewujudkan rekonsilisasi,” kata Rizieq.

“Akan tetapi kalau rekonsiliasi itu gagal. kalau rekonsiliasi itu tetap ditolak oleh pihak seberang sana, sementara para ulama terus menerus dikriminalisasi, para aktivis terus menerus diberangus yaitu kebebasannya, diberangus HAM-nya, dan rakyat jelata terus menerus dipersulit, dan Islam juga terus menerus dimarjinalkan, maka tak ada kata lain yang harus kita lakukan, kecuali lawan,” kata Rizieq.

“Jadi sekarang pilihannya ada di hadapan pemerintah. Rekonsiliasi atau revolusi. Itu saja yang bisa saya sampaikan dari Tanah Suci, semoga anda semua selalu dilindungi, diberkahi oleh Allah SWT, sampai jumpa di Tanah Air. Selamat berbuka puasa. Wasalam….” kata Rizieq.

Ulama mana yang dimaksud Rizieq dikriminalisasi pemerintah? Yang saya tahu tidak semua ulama. Dan satu hal penting, ini bukan masalah kriminalisasi, tapi mengusut kasus yang kebetulan menimpa ulama.

Aktivis mana yang diberangus kebebasan dan HAM? Tolong deh jangan bicara HAM, itu pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu yang memakan korban kenapa tidak dikomentari? Begal dan rampok sadis yang memakan korban jiwa yang marak akhir-akhir ini kenapa tidak dikomentari? Itu masalah HAM yang jauh lebih parah. Jadi aktivis mana yang dimaksud? Apakah semua aktivis?


Rakyat jelata terus dipersulit? Apakah sudah bertanya kepada semua rakyat? Atau jangan-jangan hanya rakyat tertentu lalu dianggap semua rakyat jelata. Ini lagi-lagi generalisasi yang konyol. Saya pernah bahas di artikel saya yang sebelumnya. Silakan baca di link bawah.

Ucapan Rizieq seolah mewakili semua ulama, semua rakyat jelata, dan umat Islam. Yah, biarlah, itu hak beliau. Mungkin bisa jadi, dia bisa dan berani mengatakan itu karena sedang berada di luar Indonesia. Mungkin respek akan berkali lipat jika Rizieq berani mengatakan ini (memberi pilihan rekonsiliasi atau revolusi) di Indonesia. Tapi misalkan Rizieq masih di Indonesia, mungkin takkan seberani sekarang, karena kasusnya saja dihadapi dengan cara kabur ke luar negeri. Dan saat itu kita ingat banyak versi alasan mengapa pergi ke Arab Saudi, mulai dari rumah di-sniper, umroh atas undangan Raja Salman, melanjutkan studi di Malaysia, minta bantuan PBB, hingga rumor pesawat jet pribadi dipinjamkan konglomerat asal Arab Saudi kepada Rizieq. Ujung-ujungnya persis seperti yang ditebak banyak orang, yaitu karena ingin menghindar dari kasus yang menimpanya.

Justru kalau ingin revolusi, saya penasaran mau pakai apa? Memangnya seberapa kekuatannya hingga yakin bisa melawan pemerintah dengan cara revolusi? Melihat dirinya yang sering lantang dalam berbicara tapi setelah melihat dia pergi keluar negeri untuk menghindari kasusnya, sepertinya ucapannya itu tidak lebih dari gertakan semata. Tapi mari kita anggap serius saja.

Apakah pemerintah gentar dengan satu orang ini? Pilihan yang diberikan Rizieq sebenarnya mirip sebuah tantangan untuk menguji seberapa tegas pemerintah dalam menghadapi Rizieq. Tantangan ini sekaligus membuat publik melihat bagaimana wibawa pemerintah dalam hal ini. Rizieq yang terkenal memiliki banyak kontroversi kali ini menciptakan kontroversi lainnya dengan mengultimatum pemerintah sesuai kehendak hatinya. Mungkin sudah saatnya pemerintah menunjukkan wibawa dan ketegasannya. Mari kita lihat apa yang akan terjadi pada episode selanjutnya.

Bagaimana menurut Anda?



Minggu, 18 Juni 2017

Tamparan Keras Buat Anies Sandi, Djarot : “Menangnya Hanya Pakai SARA? Mohon Maaf”.

Tags



Djarot secara resmi akan menjabat sisa waktu jabatan Gubernur DKI. Berarti Jakarta masih ditangan Djarot dan tidak bisa diganggu gugat. Namun tetap saja pihak Anies-Sandi ngotot ingin memasukkan janji lewat Tim Sinkronisasi yang ternyata didukung banyak pihak tertentu.

Ahok-Djarot memang kalah suara, tapi hanya kalah disitu. Ahok saat kalah apa yang terjadi? Ribuan karangan bunga ucapan terima kasih datang. Anies saja sampai sewot, masak dia yang menang eh lawannya yang mendapat ucapan selamat? Djarot sendiri menyatakan bahwa kekalahan mereka memang karena SARA.

“Kemarin kami kalah ya, kurang suara, tetapi secara esensi, masyarakat yang kami temui (menyampaikan) justru sebagai pemenang sejatinya adalah kita semua karena kita berdiri tegak dalam ideologi. Menangnya hanya pakai SARA? Mohon maaf,” ujar Djarot

Djarot menuturkan, meskipun Ahok dan dirinya kalah, tetapi warga yang memberikan simpati terhadap perjuangan mereka bukan hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga dari daerah lain di Indonesia. Menurut Djarot, semua pihak mengapresiasi kinerja Ahok-Djarot selama memimpin DKI Jakarta.

Kekalahan Ahok-Djarot sama sekali tidak memalukan. Kekalahan mereka malah sangat disayangkan, menunjukkan bahwa SARA masih laku di Jakarta. Hebatnya Anies-Sandi sama sekali tidak malu membiarkan kasus SARA melambungkan mereka, yang penting jabatan ditangan, urusan lain itu belakangan.

Bila Anies-Sandi sekarang ingin ngebut memegang kendali APBD, Djarot masih berfokus melayani rakyat Jakarta. Djarot juga meminta bantuan PDIP agar tidak berulah saat dirinya masih menjabat.

“Bisa nggak kira-kira? Yang dulu nakal, jangan nakal lagi. Mari sama-sama bekerjasama, bergotong royong memberikan kepada masyarakat Jakarta,” kata Djarot.

Bagaimana dengan Ahok sendiri? Wah kalau orang yang satu ini kualitasnya sudah tidak diragukan. Saat masih dipenjarapun Ahok tetap berusaha membantu rakyat Jakarta. Dalam pertemuan dengan Ahok, Djarot mengaku telah melaporkan sejumlah ” pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan Pemprov DKI Jakarta

Hebat bukan? Sudah dipenjara, eh Ahok tetap kerja. Apa Ahok tidak sakit hati karena warga Jakarta sudah ‘mengkhianati’ dirinya? Ahok itu mencurahkan sepenuh hati untuk warga lho, dibalas pake titik-titik. Jakarta tidak pantas memiliki seorang Ahok.

Ahok saja meski dituduh menista Agama Islam, dirinya tidak membalas dengan membenci Islam. Dirinya tetap peduli dan malah menanyakan bagaimana pembangunan Masjid di Kalijodo.

“Beliau (Ahok) tanya bagaimana kelanjutan pembangunan masjid di Kalijodo,” ujar Djarot

“Saya sampaikan masih on schedule, Insya Allah tanggal 5 (Oktober diresmikan),” kata Djarot.

Pemenang Sejati

Ahok-Djarot bisa dibilang sebagai pemenang sejati di Jakarta. Mereka tetap teguh dan tidak mau memakai SARA sebagai senjata, tidak seperti kaum sebelah. Mereka tetap peduli kepada warga masyarakat. Lihat sekarang, kapan lagi Anies-Sandi menyatakan hal yang pro rakyat?

Janji mereka sekarang ketahuan banyak bolongnya. Kartu Jakarta Jomblo dibatalkan, KJS dan KIS melanggar aturan, DP nol persen juga melanggar aturan. Yang sekarang mereka janjikan hanya ‘merangkul semua’ makanya mereka melakukan pertemuan dengan SKPD dan DPRD DKI. Rakyat? Terima kasih atas suara anda.

Sandiaga sekarang tetap berusaha sowan ke Djarot. Untuk apa? Ya agar janji mereka dimasukkan kedalam anggaran DKI sebelum mereka resmi menjabat? Curi start? Bukan ah, selama kami sendiri yang melakukan, semuanya sah. Sandiaga saja akan mengunjungi rumah Djarot saat lebaran nanti.

“Kami rencananya hari pertama (Lebaran) ke Taman Suropati (rumah dinas Gubernur DKI), hari pertama Lebaran,” kata Sandi

Perlu diketahui bahwa Djarot belum merespon keinginan Sandiaga untuk saling bertemu. Djarot ingin kerja, tapi Sandiaga ingin bisa mengutak-atik anggaran bahkan sebelum mereka menjabat. Bisa dilihat kan mana yang memang kerja dan yang mana haus kekuasaan?

Djarot tidak mungkin tidak sakit hati mereka kalah seperti ini. Djarot tidak akan membiarkan anggaran DKI diutak-atik selama dirinya masih menjabat. Anies-Sandi hanya bisa gigit jari, penganti Ahok memang tidak galak tapi sama pelitnya.

Kalau menang memakai SARA ya, siapa yang mau membantu secara sukarela kalau tidak mendapatkan sesuatu?



Inilah Pencapaian Jokowi Selama Menjadi Presiden RI ke-7

Tags




Ir.H.Joko Widodo yang biasa dikenal dengan nama Jokowi lahir di Surakarta, 21 Juni 1961 lulusan dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada pada tahun 1985. Pak Jokowi memiliki istri yang bernama Ibu Hj.Iriana Joko Widodo dan mempunyai 3 anak yang bernama Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.

Jokowi dikenal sebagai orang yang sederhana, baik hati, jujur, tegas dan suka blusukan sehingga namanya terkenal di seluruh daerah Indonesia dan membuat beliau menjadi Presiden RI ke-7. Pada saat pidato pelantikannya, Jokowi berjanji bahwa akan membangun pemerintahannya yang terus bekerja untuk rakyat dan rakyat bisa merasakan pelayanan dari pemerintahannya.

Jokowi memberi nama kabinetnya yaitu Kabinet Kerja. Sampai sekarang Jokowi telah menepati janjinya kepada rakyat sehingga rakyat bangga dengan beliau walaupun ada beberapa pihak yang tidak senang dan ingin menjatuhkan Jokowi dengan memfitnah beliau seorang PKI tetapi Jokowi dengan sikap tegasnya langsung membantah pernyataan tersebut.

Pencapaian Jokowi selama awal pemerintahannya saja, sudah membuat warga Indonesia sangat bangga terhadap beliau dikarenakan beliau sangat memperhatikan masyarakat yang kurang mampu dengan meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dapat meringankan beban masyarakat Indonesia yang kurang mampu dalam hal pengobatan secara gratis dan juga anak-anak yang sebelumnya sudah putus sekolah bisa melanjutkan lagi sekolahnya.

Jokowi juga meluncurkan Program Keluarga Harapan yang bertujuan mengurangi beban masyarakat yang sangat miskin dan diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi sehingga generasi yang berikutnya akan keluar dari perangkap kemiskinan serta Jokowi juga meluncurkan Program Makanan Tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan makanan yang baik dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil dan anak balita.

Pak Jokowi juga menegaskan bahwa beliau akan memperkuat sektor kemaritiman dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Karena pemerintahan sebelumnya tidak peduli terhadap sektor kemaritiman sehingga menimbulkan masalah di laut Indonesia seperti pencurian ikan yang mengakibatkan kurangnya hasil pendapatan negara di sektor perikanan, pelanggaran kedaulatan Indonesia yang dilakukan oleh negara tetangga untuk mencuri sumberdaya alam di perairan Indonesia dan lebih berbahayanya lagi bisa merebut wilayah Indonesia, serta menimbulkan pencemaran laut Indonesia yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab hanya untuk mencuri ikan dengan menggunakan cara mengebom.

Pernyataan Jokowi tersebut telah membuat banyak pihak yang mengapreasi tinggi dan mendukung Jokowi dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Akademisi ITS Surabaya mengapreasi tinggi dengan menggelar kegiatan Sarasehan Nasional Maritim dan Energi 2016, kegiatan ini diharapkan membantu dalam mewujudkan pembangunan nasional berkelanjutan.

Jika pemerintahan Jokowi bisa memperkuat sektor kemaritiman dan dapat memaksimalkan potensi sumber daya perairan di Indonesia, maka tidak akan menimbulkan masalah di laut Indonesia lagi dan mendapatkan banyak keuntungan yang sangat besar, karena wilayah laut Indonesia mencapai sekitar 70 persen dan mempunyai banyak sekali kekayaan alam yang ada di wilayah perairan Indonesia.

Keuntungan yang akan didapatkan jika memaksimalkan kekayaan alam di wilayah perairain Indonesia ini yaitu dapat memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan gizi pada masyarakat karena kekayaan alam seperti ikan yang mengandung banyak protein yang baik bagi perkembangan tubuh manusia dan juga mengandung omega3 yang baik bagi perkembangan otak manusia sehingga keberadaannya sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan gizi pada masyarakat dan juga demi generasi penerus bangsa yang sehat dan pintar, dapat menjadi pengekspor ikan bagi negara yang memerlukannya dan dari hasil ekspor tersebut secara otomatis bisa meningkatkan devisa negara.

Potensi ikan di wilayah perairan Indonesia bisa dilihat pada gambar yang ada dibawah ini.


Gambar potensi ikan di perairan Indonesia

Dan sampai sekarang, pemerintahan Jokowi sedikit demi sedikit membangun dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dengan melakukan pembangunan infrastruktur di Jawa maupun luar daerah Jawa, membangun kekuatan pertahanan maritim Indonesia serta telah memaksimalkan laut Indonesia yang membuat Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disumbangkan dari sektor perikanan terus meningkat dua tahunnya.


Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat selama tahun 2016 sektor perikanan menyumbang PNBP Rp 357,88 miliar atau melonjak 461 persen dibandingkan pencapaian tahun 2015 sebesar Rp 77,47 miliar.

Jokowi juga telah membangun infrastruktur lainnya dari Sabang sampai Merauke, hal ini dilakukan karena selama ini Indonesia sudah tertinggal dalam pembangunan infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahan Jokowi ialah pembangunan infrastruktur besar-besaran di Papua yang membuat decak kagum semua pihak, karena sebelum pemerintahan Jokowi tidak ada yang melanjutkan pembangunan infrastruktur di Papua sejak zaman pemerintahan BJ Habibie.

Di Papua, pemerintahan Jokowi membangun Jalan Trans Papua sepanjang 4.330,07 kilometer dan sampai sekarang Jalan Trans Papua sudah tersambung 3.851,93 kilometer pada akhir 2016 yang lalu. Pembangunan Jalan Trans Papua ini memang sudah direncanakan sudah lama pada saat pemerintahan Pak Habibie, tetapi 70% dilaksanakan di zaman Pak Jokowi dikarenakan dulu hanya membangun di spot-spot tertentu. Ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto.


Gambar Jokowi survey pembangunan Jalan Trans Papua

Pembangunan di pemerintahan Jokowi yang lainnya adalah membangun tiga Pos Lintas Batas Negara yang berada di wilayah perbatasan Kalbar dengan Malaysia. 3 PLBN antara lain PLBN Entikong Kabupaten Sanggau diresmikan 21/12/2016; PLBN Terpadu Badau Kabupaten Kapuas Hulu diresmikan 16/03/2017 dan PLBN Aruk Kabupaten Sambas yang diresmikan 18/03/2017.

Sebelum dibangunnya tiga PLBN tersebut, kondisi PLBN Entikong sangat memprihatinkan dan jika dibandingkan dengan Malaysia, PLBN Indonesia sangat kalah jauh.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan bahwa PLBN di daerah perbatasan yang telah dibangun dan diresmikan tidak kalah megah dengan negara tetangga dan beliau juga menerangkan bahwa akan dibangun pasar modern yang akan segera dibangun pada tahun 2017 ini dan ditargetkan selesai pada 2018 dan tujuan dari pasar modern tersebut agar rakyat bisa menikmatinya.

Dengan telah dibangunnya tiga PLBN di daerah perbatasan tersebut, supaya bisa dimanfaatkan oleh rakyat untuk meningkatkan ekonomi. Selain membangun PLBN di Kalbar, Jokowi juga telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mobile Power Plant (MPP) yang berkapasitas 500 Mw dan 9 infrastruktur ketenagalistrikan yang berada di PLTG MPP Pontianak Kabupaten Mempawah dan telah diresmikan pada 18/03/2017. “Tambahan daya listrik ini untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi 100 ribu rumah tangga,” ujar Jokowi.

Selain PLTG MPP di Kalbar, Jokowi juga membangun 7 PLTG lainnya yang tersebar di beberapa lokasi, yakni: MPP Jeranjang-Lombok dengan daya 2×25 Mw; MPP Air Anyir-Bangka dengan daya 2×25 Mw; MPP Tarahan-Lampung dengan daya 4×25 Mw; MPP Nias dengan daya 1×25 Mw; MPP Balai Pungut-Riau dengan daya 3×25 Mw; MPP Suge-Belitung dengan daya 1×25 Mw (Role Suge); dan MPP Paya Pasir-Medan dengan daya 3×25 Mw (Roll Paya Pasir).

Itulah ulasan saya tentang pencapaian yang luar biasa dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. Semoga saja pencapaian yang luar biasa ini tidak berhenti dan terus berlanjut di pemerintahan Jokowi supaya Negara Indonesia bisa menjadi maju dan bisa bersaing dengan Negara lainnya!

#JokowiUntukIndonesia